Setelah memastikan Lisa sudah dalam posisi yang nyaman, Jisoo duduk di sofa yang menghadap ke ranjang Lisa. Memejamkan matanya beberapa detik kala rasa lelah tiba-tiba saja hinggap padanya.
"Unnie, pulanglah. Aku tahu kalian pasti kelelahan." Suara pelan itu membuat Jisoo menggeleng tak setuju.
"Unnie akan menemanimu sampai besok. Aku bisa tidur di sofa" tolak Jisoo. Lisa menghela napasnya panjang, tak tega melihat wajah ketiga kakaknya yang terlihat amat kelelahan.
Tentu saja Lisa tahu jika ketiga kakaknya seperti itu karena dirinya. Mengendongnya dari mobil hingga ke kamar rawatnya, dan belum lagi mereka belum beristirahat sama sekali setelah melakukan penerbangan yang sangat panjang.
"Pulanglah. Kris sudah menunggu kalian di bawah." Mereka menengok kearah pintu dan Hyeko ada di sana. Dengan senyuman yang menghangatkan.
"Imo dan samchon pulang ke rumah?" Tanya Lisa.
"Aniyo, mereka sedang ada di apartemen milik Taecyeon." Lisa mengangguk saja. Matanya kembali menatap khawatir pada ketiga gadis di depannya yang sudah tertidur dengan saling bersandar satu sama lain.
Melihat Lisa yang tidak tenang, Hyeko memutuskan untuk berjalan ke arah Jisoo, Jennie, dan Rosé lalu membangunkan mereka.
"Ireona... jangan tidur di sini, badan kalian bisa sakit. Pulanglah ke mansion dan besok pagi baru kembali ke sini," ucap Hyeko lembut. Tak mau bertengkar lebih jauh, akhirnya dengan berat hati mereka melangkah untuk pulang.
Namun belum sampai mereka keluar dari ruangan Lisa, Lisa memanggil ketiga gadis itu dan membuat mereka berbalik menghampiri Lisa.
"Wae?" Tanya Jennie dengan wajah mengantuknya. Lisa tersenyum dan mengusap lembut wajah kakak keduanya itu.
"Terimakasih atas hari ini. Aku benar-benar bahagia menghabiskan waktu bersama kalian."
"Kita bisa melakukannya lagi besok atau kapanpun kau mau, tinggal katakan saja." Jawab Rosé dan mengundang tawa kecil dari Lisa.
"Kau ingin dibawakan sesuatu besok? Unnie akan membelikannya sebelum datang ke sini" tawar Jisoo. Lisa tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya menggeleng.
"Cukup datang dan temui aku dengan senyuman. Itu akan menjadi hadiah terindah untukku," walaupun tak mengerti maksud Lisa, mereka hanya mengangguk karena sudah terlalu mengantuk untuk terus berpikir.
"Kemarilah, Lisa ingin memeluk kalian semua." Tubuh Jennie yang pertama kali menubruk tubuh adik bungsunya. Disusul oleh Rosé dan yang terakhir Jisoo.
Pelukan itu terasa begitu erat untuk Jisoo, Jennie, maupun Rosé. Entah kenapa tapi rasanya berbeda dan memancing perasaan aneh di hati mereka. Jantung Rosé tiba-tiba saja berdetak kencang dan perasaannya tak karuan. Dengan cepat ia melepas pelukan itu dan menatap wajah Lisa yang tersenyum begitu hangat dan bahagia tanpa mengendurkan sedikitpun pelukkan mereka.
"Saranghae, Lisa-ya~"
"Nado saranghae, Jisoonie."
Langkahnya begitu berat untuk meninggalkan ruangan itu. Senyuman diwajah Lisa yang seolah menyuruh mereka untuk pergi dan kembali lagi besok, tapi anehnya Rosé malah semakin sulit untuk pulang.
"Lisa-ya," katakanlah dirinya berlebihan karena merasa sulit meninggalkan Lisa, gadis yang sudah lama ia rindukan. Tapi Rosé hanya berusaha berpikir jika lerasannya itu wajar karena dirinya terlalu merindukan sosok gadis berponi itu.
"Kau... tidak akan pergi, kan?" Tanya Rosé ragu. Tentu saja mengundang tanya dari orang-orang yang mendengarnya, kecuali Lisa.
"Chaeyoung-ah, kau ini bicara apa sayang? Tentu saja Lisa tidak akan pergi ke mana-mana. Dokter tidak mengijinkannya pergi dan lagi pula halmeoni yang akan menjaganya malam ini. Tidak perlu khawatir,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say "If" [ E N D ] ✔
Teen FictionKata 'jika' atau 'seandainya' pun takkan mampu mengembalikkan sesuatu yang sudah hilang atau pergi.