47. Wedding Day

4.2K 436 40
                                    

-Attention! Part ini lebih panjang dari biasanya. Jadi diharapkan bacanya perlahan dan jangan bosen ya🤣-

Hari yang ditunggu tiba. Dengan hati senang Rosé bangun dari tempat tidurnya dan berusaha menghilangkan kantuk yang terus memaksanya untuk kembali tertidur karena waktu masih menunjukkan pukul lima pagi.

"Unnie datang, sayang." Rosé meloncat bangun dari kasurnya. Setelah itu ia melakukan kegiatan mandinya selama beberapa menit.

Setelah selesai, ia melangkah keluar dari kamarnya untuk memeriksa apakah kedua kakaknya sudah bangun atau belum. Dilihatnya suasana mansion yang masih gelap dan sepi karena seorangpun belum ada yang bangun. Rosé juga tidak tahu apakah kedua orangtuanya ada di rumah atau tidak.

Tok! Tok!

"Unnie, sudah bangun?"

"Eoh! Sudah, Chaeyoung-ah~" setelah mendapatkan jawaban, Rosé mengangguk dan kali ini pergi ke kamar Jennie.

"Aku masuk, ya." Tanpa sebuah ketukan pintu Rosé langsung menapaki kamar Jennie. Entah sudah berapa lama ia tidak memasuki kamar itu, karena jarak antar dirinya dan sang kakak yang membuat semuanya berubah.

"Baru unnie ingin membangunkanmu." Jennie bersuara dan melirik Rosé sebentar. Dirinya sibuk memasukkan sisa pakaian yang sekiranya akan ia pakai di Amerika nanti.

"Kenapa membawa dress? Memangnya kita mau pesta?" Mata Jennie memincing tak percaya. Apakah kesadaran Rosé belum sepenuhnya terkumpul? Kenapa adiknya itu bertanya sesuatu yang sudah ia tahu jawabannya?

"Ya! Kau lupa? Besok adalah hari pernikahan imo." Pekik Jennie sambil mengetuk pelan kepala Rosé. Sang pemilik kepala hanya menyengir tak berdosa.

Berita pernikahan itu memang sudah Jessica sampaikan pada keluarganya yang ada di Korea, tak terkecuali Sungjae dan Sooyoung. Namun karena adik dan adik iparnya itu orang tersibuk di dunia, jadi Jessica wajar saja karena kedua manusia itu tidak bisa datang.

Berbeda dengan ketiga keponkannya yang memberikan reaksi antusias, karena mereka juga tahu jika Jessica sudah sangat siap untuk menikah dan melepas masa lajangnya.

Jisoo, Jennie, dan Rosé yang sudah berkenalan dengan Taecyeon melalui panggilan video yang dilakukan beberapa hari yang lalu, walaupun sebetulnya mereka sudah tahu Taecyeon karena ia merupakan pimpinan senuah agensi yang menaungi banyak artis terkenal.

"Chaeyoung-ah," sadar dari lamunannya, Rosé menoleh apda Jennie yang kini sudah terduduk disebelahnya.

"Mianhae." Satu kata itu lolos dari mulut Jennie. Namun dengan jelas bisa Rosé dengar perasaan kecewa dan penyesalan yang besar.

"Untuk apa?"

"Semuanya. Unnie jahat padamu dan unnie egois karena berusaha memisahkanmu dengan Lisa. Padahal seharusnya kita bisa bersatu kembali seperti dahulu tanpa harus berlomba siapa yang lebih cepat."

Rosé tak menanggapi. Ia memilih untuk mendekap sang kakak dan mengelus lembut punggung Jennie.

"Aku sudah melupakannya. Jadi jangan dibahas lagi." bohong jika dikira Rosé benar-benar sudah melupakannya. Tentu saja ia masih menyimpan rasa kecewa, marah, dan sakit hati pada kakak keduanya itu. Tapi sebisa mungkin ia melupakannya dan berusaha untuk memaafkannya.

Tok! Tok! Tok!

"Unnie mencarimu di kamarmu, Chaeng." Jisoo menggelengkan kepalanya. Pagi-pagi seperti ini membuatnya harus mencari keberadaan Rosé yang tidak terlihat di manapun termasuk kamarnya.

Can I Say "If" [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang