5. Win

4.8K 594 9
                                    

"Bagaimana? Kau senang?" Cibir Rosé setelah mereka baru saja menyelesaikan perlombaan festival tahunan yang diadakan sekolah.

Beberapa menit yang lalu, baru saja acara sekolah selesai begitupun dengan pengumuman perlombaan.

"Kau beruntung karena aku membuat kesalahan kecil tadi. Jika tidak, piala dan sertifikat itu adalah milik club vocalku." ujar Rosé sambil menunjuk piala dan sertifikat yang ada di genggaman Lisa dengan dagunya.

"Ya, ya. Anggap saja seperti itu." ledek Lisa sambil tertawa kecil.

"Chaeng-ah! Lisa-ya!" Kedua gadis itu langsung mendongak dan mendapati Jennie yang sedang berlari kecil kearah mereka dengan dua baket bunga di tangannya.

"Chukkae! Kalian melakukannya dengan sangat baik!" Setelah memberikan kedua baket bunga itu pada Rosé dan Lisa, Jennie memeluk singkat kedua adiknya itu.

"Gomawo Unnie." Rosé tersenyum manis mendapati Jennie yang ternyata hadir di sana dan menonton penampilan mereka. Setidaknya tahun ini keterlibatannya di lomba bukanlah sesuatu yang sia-sia.

"Woah! Lihatlah anak kecil ini, dia memegang piala, eum?" Jennie berseru heboh setelah melihat piala besar yang ada di genggaman Lisa. Lisa tertawa kecil lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dia hanya sedang beruntung." jawab Rosé yang langsung mendapat tetapan bingung dari Jennie.

"Ya! Kau terus mengatakan hal itu, huh? Aku dan timku bekerja keras untuk mendapatkan ini, tau?" Pekik Lisa pelan.

" 'Ya?!' Aku ini Unniemu, eoh?" Rosé menatap tajam pada Lisa yang hanya menyengir hingga menampilkan deretan giginya.

"Hey! Sudah... kalian masih saja bertengkar. Untuk merayakan penampilan kalian yang luar biasa, kita makan di restoran, yuk? Unnie yang akan membayarnya." Lisa dan Rosé langsung berseru kegirangan. Sebuah hari yang sangat menyenang kan untuk mereka berdua.

"Kalian tunggu di mobil dulu, Lisa mau simpan ini di ruang dance." Lisa mengangkat piala dan sertifikat ditangannya. Jennie dan Rosé mengangguk paham lalu mereka pergi ke mobil duluan.

*****

Lisa berjalan menelusuri lorong yang sudah cukup sepi itu. Ruang club dancenya terletak cukup jauh dari tangga. Setelah berjalan cukup jauh, Lisa akhirnya sampai di depan pintu ruang dancenya, Lisa terhenti sejenak dan berfikir.

"Sial! Kunci ruangannya ada di tasku. Aku tidak mungkin turun tiga lantai hanya untuk mengambil kunci." Lisa meraba-raba seluruh saku yang ada di pakaiannya. Ia merutuki dirinya sendiri karena pelupa. Semua anggota timnya pasti sudah pulang sekarang dan tidak ada yang bisa menolongnya.

Sebelum Lisa ingin turun, ia menurunkan handle pintu ruangannya kasar. Setelah kakinya berjalan dua langkah, Lisa terhenti. Apa dia tidak salah dengar? Pintu itu terbuka dan yang artinya pintu itu tak terkunci.

"Siapa anak ceroboh yang tidak mengunci pintu setelah terakhir keluar?" Monolog Lisa sambil membuka lebar pintu ruangan itu. Gelap, itu yang Lisa lihat. Lisa tak berencana menyalakan lampunya, karena ia hanya ingin meletakkan benda itu di meja.

Tetapi tiba-tiba lampu ruangan menyala, membuat Lisa sangat terkejut bukan main.

"Chukkae uri leader!" Teriak seluruh anggota team club dance. Lisa masih tercengang di tempatnya.

"Sunbae, berkatmu, kita bisa kembali menempati juara satu. Berkatmu juga penampilan kami lebih menarik dan memuaskan dari tahun lalu!" Seru Ryujin yang merupakan anggota terakhir yang bergabung dalam club dance Lisa. Maksudnya, orang terakhir yang Lisa terima untuk masuk dalam timnya, di banding puluhan orang yang mendaftarkan diri.

Can I Say "If" [ E N D ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang