Lisa menghela napasnya panjang. Yang ia lakukan sepanjang hari hanya menatap bosan ke arah jendela besar yang ada di kamarnya.
"Aku bisa mati bosan sekarang" Lisa bangkit dari duduknya lalu mulai berjalan tertatih untuk mengitari ranjangnya. Kaki jenjangnya berhenti sejenak saat melihat sebuah frame foto kecil yang sudah lama tak ia lihat ataupun jamah.
"Ini sangat menyenangkan" Lisa tersenyum sembari mengusap lembut frame kaca dengan jari telunjuknya.
"Mereka sangat cantik di sini," kedua sisi bibir Lisa tertarik mengingat bagaimana antusias dan bahagianya mereka akan berfoto keluarga untuk pertama kalinya. Walaipun hanya berempat, tapi setidaknya itu adalah foto keluarga resmi pertama mereka di studio foto.
"Lisa-ya, teman-temanmu sudah datang" tangan Lisa langsung kembali meletakkan foto itu ke atas mejanya. Memasang senyuman hangat untuk menyambut kedatangan teman- temannya yang akan menhisi waktu hampanya.
"Annyeong, Lisa-ya!" Lisa tertawa kecil mendengar sapaan kompak dari semua sahabatnya.
"Imo keluar dulu, eum? Imo akan masakkan kalian makanan dulu, jadi bermainlah sampai larut malam" Jessica tersenyum lalu keluar dari kamar Lisa. Menyisakan Lisa yang tak hanya seorang ataupun dua orang di kamar itu, tapi ada tujuh orang termasuk Lisa di sana.
"Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik?" Lisa mengangguk saja. Keadaannya memang kian membaik, tapi perasaan bosannya yang semakin memburuk.
"Sekolah online baru di mulai hari Senin nanti, apa yang kau lakukan sampai saat itu tiba?" Hoshi duduk di kursi belajar Lisa dan mulai mengedarkan pandangannya, tersenyum saat melihat foto keluarga Lisa yang letaknya sedikit miring karena Lisa menaruhnya asal tadi.
"Hanya menatap lurus ke arah jendela besar itu. Tak ada lagi yang bisa ku lakukan" ujar Lisa sembari mengangkat kedua bahunya singkat.
"Mustahil tak ada yang bisa dilakukan olehmu di kamar sebesar ini, Lisa-ya" ujar Momo sembari melempar pandangan ke sekeliling kamar besar nan mewah Lisa. Ia berdecak kagum melihat betapa kaya raya sahabatnya ini.
"Cobalah untuk tinggal di kamar ini selama satu minggu penuh tanpa keluar kamar, kau baru akan tahu bagaimana perasaanku" Seulgi mengangguk menyetujui ujaran Lisa. Ia pun pernah merasakan apa yang Lisa rasakan sekarang.
Lisa menatap Jaehyun sejenak, Jaehyun tak mengeluarkan sepatah katapun semenjak mereka sampai di sana. Lisa tahu Jaehyun marah dan kecewa padanya, dan tentunya semua rasa itu didasarkan oleh rasa sayang dan perhatian yang diberikan oleh lelaki itu pada Lisa.
"Rumah sunbae terlihat sepi, di mana keluargamu?" Tanya Ryujin yang membuat Lisa menoleh dan langsung tersenyum miris. Mereka tak tahu keadaan Lisa, hanya Jaehyun dan Seulgi yang baru-baru ini mengetahui nya dari Jessica. Mungkun Hoshi sadar akan kejadian di rumah sakit dulu, saat Lisa hendak melakukan operasi kedua, tapi entahlah, lelaki itu terlalu cuek dan tak peduli dengan hidup orang lain.
"Mereka pasti sibuk, Ryujin-ah" ujar Seulgi lembut mewakili Lisa. Seulgi tahu Lisa mati kutu dan tidak tahu harus kasih alasan apa pada Ryujin.
"Kalau kalian ingin melihat-lihat rumahku, silahkan. Tidak ada orang sampai jam pulang sekolah tiba dan Chaeyoung unnie pulang" Lisa menampilkan senyuman manisnya. Mereka mengangguk antusias, kecuali Jehyun, Hoshi, dan Seulgi yang memang sudah mengetahui seperti apa rumah Lisa. Sedangkan Hoshi, lelaki itu bahkan tidak peduli seperti apa bentuk rumah Lisa.
Seulgi menyadari adanya kejanggalan antara Jaehyun dan Lisa, "aku akan menemani mereka berkeliling, aku takut mereka tersesat di istanamu ini" Seulgi berdiri lalu tersenyum sembari menepuk pelan pundak Lisa dan ia kaluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say "If" [ E N D ] ✔
Teen FictionKata 'jika' atau 'seandainya' pun takkan mampu mengembalikkan sesuatu yang sudah hilang atau pergi.