12

306 90 13
                                    

"Gue masih belum dapet alasan kenapa Adrian terobsesi banget sama Cecilia," ungkap Gilang sambil mengunyah cheese burger-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue masih belum dapet alasan kenapa Adrian terobsesi banget sama Cecilia," ungkap Gilang sambil mengunyah cheese burger-nya. Jumat malam itu, Komunitas Cinemagz nonton bareng film The Invisible Man di Blok M Square. Dan seperti biasa, setelah itu mereka nongkrong bareng sambil membahas film yang baru selesai ditonton.

"Menurut gue sih, Adrian milih Cecilia buat muasin egonya dia. Cecilia kan cewek biasa-biasa aja, nggak begitu cantik, jadi si Adrian berasa punya kekuatan lebih buat menguasai dan mengendalikan Cecilia," jawab seorang cowok berkacamata, salah satu dari sepuluh orang anggota Komunitas Cinemagz yang hadir. "Jadi, ketika ternyata Cecilia ngelawan dan kabur, si Adrian makin tertantang buat naklukin Cecilia yang udah menampar ego dan harga dirinya."

"Sori, gue nggak setuju." Seorang cewek berambut ikal sebahu membantah pendapat cowok berkacamata itu. "Pertama, Cecilia tuh cantik, berkelas, dan juga cerdas. Dia punya karier yang bagus, pernah traveling ke beberapa negara, dan fasih berbahasa Prancis. Kedua, gue yakin si Adrian bukan tipe cowok yang berpikiran dangkal kayak lo walaupun dia punya sisi jahat."

Ahimsa yang sedang mengunyah kentang gorengnya tersenyum mendengar pendapat salah satu seniornya di Komunitas Cinemagz yang cukup vokal itu.

"Gue setuju. Nggak semua cowok memandang fisik dan penampilan cewek dengan perspektif yang sama," imbuh cowok lainnya yang berambut cepak. "Dan definisi cantik di mata setiap orang itu beda-beda. Nggak bisa digeneralisasi semua cowok bakal menilai Cecilia biasa-biasa aja atau nggak cantik. Bisa jadi, di mata Adrian, Cecilia itu cantik banget dan punya daya tarik tersendiri."

"Nah, itu dia masalahnya," sahut Gilang, "Di filmnya, gue nggak menemukan statement yang menguatkan motivasi Adrian secara jelas. Jadi kesannya, Cecilia ini kayak random victim aja, gitu."

"Yah, namanya juga orang jatuh cinta, Bang," ujar cewek berkerudung marun. "Orang kayak Adrian juga bisa jadi bucin, kan?!"

"Tapi film ini bukan romcom," geleng Gilang. "Dan kalau semua hal diserahkan ke persepsi penonton, ya menurut gue kurang tepat aja. Film maker juga harus bisa men-deliver pesannya dengan statement yang kuat. Tetep perlu ada line yang menjelaskannya. Atau, gue aja yang kelewat bagian itu?"

"Kalau nggak salah, seinget gue ada dialog Adrian yang bilang, I need you, but you don't need me," jawab Ahimsa, setelah otaknya berhasil mengingat-ingat. "Jadi, menurut gue, Cecilia punya value lebih di mata Adrian, yaitu sikap cueknya. Sementara di luar sana ada banyak cewek lain yang memuja dan membutuhkan Adrian karena ketampanan dan kemapanannya, Cecilia malah bersikap sebaliknya. Jadi, ada benernya juga kalau dibilang Adrian memilih Cecilia demi egonya. Tapi gue juga setuju kalau Claudia itu cewek yang cantik, cerdas, dan berkelas."

"Claudia?" tanya Gilang dan juga anak-anak lainnya sambil mengernyitkan dahi menatap Ahimsa.

"Iya, Claudi---sori, maksud gue... Cecilia," ralat Ahimsa dengan wajah merah. Dia pun buru-buru meneguk Coca-Cola-nya.

Broken BadlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang