26 - TERJEBAK

2.5K 259 23
                                    

Setelah mendengar penjelasan panjang Devano mengenai 'Seks', akhirnya Rakha bisa terbebas dari sang Kakak Ipar saat tiba-tiba ponsel Devano berbunyi. Nama sang istri yang bernama Zia nampak di layar ponsel sang Kakak ipar, hingga akhirnya Devano pun berucap selamat tinggal.

"Alarm kebakaran udah bunyi! Daripada gue kena semprot gara-gara pulang kemaleman, tar lagi ya bimbelnya, gue balik dulu,"

Itulah kalimat terakhir yang Devano ucapkan pada Rakha sebelum kendaraan sang Kakak Ipar beranjak menjauh dari kediaman orang tuanya.

Rakha hanya bisa mengurut dada saat harus mendengarkan betapa antusiasnya Devano menjelaskan tentang pengetahuan lelaki itu akan hal-hal yang berbau seks dan pornografi pada Rakha. Tentang betapa pentingnya peran sebuah film porno dalam membangkitkan hasrat seseorang.

Ingin rasanya Rakha menengahi pembicaraan itu dengan memberikan sedikit pengetahuan lain tentang seks dalam agama islam, pun mengenai hukum yang membahas tentang larangan menonton film porno dalam islam, tapi sayangnya, mulut Devano tidak juga memberi Rakha kesempatan untuk bicara. Mulut lelaki itu bahkan bisa melebihi wanita-wanita penggosip saat membahas hal-hal vulgar semacam itu.

Lagi dan lagi, Rakha hanya bisa bergeleng-geleng kepala melihat tingkah Devano malam ini.

Rakha beranjak ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarnya. Saat itu, waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam. Dan itu artinya, Rakha sudah benar-benar pulang terlambat.

Apa kabar dengan janjinya pada Rania?

Jangan-jangan Rania sudah tertidur lebih dulu karena lelah menunggunya? Atau mungkin bisa saja kini Rania sedang mencak-mencak sendiri di dalam kamar.

Rakha menarik napas panjang sebelum dia memutar kenop pintu kamarnya, takut-takut apa yang dia duga-duga benar terjadi.

Saat itu, ketika tubuh Rakha sudah masuk ke dalam kamar sepenuhnya, Rakha tak menemukan keberadaan Rania di dalam kamar itu.

Suasana terlihat hening dan sunyi. Bahkan saat Rakha memanggil Rania beberapa kali sambil mengetuk pintu kamar mandi, tak didapatinya juga tanda-tanda keberadaan Rania di dalam kamar mandi.

Rakha melempar asal jas hitam dan tas kantornya ke atas ranjang. Mendadak perasaannya cemas luar biasa.

Setengah berlari, Rakha kembali menuruni tangga menuju ke arah dapur. Di longgarkannya dasi yang terasa mencekik lehernya saat itu.

"Mbok, lihat Rania nggak? Soalnya dia nggak ada di kamar," tanya Rakha pada Mbok Surti tanpa basa-basi.

"Eh, Mas Rakha sudah pulang?" sambut Mbok Surti dengan senyumnya yang merekah. "Memangnya Non Rania belum izin sama Mas Rakha?" tanya Mbok Surti balik.

Ke dua alis Rakha sontak menyatu. "Izin? Izin kemana?"

"Tadi, Non Rania pergi di jemput sama teman lelakinya pakai mobil, katanya mau ke acara ulang tahun Non Cassie, Mas, itu aja sih yang saya tahu dari Bu Raline," jawab Mbok Surti apa adanya.

Ke dua tangan Rakha langsung terkepal di sisi tubuhnya.

Dia langsung berbalik menuju kamar, mengambil kunci motor dan pergi.

Rakha benar-benar tidak habis pikir dengan Rania, sudah jelas-jelas dia melarang, tapi kenapa Rania tetap pergi juga!

Lindungi istri hamba dari segala pengaruh jahat orang-orang di sekitarnya Ya Allah...

Doa Rakha dalam hati.

Dia benar-benar cemas.

Hingga terus melajukan motor sportnya dengan kecepatan tinggi.

DEAR RANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang