Brak~
Kedua mata hazel itu mengerjab, berusaha mengumpulkan kembali nyawanya yang sempat berserakan dan berhamburan. Lisa menjauhkan kepalanya yang sempat terbentur kuat pada stir mobil, menggelengkan kepalanya untuk mengusir rasa pusing yang menyerangnya.
"Hey! Are you okay?" Lisa memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil. Di sana ada seseorang yang mengetuk kaca jendelanya dengan wajah khawatir.
"Yes, i'm okay. Thankyou so much" Lisa tersenyum singkat sebagai tanda bahwa dia baik-baik saja. Setelah memastikan orang itu pergi, Lisa mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Beberapa orang berkerumun karena kecelakaan yang baru saja dialaminya.
Lisa berjalan maju sedikit dan melihat bagian depan mobilnya yang rusak, lumayan parah. Lisa berdecak kesal dan berusaha menganaikan itu, ia kembali masuk kedalam mobil dan meneruskan perjalanannya ke rumah sakit.
Tring! Tring! Tring!
"Yeoboseyo?"
"Ya! Yook Lisa, kau gadis gila! Bagaimana bisa kau membawa mobilmu sendiri, eoh? Sekarang kau di mana? Apa kau baik-baik saja?"
"Aku tak apa, oppa. Aku sedang dalam perjalanan, sebentar lagi aku akan sampai. Tunggu aku" Lisa melempar asal ponselnya. Sebelah tangannya meremas kuat setir dan sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk menjambak rambutnya sendiri.
"Bodoh kau Yook Lisa!" Teriak Lisa pada dirinya sendiri. Ia sudah berjanji tidak mau merepotkan orang lain lagi, dan di saat seperti ini malah ia melakukan kselahan yang hampir saja membuat orang disekelilingnya semakin kalang kabut dengan situasi.
********
Bambam berkacak pinggang menunggu Lisa di lobby rumah sakit. Entah sudah beberapa kali ia mengecek jam tangannya karena Lisa yang tak kunjung terlihat. Lelaki itu menghela napasnya kasar, jika saja ia tak memiliki jadwal operasi hari ini, akan ia pastikan jika ia akan menjemput Lisa di rumahnya.
"Oppa!" Lisa berteriak dan melambaikan tangannya. Dengan senyuman yang lebar, Lisa menghampiri Bambam setelah menutup pintu mobilnya.
Bambam tak tahu jika itu mobil yang Lisa kendarai, karena Bambam belum pernah melihat mobil itu sebelumnya. Tapi beberapa saat kemudian mata Bambam memanas melihat bagian depan mobil itu yang rusak. Bambam langsung menatap Lisa dan menuntut penjelasan.
"Kau pinjam mobil ini di mana?" Tanya Bambam. Berusaha berpikir jika Lisa menyewa mobil rusak itu karena tidak memiliki banyak waktu.
"Ini? Sepertinya ini milik imo, aku melihatnya di depan garasi" jawab Lisa sedikit santai. Tanpa disadari, Bambam meremas jas putihnya kuat.
"Kenapa... bisa rusak seperti ini?" Bambam menunjuk bagian depan mobil kuning itu. Mata Lisa mengikuti arah telunjuk Bambam dan seketika Lisa merasa bodoh karena lupa memarkirkan mobilnya terlebih dahulu di basement.
"Ah, i-ini... "
"Kau kecelakaan?" Lisa mematung. Ia membasahi bibirnya dan menyunggingkan senyumannya.
"Gwaenchana, hanya sedikit. Aku pun tak apa, jadi semuanya baik-baik saja" jawab Lisa. Bambam ingin marah, namun ia tidak bisa melakukan itu sekarang. Ia menghembuskan napasnya kasar lalu menarik tangan gadis itu masuk ke dalam gedung rumah sakit.
"Mau kemana?"
"Kau harus diperiksa"
"Aku tidak apa-apa," Lisa menghentikan langkahnya dan melepas genggaman tangan Bambam.
"Bawa aku bertenu dengan halmeoni. Tujuanku dan alasan aku melakukan semuanya sejauh ini hanya untuk halmeoni"
"Tapi Lisa--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Say "If" [ E N D ] ✔
Teen FictionKata 'jika' atau 'seandainya' pun takkan mampu mengembalikkan sesuatu yang sudah hilang atau pergi.