Rakha Alfarizi
*****
"Pak le, nanti pulang kerja belikan Runi mainan ya? Kemarin di telepon sebelum berangkat ke Jakarta, Pak Le bilang mau bawakan Runi mainan dari kampung, mana nggak adakan mainannya? Pak le lupa ya?" celoteh Runi yang menghadang langkah Rakha saat lelaki itu hendak keluar untuk memakai sepatu.
Rakha sudah rapi dengan setelan formalnya. Kemeja putih dan celana bahan hitam. Pagi ini dia hendak mendatangi perusahaan Dirgantara Grup yang mengundangnya untuk interview.
Rakha tersenyum kecil seraya mengangkat tubuh kurus Runi ke atas pangkuannya. "Maaf ya, Pak Le lupa. InsyaAllah hari ini sepulang bekerja nanti Pak Le akan mampir belikan Runi mainan, Runi mau dibelikan mainan apa?" tanya Rakha sambil membereskan poni sang keponakan yang berantakan.
"Boneka Barbie, Pak Le,"
"Oke deh, boneka barbie siap meluncur ke tangan Runi hari ini,"
"Asiik, makasih ya Pak Le. Runi doakan semoga hari ini apapun yang Pak Le lakukan di luar sana di beri kemudahan sama Allah, supaya Pak Le bisa bantu Bapak mengurus Ibu. Runi sudah kangen sama masakan Ibu. Tiap hari Bapak selalu masakin Runi telor dadar, kalau nggak telor ceplok, Runi bosen!"
Celoteh Runi memancing tawa Rakha keluar meski sebenarnya, hatinya justru teriris mendengar kejujuran bocah berumur tujuh tahun itu. Runi memang masih sangat membutuhkan sosok Mba Siti sebagai Ibunya.
Kuat Mbak...
Lekaslah sembuh, supaya Runi tidak kesepian lagi...
Bisik Rakha membatin.
Usai berpamitan pada Runi dan Wisnu yang saat itu juga sedang sibuk mengurus keperluan Runi untuk sekolah, Rakha pun beranjak dari petakan rumah kontrakan yang berdiri di pinggiran kali.
Deretan kontrakan yang bangunannya bahkan sudah terlihat tak layak huni.
Tapi berhubung uang sewanya sangat murah, jadilah tempat tersebut destinasi utama bagi para pendatang dari luar kota yang hendak mengadu nasib di Ibukota. Seperti layaknya Wisnu dan Siti. Mereka yang memilih Ibukota sebagai tempat menetap setelah mereka menikah.
Semalam, Rakha sudah diberitahu letak perusahaan Dirgantara Grup oleh Wisnu.
Wisnu bilang, dari sini dia hanya perlu naik metromini jurusan blok M dan menyambung lagi naik metromini jurusan kemayoran baru. Rakha hanya perlu mengatakan pada kenek bis agar di turunkan di depan perusahaan Dirgantara Grup.
Rakha celingukan menunggu metromini yang dimaksud. Beberapa kali dia menguap. Semalam Wisnu mengajaknya ngobrol sambil minum kopi dan main catur. Lewat tengah malam Rakha baru bisa memejamkan mata. Dan berhubung ini adalah hari kamis, Rakha terbiasa melaksanakan puasa sunah. Jadilah pukul tiga dini hari tadi, dia terbangun untuk sahur dan melaksanakan tahajud. Dia tidak tertidur lagi sampai waktu shubuh tiba karena terus larut dalam dzikirnya. Hingga waktu menunjukkan pukul setengah enam, Rakha langsung bersiap untuk berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR RANIA (End)
Romance#1. Religi Populer (18-20 Juni 2021) dari 7,9 K cerita ***** Dua minggu sebelum pernikahannya, Rania mengalami kecelakaan parah hingga menyebabkan dirinya mengalami kebutaan. Pernikahan yang telah dipersiapkan dan hampir rampung sepenuhnya mendadak...