Gadis berponi itu hanya terdiam di kamar rawatnya sambil sesekali menghembuskan nafasnya kasar. Ia merasa takut, tapi tidak mau membuat orang lain khawatir. Nanti siang dia akan kembali keatas meja operasi, bertaruh nyawa dan berperang melawan maut disana.
"Sudah siap?" Lisa menoleh pada Bambam saat lelaki tinggi itu memasuki ruangannya sambil membawa stetoskop kesayangannya.
"Aku tidak mau benda itu menempel lagi pada kulitku" ujar Lisa sambil menatap tak suka stetoskop dan suntikkan di tangan Bambam.
"Ini terakhir. Setelah operasi, kau tidak akan bertemu dengan benda-benda ini" Bambam menyeringai jahil. Membuat Lisa lagi-lagi harus menatap malas pada dokter yang menanganinya itu.
Lelaki jangkung itu berjalan mendekat lalu mulai memeriksa dan menyuntikkan obat ke infus Lisa. Itu adalah pemeriksaan terakhir sebelum Lisa menjalani operasi nanti.
"Operasinya tak akan se-lama yang waktu itu jika tak ada hambatan. Jika ini berhasil dan tak ada masalah lain, aku yakin kau akan sembuh walaupun tidak total" Lisa hanya mengangguk-angguk paham. Bukan dirinya tak percaya pada Bambam ataupun pasrah, namun dia hanya mau berserah pada takdir akan hidupnya.
"Lisa sudah bangun, sayang?" Jessica datang sendiri. Menghampiri dan menemani Lisa selama Lisa masih dirawat.
"Imo...gwaenchana? Mukamu terlihat pucat" tanya Lisa khawatir saat melihat wajah pucat Jessica.
"Gwaenchana, jangan khawatir. Oh ya, bagaimana kesiapanmu? Apa sudah siap semua?" Jessica mengalih kan pembicaraan. Sejujurnya ia sakit, ia kelelahan. Harus mengurus Lisa, Hyeko, dan tetap harus mengurusi perusahaan dan pekerjaannya yang tak bisa ia tinggali. Tapi apapun ia lakukan untuk Lisa, agar gadis itu tak merasa sendiri atau khawatir.
"Hanya sedikit takut. Tapi tak apa, Bambam bilang operasinya tak akan lama" jelas Lisa. Jessica mengangguk sambil tersenyum lalu mengelus poni Lisa lembut.
"Imo tak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja. Hanya perlu berdoa dan berserah pada yang di Atas"
********
Jessica, Hyeko, Jaehyun, Seulgi, Hoshi, dan Yuqi ada di sana, menunggu Lisa yang sedang mempersiapkan diri untuk operasi yang akan ia jalani sekitar sepuluh menit lagi.
"Dimana anak itu," Jessica menatap gusar jam tangan yang ia pakai. Sebentar lagi Lisa akan masuk ke dalam ruang operasi, tapi Sooyoung, Sungjae, dan ketiga keponakan lainnya masih belum datang.
"Fokus saja pada Lisa" Hyeko tersenyum pada Jessica. Ia tahu kalau Jessica sedang gusar menunggu ke datangan keluarga Lisa.
"Nde, eomma"
Pintu ruang rawat Lisa terbuka, muncullah sebuah brangkar besar dengan Lisa yang ada di atasnya.
"Cucu halmeoni pasti kuat, eum? Keluarlah dengan keadaan baik-baik saja dan tersenyumlah sata kau kembali dari ruang operasi, arraseo?" Hyeko membelai lembut surai Lisa yang sedang terbaring di brangkar dengan sebuah infus yang tersambung ke tangannya.
"Percaya pada Lisa, Lisa anak kuat, kan?" Lisa terkekeh pelan. Beralih menatap sahabat-sahabatnya yang menatapnya sendu.
"Kenapa kalian begitu sedih? Apa aku terlihat sangat menyedihkan?" Lisa tertawa sendiri. Ia hanya ingin membuat lelucon dan berharap sahabat-sahabatnya akan terhibur, tapi ternyata dia gagal.
"Hey! Leader Kooza Cool kalian ini akan kembali dengan senyuman. Jadi sebelum aku masuk, tersenyumlah terlebih dahulu padaku. Aku membenci orang-orang sedih atau menangis karena diriku" ujar Lisa sambil menatap lekat satu per satu mata sahabat-sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say "If" [ E N D ] ✔
Teen FictionKata 'jika' atau 'seandainya' pun takkan mampu mengembalikkan sesuatu yang sudah hilang atau pergi.