Sabtu pagi yang cerah.
Rakha dan Rania berencana untuk piknik.
Jika minggu lalu keinginan Rania untuk piknik di tepi pantai dan menginap semalaman di dalam tenda sudah tercapai, minggu ini Rania ingin piknik ke gunung.
"Harusnya sih Mas Dev sama Mba Zia ikut, tapi kata Mba Zia, Mas Devnya tiba-tiba ada urusan penting," keluh Rania ketika mereka sedang mengemas barang-barang ke dalam mobil khusus yang di sewa Rakha untuk melancarkan acara liburan mereka.
Sebuah mobil camper van bergaya klasik dengan beberapa fasilitas lengkap untuk tidur dan memasak.
Rakha hanya tersenyum tipis.
Rakha cukup memahami situasi.
Perubahan sikap Devano terhadapnya memang semakin terlihat nyata. Jika dulu lelaki itu hanya diam dan memilih mengabaikan keberadaan Rakha di sekitarnya, tapi akhir-akhir ini Devano justru semakin menunjukkan sikapnya yang tidak bersahabat secara terang-terangan.
Bahkan terakhir kali Rakha mendatangi ruangan kakak iparnya itu di kantor untuk memberikan laporan keuangan, Devano justru berbicara dengan suara keras dan wajah dingin.
"SAYAKAN UDAH BILANG, TARUH AJA LAPORANNYA! NGGAK USAH PAKE PENJELASAN INI ITU! NGERTIKAN? KELUAR DARI RUANGAN SAYA SEKARANG!"
Itulah sepenggal kata-kata nyelekit yang dilontarkan Devano pada Rakha belum lama ini.
Sejauh ini Rakha belum ingin berpikir negatif perihal sikap Devano yang berubah terhadapnya. Sebisa mungkin Rakha mencoba untuk tetap berhusnudzon. Mungkin saja, Devano sedang ada masalah dengan keluarganya, oleh sebab itu sikapnya jadi agak temperamental.
"Bukannya lebih asik kalau kita pergi berdua?" bisik Rakha tiba-tiba dengan bibirnya yang hampir menyentuh telinga Rania sekedar mengalihkan perhatian Rania supaya istrinya itu tidak bad mood lagi.
"Iya sih, hehehe," Rania terkekeh.
Saat itu Rakha baru saja selesai memasukkan beberapa barang yang akan mereka bawa ke dalam mobil, sementara Rania menunggu dengan berdiri di sisi pintu mobil yang terbuka.
Rakha duduk di sisi jok mobil lalu menarik tangan Rania hingga sang istri jatuh terduduk di atas pangkuannya. Ke dua tangan Rakha melingkar di perut Rania, memeluknya erat.
"Sebentar lagi usia pernikahan kita satu tahun, kamu mau merayakannya dimana?" tanya Rakha dengan wajah yang terbenam di balik bahu Rania.
"Hmm, dimana ya?" Rania tampak berpikir.
"Nanti saya berencana untuk mengambil cuti. Selepas masa kerja satu tahun, sayakan sudah bisa ambil cuti. Kalau saya ajak kamu pulang ke Bantul, kamu mau?" tanya Rakha.
Rania mengerutkan kening. "Bantul? Kamu ajak aku pulang kampung?" Rania bertanya balik.
"Iya. Sudah hampir satu tahun saya tidak ketemu Umi dan Abi, kangen sekali rasanya sama mereka. Sekalian ada sesuatu yang ingin saya sampaikan pada Umi dan Abi, tentang rencana Om Reyhan,"
"Rencana Om Reyhan? Maksud kamu, Om Reyhan, Papah mertuanya Mba Del?"
"Iya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR RANIA (End)
Romance#1. Religi Populer (18-20 Juni 2021) dari 7,9 K cerita ***** Dua minggu sebelum pernikahannya, Rania mengalami kecelakaan parah hingga menyebabkan dirinya mengalami kebutaan. Pernikahan yang telah dipersiapkan dan hampir rampung sepenuhnya mendadak...