50 - TAMU DI MALAM HARI

3.7K 244 52
                                    

Minggu sore, Rakha dan Rania sampai di rumah.

Liburan mereka kali ini terasa sangat mengesankan.

Karena lelah, Rania langsung tertidur usai menunaikan shalat Isya di Masjid bersama Rakha, sementara Rakha langsung berkutat dengan layar laptopnya.

Besok ada rapat penting dengan dewan direksi untuk membahas masalah keuangan perusahaan.

Rakha harus menyiapkan seluruh berkas penting yang sudah dia kumpulkan jauh-jauh hari sebagai bukti atas konspirasi jahat yang telah berlangsung dalam satu dekade terakhir.

Sebuah konspirasi besar yang telah merugikan perusahaan bahkan hingga milyaran rupiah.

Hebatnya, konspirasi itu melibatkan beberapa petinggi penting perusahaan yang salah satunya merupakan penanam modal terbesar di perusahaan Dirgantara, yaitu Bapak Taruna Wijaya Kusuma. Seorang pebisnis yang membuka usaha dalam bidang perhotelan. Namun belakangan ini tersiar kabar bahwa usaha perhotelannya kian merugi dan hampir mendekati tutup buku. Mungkin itulah penyebab kenapa lelaki itu berbuat curang dalam kerjasama usahanya dengan perusahaan Dirgantara.

Dua bulan belakangan ini Rakha memang sengaja memalsukan laporan keuangan perusahaan hanya demi mengecoh orang-orang culas itu dalam permainan mereka sendiri.

Rakha tahu konsekuensinya. Tapi dia tetap saja melakukan ini semua, karena dia tidak ingin kejahatan terus berlanjut dengan mengambil hak milik orang lain.

Rakha akan membongkar semua kejahatan mereka besok.

Cukup satu jam Rakha menghabiskan waktunya di depan layar laptop hingga kantuk mulai menguasai dirinya dan membuatnya menguap beberapa kali.

Usai mematikan laptop, Rakha berniat untuk tidur, namun suara bel pintu yang berbunyi membuat Rakha urung melanjutkan niatnya.

Siapa yang bertamu malam-malam begini?

Pikir Rakha membatin.

Ditolehnya jam dinding di kamar yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Rakha keluar kamar dan hendak mengecek siapa tamu yang datang.

Ke dua alis Rakha bertaut ketika dibukanya pintu dan mendapati dua orang lelaki yang tak asing berdiri dihadapannya.

Mereka Roby dan Rizwan.

"Assalamualaikum, Ustadz Rakha. Apa kabar?" ucap Roby sumringah. Dia mengulurkan tangannya ke arah Rakha. Mengajak bersalaman.

Rakha tersenyum masam seraya menerima jabatan tangan Roby. Meski dalam hati dia mendadak was-was.

"Waalaikum salam. Alhamdulillah kabar saya baik Pak Roby," jawab Rakha seadanya, sesekali dia menoleh ke arah Rizwan yang saat itu hanya diam dengan tatapannya yang sulit di artikan. "Pak Rizwan, apa kabar?" tanya Rakha sopan.

Rizwan tidak bereaksi hingga Roby memberinya kode keras agar lelaki paruh baya itu merubah sikapnya.

Setengah terpaksa Rizwan menerima jabatan tangan Rakha. "Kabar baik," jawabnya singkat dan dingin.

Roby melongok ke arah dalam rumah yang kelihatan sepi. "Sepi banget Pak Rakha? Sendirian?" tanya Roby sekedar basa-basi.

"Oh, nggak kok. Ada istri tapi sudah tidur," jawab Rakha yang masih berusaha untuk berpikir positif, sebab dalam islam, tamu itu patut dimuliakan. "Mari silahkan masuk, Pak Roby, Pak Rizwan," Rakha memberi Roby dan Rizwan akses masuk dengan membuka lebar-lebar pintu rumahnya.

DEAR RANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang