22. Come back

3.9K 421 16
                                    

Gadis berponi itu termenung sembari menatap butiran-butiran salju yang terus saja turun memenuhi permukaan tanah. Lisa bingung, semenjak kepulangannya tiga hari yang lalu dari Jeju, ia tak bisa melakukan apapun. Sungjae, Sooyoung, Jisoo, dan Jennie kembali pada kesibukkan urusan kantor mereka masing-masing, sedangkan Rosé kembali menjaga jarak dengannya dan selalu beralasan sibuk tentang tugas kuliahnya.

"Kenapa sekolah online harus ada libur segala, sih?"Lisa menggerutu kesal. Ia benci bosan. Ia benci kesepian, dan Lisa benci kesendirian.

Lisa berdecak kesal, kakinya melangkah lebar menuju meja belajarnya. Lisa membuka laci kecil yang ada di bawah meja belajarnya lalu membukanya. Tangannya terulur mengambil sebuah buku berwarna kuning cerah itu. Lisa menatap lama buku itu sebelum sebuah senyuman tipis terukir di wajahnya.

"Kenapa harus diary ini yang muncul?" Lisa bergumam pelan. Ia membuka buku itu lalu membaca tulisan-tulisannya sendiri dari lembar satu ke lembar lainnya.

"Untuk apa aku terus menulis harapan dan kisah hidupku selama ini, jika tak ada satu hal pun yang berubah" Lisa menggeleng sembari tertawa mecil melihat tinta hitam yang tertoreh diatas kertas itu, melihat banyaknya tulisan dan gambar aneh yang ia buat sendiri dulu.

Lisa terus saja membaca setiap tulisan dari lembar ke lembar. Sesekali tertawa mengingat kejadian di masa lalunya. Selama Lisa hidup, ia selalu menuliskan setiap kenangan dan cerita yang terjadi setiap harinya di buku diary miliknya. Total sudah ada sepuluh buku diary yang sudah penuh dengan tulisan Lisa. Namun anehnya, kenapa diantara banyaknya buku warna warni itu, hanya buku bersampul kuning yang meninggal kan banyak kenangan dan kesedihan di sana?

"Hah..." Lisa bersender pada kursi belajarnya lalu memejamkan matanya sejenak. Kenangan yang terjadi di masa lalunya kembali terlintas di fikirannya, padahal sudah susah payah Lisa lupakan selama ini.

"Kenapa hanya buku kuning ini yang tersisa setelah kebakaran itu? Ke apa tidak sembilan buku diary warna- warniku yang lainnya saja yang selamat dari kebakaran sialan itu?" Lisa menatap kembali buku itu. Hati Lisa berdenyut saat membacanya. Setiap kenangan demi kenangan buruk yang terjadi di masa lalu.

"Huh...takdir memang suka bercanda" Lisa tertawa pahit. Ia memijat pelipisnya yang terasa sakit. Padahal Lisa tidak boleh terlalu banyak pikiran dan emosi Lisa tidak boleh naik turun secara drastis, karena itu bisa memperburuk penyembuhan untuk Lisa.

Ceklek!

Lisa membuka matanya. Suara pintu terbuka itu sedikit mengusik ketenangan Lisa.

"Nuguseyo?" Lisa kembali memejamkan matanya. Pintu kamarnya hanya terbuka, tapi tidak ada seseorang pun yang masuk.

"Imo ibnida" Lisa membuka matanya terkejut. Lisa tidak salah, Jessica yang sedang berada dihadapannya.

"I-imo!" Lisa berlari kearah Jessica lalu memeluknya erat. Lisa bahkan mengabaikan rasa pusing dan penat dikepalanya.

"Apa Lisa menikmati liburannya, hm?" Jessica mengelus kepala Lisa. Lisa mengangguk di dalam pelukkan Jessica.

"Kenapa imo dan halmeoni pergi tanpa bilang apapun pada Lisa? Lisa sangat merindukan kalian. Lisa kira, setelah pulang dari Jeju, Lisa akan melihat kelian ataupun mendapat kabar kalian, ternyata tidak" Jessica tertawa kecil. Ia juga merindukan 'putri' kecilnya itu.

"Kami ada urusan penting secara mendadak. Jadi imo dan halmeoni harus segera pergi tanpa bilang dulu pada Lisa. Mianhae, ya?" Lisa melepas pelukkannya pada Jessica. Ia menangkup wajah Lisa dengan kedua tangannya lalu menatap mata Lisa dalam.

Can I Say "If" [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang