Ringisan pelan itu tak berhenti keluar dari mulut Lisa. Tubuhnya yang meringkuk dan wajah yang penuh dengan peluh lelah itu benar-benar terlihat menyedihkan.
"Gwa-gwaenc...hana..." Lisa menahan napasnya sejenak, berusaha menahan semua rasa sakitnya sendiri.
Tangan lemasnya mulai bergerak mengambil tabung obat di nakas sebelahnya. Lisa meraih obat itu tetapi karena taka da tenaga yang tersisa lagi, Lisa menjatuhkan tabung obatnya yang kebetulan tidak tertutup. Semua obat itu bercecer ke lantai dan hanya menyisakan tabung kosong.
"Jebal...k-kenapa dadaku sangat sakit..." lirih Lisa ditengah rasa sakitnya yang benar-benar menyiksa.
Tubuh kurus Lisa terkulai lemah di ujung ranjangnya sendiri. Gadis itu menutup kedua matanya dengan keringat yang memenuhi dahi dan pelipisnya. Padahal gadis itu sedang menunggu Jaehyun yang akan berkunjung untuk menemaninya berjalan-jalan sebentar.
********
Jessica berlari membabi buta saat mendengar kabar dari Jaehyun bahwa Lisa kembali dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan tak sadarkan diri. Padahal dirinya tadi masih ditengah-tengah rapat dengan client penting untuk mempromosikan barangnya ke jaringan yang lebih luas, tapi setelah mendengar kabar itu, tanpa ragu Jessica langsung berlari keluar dari tempat meeting dan menancap gas mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Jessica mengabaikan rasa lelahnya dan terus berlari menyusuri koridor rumah sakit yang sangat panjang dan tak terlihat ujungnya. Jessica merutuki bangunan megah itu karena merepotkan menurutnyam
"Lisa...L-lisa di mana, Jaehyun-ah?" Tanya Jessica tengan napasnya yang tersengal-sengal. Jaehyun mendongak frustasi lalu langsung berdiri setelah melihat Jessica yang masih lengkap dengan baju kerja formalnya.
"Bambam hyung membawanya ke UGD untuk pemeriksaan lebih lanjut" jawab Jaehyun yang membuat Jessica terduduk lemah.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Jaehyun-ah? Lisa terlihat baik-baik saja tadi pagi" Jaehyun menggeleng menandakan tak tahu.
"Tadi pagi aku berjanji untuk menemaninya berjalan santai di taman belakang mansion, tapi saat tadi aku datang, Lisa sudah terkulai lemah di pinggir ranjangnya dengan keadaan tak sadarkan diri"
Setelah pembicaraan singkat itu, mereka berdua terdiam dengan rasa khawatir masing-masing. Hanya bisa berdoa dan berharap Bambam keluar dengan kabar baik.
Ceklek!
"Imo, Hyun-ah~" mereka berdua sontak langsung mendongak setelah mendengar suara Bambam. Wajah lesu Bambam tertangkap jelas hanya dalam pandangan mata sekilas dan itu membuat hati mereka bergejolak takut bukan main.
"Lisa collaps. Masalah pada paru-parunya kembali menjadi sehingga dia tak sadarkan diri karena menahan rasa sakitnya" ujar Bambam dengan kepala tertunduk. Ia tak yakin bisa terus menjadi dokter Lisa, orang yang sangat ia sayangi.
"Eotteokae? Lakukan sesuatu pada putriku, Bam-ah~ Lisa tersiksa, dia sakit, Bam" Jessica berucap frustasi. Air matanya tak bisa lagi di bendung lagi, ia hanya bisa menangisi nasib buruk yang terjadi pada putri kecilnya.
"Aku pun rapuh, imo. Dia gadis yang selalu ingin ku lindungi, tapi melihatnya sekarat di depan mataku sendiri membuat aku menjadi frustasi. Aku akan mengusahakan semua pengobatan pada Lisa. Apapun itu akan ku lakukan untuk menyembuhkan gadis itu" Bambam mengenggam kedua tangan Jessica yang menyatu, ia mengelusnya sesekali untuk memberi ketenangan dan kekuatan pada Jessica.
Jessica mengangguk mantap. Ia hanya bisa menyerahkan semua pengobatan Lisa pada Bambam. Sejujurnya, sulit bagi Bambam untuk bertindak lebih jauh lagi dalam pengobatan Lisa, karena ia hanya dokter pindahan sementara yang kebetulan sedang di tetapkan di Korea Selatan sekaligus untuk praktik kuliahnya yang sudah hampir di jenjang S2 bidang ke dokteran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say "If" [ E N D ] ✔
Teen FictionKata 'jika' atau 'seandainya' pun takkan mampu mengembalikkan sesuatu yang sudah hilang atau pergi.