Part 9

45 5 0
                                    

"Apakah kalian sudah memutuskan ingin pesan apa?" Tanya seorang pelayan kepada kami berdua
"Kau ingin pesan apa jisoo?" Tanya Jinyoung kepada ku
"Sama saja dengan mu." Jawab ku singkat

   Jinyoung mengangguk, melihat daftar menu. Memesan makanan untuk kami berdua. Setelah itu memberikan buku menu kepada pelayan tersebut. Dan pelayan itu pun menerima buku menu itu, lalu pergi meninggalkan kami.

   Kami berada di restoran saat ini. Tidak terlalu mewah, tapi bisa di katakan termasuk yang terbaik di kota ini. Suasana romantis sangat terasa di restoran ini. Tempat yang pas untuk berkencan. Di sini juga tidak ramai. Hanya ada beberapa pasang orang, yang tidak memperhatikan satu sama lain. Membuat kami dengan bebas duduk disini tanpa menggunakan masker ataupun topi.

   Ya, walaupun tempat ini sepi, tapi tetap saja aku merasa khawatir. Aku tetap melihat sekeliling. Takut jika saja ada seseorang yang memperhatikan kami.

"Jangan terlalu khawatir. Aku juga sering datang ke sini dengan para member ku. Orang yang datang ke sini tidak akan memperdulikan pengunjung lain. Mereka tidak akan memperhatikan kita." Kata Jinyoung yang tahu bahwa aku merasa khawatir dari gerak gerik ku

   Aku mengangguk menandakan bahwa aku mengerti. Dan tanpa sengaja aku menatap mata nya, yang akhirnya membuat ku malu sendiri dan akhirnya menundukkan kepalaku. Ini memang bukan pertama kalinya aku menatap matanya. Tapi berada di tempat seperti ini, hanya berdua dengannya. Terasa sangat canggung. Dan juga otak ku masih terus mengulang ingatan ketika ia menggenggam tangan ku, sepanjang perjalanan ke restoran ini. Membuat ku tanpa sadar menatap tanganku, dan tersenyum.

"Jisoo? Kenapa kau tersenyum sendiri seperti itu?" Tanya nya
"Tidak, tidak apa." Kata ku tanpa melihat kearahnya

   Dia terdiam sejenak, lalu kembali berbicara.

"Jisoo aku sungguh minta maaf." Kata nya secara tiba-tiba, membuat ku langsung menaikkan kepala ku, melihat kearah nya
"Untuk apa?" Tanya ku
"Untuk semuanya. Untuk semua yang telah kau lalui selama aku tidak ada di sisimu."
"Kau tidak perlu.."
"Aku perlu. Perlu meminta maaf kepada mu. Aku sungguh minta maaf karena telah meninggalkan mu. Karena tidak menemukan mu lebih cepat. Karena membuat mu menunggu ku terlalu lama." Kata nya memotong kata-kata ku

   Aku terdiam. Tidak memberikan respon apapun kepada nya. Yang ku lakukan hanya menatapnya, dan menunggu ia melanjutkan kata-kata nya.

"Sungguh. Aku bersumpah Jisoo. Semenjak aku pergi meninggalkan mu. Tidak pernah sehari pun ku habiskan tanpa memikirkan mu. Aku selalu menanti hari dimana aku akan kembali ke korea, dan bertemu dengan mu." Lanjut nya
"Lalu kenapa kau tidak langsung bertemu dengan ku, ketika kau kembali ke sini?" Tanya ku dengan nada kecewa

   Tentu saja aku akan kecewa. Bagaimana mungkin dia mengatakan bahwa dia tidak pernah berhenti memikirkan ku. Dan selalu menanti bertemu dengan ku.

   Tapi melihat kenyataan, bahwa dia sudah kembali ke korea bertahun-tahun lalu dan tidak pernah menemui ku sampai sekarang, membuat ku kecewa. Sangat kecewa. Jika saja bukan karena kecelakaan itu. Jika saja bukan karena kebetulan itu. Tentu saja kami belum berjumpa sampai saat ini.

   Apa semua yang ia katakan hanya kebohongan belaka? Apa dia benar-benar merasa seperti itu? Ini sungguh membuat ku kesal.

   Dia melihat ku. Membaca ku. Dan sepertinya dia mengetahui suasana hatiku saat ini. Dia mengulurkan tangan nya, meraih tangan ku, dan menggenggam nya dengan erat. Membuat ku menatap matanya yang sudah menatap ke arah ku dengan sangat tajam.

"Jisoo, aku tidak menemui mu bukan karena aku tidak mencari mu. Aku mencari mu, sungguh. Aku mendatangi rumah lama mu, tapi kau tidak ada di sana. Tetangga mu mengatakan bahwa kau sudah pindah sejak lama. Dan mereka tidak tahu dimana keberadaan mu. Aku tidak tahu harus kemana mencari mu saat itu. Itu juga membuat ku sedih karena tidak bisa menemukan mu lebih cepat." Kata nya mencoba menjelaskan pada ku

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang