4

584 128 4
                                    

"Udah terima bunganya, Di?" tanya suara seorang pria di seberang ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah terima bunganya, Di?" tanya suara seorang pria di seberang ponsel.

"Udah," jawab Claudia. "Makasih ya, Mas."

"Sama-sama. Sekali lagi, selamat untuk perilisan film barunya. Semoga box office."

"Aamiin."

"Jaga kesehatan ya, Di. Istirahat yang cukup dan minum vitamin."

Claudia lekas mengakhiri panggilan itu. Tanpa sadar dia mendesah, gundah.

"Siapa?" tanya Om Hengki yang duduk di sampingnya sambil menyetir.

"Mas Banyu." Claudia menyimpan ponselnya ke dalam tas. "Tadi dia kirim buket mawar ke rumah. Ngucapin selamat buat film baruku."

"Kalian udah mulai berhubungan lagi?"

"Maksud Om?" Claudia menatap pria klimis itu.

"Inget, dia udah nyakitin kamu, Di. Om nggak mau kamu terluka lagi."

Bukannya sudah lupa, Claudia hanya tidak mau terlalu lama menyimpan luka. Sudah hampir enam bulan berlalu sejak kejadian menyakitkan itu. Lima tahap kesedihan sudah hampir dilaluinya. Kini, Claudia sedang dalam fase penerimaan. "Emang siapa yang mau terluka lagi, Om? Aku cuma jawab telepon Mas Banyu, dan berterima kasih buat buket mawar dan ucapan selamatnya aja."

"Hati-hati, nanti kamu baper! Playboy kayak si Banyu pasti punya banyak cara buat menaklukkan hati cewek yang dia incar."

"Om Hengki tenang aja. Aku bisa jaga diri dan jaga hati. Lagian kan sejak Desember kemarin sampai Januari ini, aku sibuk promo film sana-sini. Nggak ada waktu buat baper-baperan lagi."

Pria berusia awal lima puluhan itu mengembuskan napas, tampak lega. "Om cuma ngingetin aja. Jangan sampai karier kamu terganggu cuma gara-gara cowok, apalagi cowok itu pernah nyakitin kamu. Lebih baik sekarang kamu fokus aja sama kerjaan kamu. Masih ada agenda promo film sampai minggu depan. Habis itu, kamu ada syuting iklan sama beberapa casting film layar lebar."

"Casting di PH mana aja, Om?" tanya Claudia, tiba-tiba teringat kata-kata Ahimsa. Harus selektif! "Terus, Om udah tau siapa yang bakal nge-direct filmnya nanti?"

Om Hengki menatap Claudia. "Sejak kapan kamu tertarik sama nama PH dan sutradaranya?"

"Sejak... sejak aku sadar selama lima tahun aku berkarier, membintangi lima film layar lebar, delapan FTV, beberapa iklan TV dan jadi bintang video klip, karierku kayak stuck, gini-gini aja, nggak jalan ke mana-mana. Yang aku dapet cuma capek, masuk IGD, dan duit yang kayak cuma numpang lewat aja."

"Kamu bilang apa tadi? Kariermu stuck? Yang kamu dapet cuma capek? Cuma masuk IGD? Cuma duit yang numpang lewat aja?"

"Iya, Om. Aku tuh pengin juga dapet hal lain, kayak prestasi, penghargaan festival film, popularitas...."

Broken BadlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang