Hari ini adalah jadwal Siti check up.
Rakha menemani Kakak perempuan satu-satunya itu ke rumah sakit karena kebetulan Wisnu sedang banyak pekerjaan.
Kesehatan Siti memang belum sepenuhnya pulih, namun kemajuan yang di tunjukkan cukup signifikan. Siti hampir 85 % dinyatakan sembuh dari penyakit yang dia derita pasca operasi.
Saat ini yang perlu dilakukan oleh Siti adalah istirahat yang cukup, menjaga pola makan teratur dan sehat, serta belum boleh melakukan pekerjaan berat sampai dia benar-benar dinyatakan sembuh sepenuhnya oleh dokter.
"Tadi Rania kenapa tidak di ajak?" tanya Siti ketika mereka sedang di perjalanan pulang.
"Rania lagi kurang enak badan, Mba. Nih daritadi sms terus suruh Rakha cepat pulang," jawab Rakha dari balik kemudi. Saat itu, Rakha membawa mobil milik Rania.
"Wah, jangan-jangan Mba mau punya keponakan nih?" Siti tersenyum lebar. Dia menggoda Rakha.
"Aamiin," jawab Rakha membalas doa sang Kakak. Padahal Rakha tahu kalau sebenarnya Rania itu cuma masuk angin biasa. Tapi menjawab sebuah doa juga tidak salahnyakan? Siapa tahu di ijabah.
"Sudah tes pack belum?" tanya Siti lagi. Kali ini dia kelihatan lebih antusias.
Sudah berpuluh-puluh kali Mba...
Jawab Rakha meski hanya dalam hati.
"Belum. Lagian kemarin Rania baru selesai datang bulan kok Mba. Paling dia cuma masuk angin biasa. Rania itu manja, padahal sakit biasa tapi ngeluhnya seperti dia sakit parah saja, berlebihan," tutur Rakha apa adanya.
Siti jadi tertawa. "Ya maklumlah kalau Rania manja sama kamu, kaliankan menikah belum setahun. Mba juga pernah melewati masa-masa seperti kalian dulu,"
Rakha hanya tersenyum. Sampai di pertigaan lampu merah Rakha menginjak rem dan mobil yang dikendarainya pun berhenti.
"Eh Kha, sampe sekarang kamu belum cerita sama Mba, gimana awalnya dulu kamu sama Rania bisa saling kenal terus sampai memutuskan untuk menikah? Padahal sebelumnya yang Mba tahu, kamu itukan sempat mengkhitbah Zulfa di kampung. Ya walau pun di tolak, Mba pikir kamu pantang menyerah," Siti duduk dengan posisi menghadap Rakha. Akhirnya dia memiliki waktu yang tepat untuk menanyakan hal ini pada adik lelaki satu-satunya itu. Sebab, setiap kali Siti bertanya pada Wisnu, Wisnu hanya tersenyum dan meminta Siti untuk bertanya langsung pada Rakha. Padahal Siti sangat-sangat penasaran. Mengingat sikap Rania yang sepertinya kekanakan dan manja, itu bukan tipe wanita yang Rakha sukai. Sikap Rania bahkan jauh dari Zulfa.
Siti tahu persis kalau di kampung dulu Rakha itu dikenal sebagai lelaki yang sangat anti dengan perempuan tak berhijab. Dan yang Siti tahu tentang Rania hanya sebatas, Rania berhijab semenjak menikah dengan Rakha. Itu artinya di awal perkenalan mereka, Rania itu belum berhijab.
Lantas, hal apa yang sampai membuat adiknya itu bisa tertarik pada Rania? Bukankah itu hal yang aneh?
"Zulfa berhak menentukan pilihannya. Cerita singkatnya, Allah memang sudah mentakdirkan Rania untuk menjadi pendamping Rakha di dunia dan insyaAllah di akhirat juga," jawab Rakha tanpa berniat untuk menjelaskan hal yang sebenarnya.
Rakha tahu sifat Mba Siti.
Dulu, sewaktu tahu alasan kenapa Rakha tiba-tiba melamar Zulfa, Siti langsung marah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR RANIA (End)
Romance#1. Religi Populer (18-20 Juni 2021) dari 7,9 K cerita ***** Dua minggu sebelum pernikahannya, Rania mengalami kecelakaan parah hingga menyebabkan dirinya mengalami kebutaan. Pernikahan yang telah dipersiapkan dan hampir rampung sepenuhnya mendadak...