11 - GARA-GARA SAYUR

3.2K 299 28
                                    

Bisik-bisik tetangga terus saja terdengar di sepanjang Rakha berjalan menuju ruangan kerjanya, yaitu bagian Divisi Perencanaan.

Semua pasang mata melirik dengan lirikan aneh yang sama sekali tidak Rakha mengerti. Bukan hanya dari kaum hawa, namun mereka para lelaki pun menatap dengan tatapan yang sama ke arah Rakha. Yakni, tatapan mencemooh dan menyelidik. Seolah Rakha adalah seorang tersangka atas kasus berat yang hendak dihakimi.

Di pintu masuk menuju ruang kerjanya, Rakha berpapasan dengan Pak Rizwan, manager utama di kantor ini.

Dan menjadi sebuah hal yang wajar jika Rakha menyapanya dengan sopan di sertai senyuman super ramah, meski apa yang dia dapat setelahnya justru berbanding terbalik dengan apa yang dia berikan.

Dengan tatapan nyalang, Pak Rizwan membalas senyuman Rakha. Bahkan terlihat gemeletuk ke dua rahangnya yang mengeras seolah sedang menahan amarah dengan sangat susah payah.

Meski setelahnya, Pak Rizwan sama sekali tak mengatakan apapun pada Rakha. Lelaki itu berjalan dengan langkah lebar menuju pintu keluar.

Rakha yang masih kebingungan mendadak di kejutkan oleh sebuah suara dari dalam ruangan kerjanya.

Itu, suara Mirna, kepala Divisinya.

"Sayang sekali ya, Rakha, mulai hari ini, kamu tidak menjadi bagian dari Divisi saya lagi. Selamat, atas kenaikan jabatanmu sebagai seorang Manager baru di perusahaan ini, menggantikan posisi Pak Rizwan, jadi, ruangan kamu hari ini bukan di sini lagi, tapi di sana," Mirna menunjuk sebuah ruangan khusus manager yang sebelumnya menjadi ruangan pribadi Pak Rizwan. Ruangan itu bersebelahan dengan ruangan pribadi milik Direktur utama Perusahaan Dirgantara Grup, yaitu Devano.

"Maksud Mba Mirna apa ya? Saya kurang paham," tanya Rakha masih dalam kebingungannya.

"Loh, memangnya Pak Dev belum bilang sama kamu tentang hal ini?" tanya Mirna balik.

"Be-belum Mbak,"

"Pak Dev memecat Pak Rizwan karena dia mau kamu yang menggantikan posisi Pak Rizwan mulai hari ini,"

Deg!

Rakha sungguh terkejut.

Bahkan sangat-sangat terkejut.

Sebab, Devano maupun Bastian, sang Ayah mertua, tak sama sekali memberi konfirmasi terkait mengenai hal ini kepada Rakha sebelumnya.

"Denger-denger sih, sekarang kamu sudah jadi bagian dari keluarga Dirgantara? Apa benar begitu?" tanya Mirna lagi dengan kekepoan tingkat tinggi. Sebab, dari selentingan kabar yang beredar mengatakan bahwa Rakha baru saja menikahi adik Devano yang cacat akibat kecelakaan. Dan banyak yang berpikir, Rakha melakukan itu karena memang dia gila jabatan.

"Iya, benar Mbak," jawab Rakha apa adanya.

Mirna hanya mengganggukkan kepala beberapa kali seraya berlalu. Lagi-lagi, ekspresi yang nampak dari wajah Mirna saat itu seolah menganggap rendah seorang Rakha. Tak bedanya dengan tatapan karyawan lain terhadap dirinya sejak tadi.

Ini tidak bisa dibiarkan.

Rakha harus menanyakan hal ini lebih lanjut pada Devano maupun Ayah mertuanya nanti.

DEAR RANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang