Sedari pagi, Lisa terus saja tersenyum. Senyuman manis tak selalu terpatri di wajah kecil gadis berponi itu. Jaehyun menghela napasnya pelan, niatnya ia ingin meminta Lisa untuk mengajari nya beberapa tugas dan ujian untuk sekolah nanti, tapi nampaknya gadis dihadapannya sedang tidak fokus.
"Aku tahu ini hari libur, tapi bisakah kau jangan gila dulu? Aku membutuhkanmu untuk mengajariku matematika yang sangat memusingkan ini" Lisa tak menanggapi. Gadis itu hanya melirik Jaehyun sekilas lalu kembali pada lamunannya.
Jaehyun menutup buku-bukunya pasrah lalu kembali menatap Lisa.
"Lebih baik kau tidur, sepertinya kau gila karena sekolah yang terlalu menekanmu" Lisa tersentak saat tangan Jaehyun menempel pada dahinya. Memukul pelan lengan lelaki itu karena membuat poninya berantakan.
"Kau ini! Menganggu saja!" Geram Lisa pada lelaki itu. Jaehyun menatap Lisa datar, membuat Lisa menatapnya terheran-heran.
"Mwoya? Ada apa?" Tanya Lisa nyolot.
"Yak! Appo bodoh!" Lisa mengusap dahinya yang baru saja disentil pelan oleh Jaehyun. Itu tidak menyakitkan, hanya saja Lisa berlebihan.
"Aku hanya ingin mengusir setan yang merasukimu saja" jawab Jaehyun santai. Lelaki itu malah memakan kripik udang yang di siapkan oleh Jessica tadi alih-alih meminta maaf pada Lisa.
"Aku sedang bahagia, bukan kerasukan" jawab Lisa lalu mengalihkan pandangannya. Ia kesal dengan Jaehyun.
"Tumben,"
"Maksudmu? Tumben aku bahagia, gitu?" Tanya Liaa ketus. Jaehyun kembali mengangguk santai.
"Enak saja! Hidupku lebih menyenangkan dari pada yang kau bayangkan" Jaehyun mengangguk- angguk remeh. Lelaki itu juga ikut mencibir Lisa saat berbicara tadi.
"Bahagia apanya, jelas-jelas kau seperti orang gila"
"Kau tahu," ujar Lisa bersemangat. Lisa langsung kembali tersenyum dan mendekatkan dirinya pada Jaehyun.
"Kemarin malam, eomma datang ke kamarku dan mengajakku untuk liburan SEKELUARGA" Lisa menekankan satu kata di akhir kalimatnya. Woah, dia benar-benar bahagia sekarang.
"Bibi Cha maksudmu?" Jaehyun tertawa kecil. Ia tahu jika Lisa sering kali menganggap jika bibi Cha adalah ibu kandungnya, bahkan gadis itu beberapa kali memanggil bibi Cha dengan sebutan 'eomma'
"Tidak, Park Sooyoung, eomma kandungku"
"Jinjja?" Lisa mengngguk antusias. Ini adalah kabar gembira yang harus ia beritahukan pada Jaehyun.
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Jaehyun kembali.
"Dia datang ke kamarku, memelukku dari belakang, membantuku untuk rebahan di ranjang, menyelimutiku, dan mengecup lama keningku. Itu yang ia lakukan tadi malam, bukan kah seperti mimpi? Dan wajarkan jika aku terus saja tersenyum dari pagi?" Tentu saja Jaehyun terkejut. Itu adalah impian Lisa sedari dulu, dan gadis itu sudah mendapatinya. Tapi apakah itu mungkin? Sementara jika diingat, kedua orangtua Lisa bahkan tidak pernah memeperhatikan mereka dari kecil.
"Lisa-ya" panggil Jaehyun tiba-tiba. Lelaki itu tiba-tiba saja menegakkan posisi duduknya dan memasang wajah serta suara yang misterius.
"Wae?" Lisa was-was. Apa ada hantu di kamarnya? Kenapa Jaehyun merusak suasana saat dirinya sedang menceritakan hal bahagia?
Plak~
"Keluar dari rumahku" ujar Lisa dingin. Jaehyun baru saja menampar pipinya, bagaimana ia tidak kesal?
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say "If" [ E N D ] ✔
Novela JuvenilKata 'jika' atau 'seandainya' pun takkan mampu mengembalikkan sesuatu yang sudah hilang atau pergi.