Jatuh cinta pada aktris idola itu sah-sah saja, tapi jangan pernah bermimpi untuk memilikinya.
*
Ahimsa Wiraguna jatuh cinta pada Claudia Amanda, aktris berbakat yang sayangnya tak pernah menjadi pemeran utama di setiap film layar lebar dan FTV yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ahimsa seakan baru menyadari hampir semua kemeja dan kausnya di dalam lemari berwarna hitam dan putih. Dia yang sangat menyukai kedua warna itu tak pernah peduli setiap kali Aruna berkomentar, "Abang kayak cuma punya dua baju. Kita yang liat juga bosen. Item-putih, item-putih mulu." Dan kini, Ahimsa mulai khawatir. Bagaimana kalau Claudia juga berpikir dan berkomentar begitu saat bertemu di CGV Cinemas Grand Indonesia nanti?
Sudah hampir lima menit dia berdiri di depan lemari pakaian dan masih mengenakan handuk putih yang menutupi pinggang hingga lututnya. Masih ada tetesan air yang membasahi dada bidang dan perut six pack-nya usai mandi sore itu. Mengobrak-abrik isi lemari, dia mencari-cari warna selain hitam dan putih. Ada warna abu-abu dan biru gelap, namun baginya tetap tak sesempurna hitam dan putih. Akhirnya, Ahimsa memilih kaus hitam dan kemeja polos biru gelap.
"Tumben nih, pake biru," komentar Aruna yang sedang menonton TV saat Ahimsa menuruni anak tangga. "Udah nggak jadi anak magang yang bajunya item-putih item-putih mulu, Bang?"
"Berisik, ah!" sahut Ahimsa, berusaha tak peduli. Namun, lagi-lagi dia khawatir kalau Claudia akan berpikir dan berkomentar sama.
"Kenapa, Bang?" tanya Aruna, heran melihat Ahimsa yang tampak bingung dan masih berdiri di dekat tangga.
"Nggak..." Ahimsa ragu, apakah dia harus bertanya kepada Aruna soal penampilannya sekarang atau tidak. Selama ini, dia tidak pernah merancang penampilannya untuk memuaskan orang lain. Dia hanya memakai sesuatu yang dia suka dan dia mau. Bukan berarti serampangan. Ahimsa punya standar fashion yang cukup baik. Hanya saja, dia memang cenderung menyukai warna hitam dan putih saja.
"Terus?"
"Dek... menurut lo, OOTD Abang sekarang gimana? Boring, nggak?"
Aruna menatap Ahimsa dari ujung rambut hingga kaki dengan saksama, lalu tersenyum penuh arti. "Kece, Bang! Kak Claudia pasti suka."
Ahimsa terkejut. Dari mana adiknya tahu kalau dia hendak menemui Claudia sore itu?
*
"Gimana tadi meeting-nya? Lancar?" Ahimsa bertanya kepada Claudia saat mereka meninggalkan salah satu restoran di mal Grand Indonesia.
"Lancar," angguk Claudia. "Gue dapet tawaran jadi co-host buat acara jalan-jalan gitu di salah satu stasiun TV swasta."
"Wow! Cool!" seru Ahimsa yang berjalan di samping Claudia. Wajahnya tampak sebahagian Claudia saat mendapatkan tawaran tersebut. "Terus, terus?"
"Tadi baru overview aja, sih. Tapi udah lumayan kebayanglah. Nanti meeting lagi sama orang TV. Doain ya, Him. Semoga proyeknya lancar."
"Pasti!" angguk Ahimsa. "Nama lo selalu ada dalam doa-doa gue."
"Tapi kan, Tuhan kita beda...." Sebelum Ahimsa salah menafsirkannya, Claudia buru-buru menambahkan. "Becanda."
Ahimsa tersenyum, kemudian mengalihkan topik pembicaraan, "By the way, gimana kabar Om Hengki?"
"Masih nunggu vonis, dan kasusnya udah diurusin lawyer. Puji Tuhan, dia sehat-sehat aja. Cuma, tante gue yang agak... yah, bisa dibilang depresi gitu. Terpaksa harus jual mobil dan barang-barang berharga lainnya emang bukan sesuatu yang mudah...," papar Claudia dengan hati nyeri.
"I see. Sori, seharusnya gue nggak nanyain itu di tengah kabar baik soal proyek baru lo."
"Nggak apa-apa, Him. Thank you for asking."
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di CGV Cinemas yang ramai. Sore itu, mereka hendak menonton Parasite, film Korea yang berhasil meraih empat dari enam nominasi dalam penghargaan piala Oscar 2020. Sejak pengumuman resminya yang disiarkan secara langsung pada hari Senin lalu, Ahimsa tak bosan-bosannya membahas dan membanggakan film itu, entah di Instagram ataupun saat berbincang dengan Claudia di telepon.
Claudia sampai ingat kata-kata Ahimsa yang berbunyi, "Gila sih, Di. Parasite ini rekor baru buat perfilman Asia yang bisa nembus Oscar dengan enam nominasi, dan berhasil bawa pulang empat piala yang salah satunya Best Picture. Best Picture, Di! BEST PICTURE! Gila banget sih, menurut gue!"
Karenanya, Claudia jadi penasaran. Sebagus apa sih, film tersebut? Dan dia pun meminta Ahimsa menemaninya menonton Parasite pada Sabtu sore itu, setelah Ahimsa memberitahunya bahwa CGV Cinemas menayangkan ulang Parasite dan beberapa film nominasi Oscar lainnya. Claudia sempat meminta Ahimsa mengajak Abe dan Andra juga, tapi ternyata mereka berdua punya acara lain.
"Him," sapa Claudia, setelah Ahimsa mencetak tiket mereka berdua.
"Ya?"
"Tumben lo pake kemeja biru." Claudia sudah merasa ada sesuatu yang berbeda dari Ahimsa sejak cowok itu muncul di restoran beberapa saat lalu, menemui Claudia seusai meeting dengan pihak rumah produksi. Namun, Claudia baru saja menyadari perbedaan itu ada pada kemeja Ahimsa yang lebih berwarna dari biasanya.
"Kenapa?" tanya Ahimsa sambil tersenyum.
"Matcing sama outfit gue," jawab Claudia yang pada saat itu mengenakan kaus biru berlengan panjang dan celana capri hitam. "Jadi kayak couple deh, kita."
"Di, gue ke toilet dulu, ya?"
Claudia mengangguk sambil tersenyum melihat Ahimsa yang mendadak salah tingkah. Dan kalau dia tidak salah lihat, wajah Ahimsa pun tampak memerah. Ahimsa yang biasanya bersikap cool jadi terlihat lucu dengan tingkah seperti itu.
Saat berada di dalam bioskop, ponsel Claudia bergetar. Pop up notifikasi menampilkan sebuah pesan di layar.
Mas Banyu:
Apa kabar, Di? Gimana kerjaanmu setelah kasus yang menimpa Om Hengki? I'm really worried about you.
Claudia mematikan ponsel, lalu menyimpannya ke dalam tas. Dia berusaha menikmati film dan momen kebersamaannya dengan cowok pencinta warna hitam-putih yang telah membuat hari-harinya jadi lebih berwarna itu; si cowok baik yang paling perhatian dan selalu ada untuknya selama sebulan ini.
Beberapa saat setelah tak sengaja menyentuh jemari Ahimsa, jemari Claudia bagaikan besi rapuh yang tertarik magnet kokoh, semakin dekat dan menempel di sana. Lalu, ada dorongan yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk menggenggam tangan Ahimsa, mengisi sela-sela jemari Ahimsa dengan jemarinya.
Sesaat, Claudia merasakan entakan di tangan Ahimsa. Mungkin cowok itu terkejut dengan apa yang dilakukan Claudia. Atau mungkin Ahimsa menolaknya? Claudia tersentak dan khawatir kalau-kalau dia telah melakukan kesalahan. Dia pun lekas mengangkat dan menjauhkan jemarinya dari sana.
Namun, sedetik kemudian, jari-jemari Ahimsa menarik kembali jari-jemari Claudia, dan balas menggenggamnya lebih erat.