Wisnu baru saja mendapat borongan pindah rumah.
Dari kabar yang beredar pemilik rumah terpaksa menjual rumahnya dan pindah ke sebuah kontrakan sederhana dikarenakan keuangan rumah tangga mereka yang semakin pailit.
"Pak Roby, semua barang-barangnya sudah di angkut, saya bawa sekarang saja Pak?" tanya Wisnu pada si pemilik rumah.
Lelaki bernama Roby itu menoleh. "Tunggu sebentar Mas. Saya mau nebeng," sahut Roby.
Wisnu pun menunggu Roby di dalam mobil bak omprengannya. Padahal sebelumnya dia pikir Roby akan menyusul menaiki mobil sedan milik lelaki itu, tapi ternyata dugaan Wisnu salah.
"Loh, mobilnya ditinggal Pak Roby?" tanya Wisnu saat Roby kini sudah duduk di sebelahnya. Wisnu langsung menyalakan mesin mobil.
"Itu bukan mobil saya lagi. Saya jual buat menutupi hutang," jawab Roby singkat. Terdengar nada frustasi dari kalimatnya.
Wisnu hanya manggut-manggut. Sepertinya, masalah keuangan yang tengah dihadapi kliennya kali ini memang sangat serius.
Mobil yang dikendarai Wisnu melaju perlahan membelah jalanan ibukota yang ramai lancar. Di tengah perjalanan, ponsel Wisnu berdering. Ada panggilan masuk dan Wisnu langsung menjawabnya.
"Halo, assalamualaikum, Rakha?" sapa Wisnu.
Seseorang yang duduk di samping Wisnu langsung menoleh saat didengarnya nama Rakha disebut.
"Oh, iya-iya. Bisa kok. Di mana?" Ucap Wisnu lagi.
Seseorang di seberang tampak menyahut dan memberitahu sebuah alamat pada Wisnu.
"Rumahnya Pak Devano itu yang deketan sama rumah Pak Bastian, mertuamukan? Di perumahan pondok indah ya?" tanya Wisnu lagi memastikan apa yang baru saja diperintahkan sang adik ipar kepadanya.
Roby masih mendengar dengan seksama percakapan Wisnu di telepon itu. Lelaki itu tampak berpikir.
Wisnu kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya, Mas tahu kok. Yo wis, udah dulu ya, Mas lagi ada kerjaan soalnya,"
"...."
"Iya iya, waalaikum salam,"
Dan sambungan telepon itu pun terputus. Wisnu kembali menaruh ponsel jadulnya di saku celana.
"Ada borongan lagi Mas?" tanya Roby yang entah kenapa tiba-tiba merasa penasaran dengan sosok bernama Rakha yang baru saja menjadi lawan bicara Wisnu di telepon.
Wisnu tertawa renyah. "Iya nih Pak Roby. Adik ipar saya, minta tolong buat nganterin barang ke rumah Kakak iparnya," jawab Wisnu apa adanya.
"Oh..." jawab Roby manggut-manggut. "Rumah mertua adik ipar Mas di pondok indah? Itukan perumahan elit yang rata-rata penghuninya pejabat atau pengusaha-pengusaha kayakan?" tambah Roby.
"Iya, bener banget Pak. Adik ipar saya emang beruntung bisa jadi menantunya Pak Bastian Dirgantara," jawab Wisnu sambil terus fokus mengendarai mobil.
Oh, jadi si pemborong ini kakak iparnya Rakha? Astaga... Kenapa dunia sempit sekali...
Ucap Roby membatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR RANIA (End)
Romance#1. Religi Populer (18-20 Juni 2021) dari 7,9 K cerita ***** Dua minggu sebelum pernikahannya, Rania mengalami kecelakaan parah hingga menyebabkan dirinya mengalami kebutaan. Pernikahan yang telah dipersiapkan dan hampir rampung sepenuhnya mendadak...