29

411 78 0
                                    

Malam itu, meja makan di rumah keluarga Bagas Tirto Pramono hanya menyisakan satu kursi kosong. Claudia datang bersama ibu dan kedua adiknya, memenuhi undangan makan malam di sana. Banyu dan kedua orangtuanya menyambut mereka dengan hangat. Tentu saja mereka semua sudah melakukan swab test atas anjuran Banyu, dan hasilnya dinyatakan negatif.

"Seneng banget akhirnya saya bisa bertemu ibunya Claudia," ujar Tante Alice saat menyambut Tante Marina. Ini pertama kalinya mereka bertemu.

"Saya lebih seneng lagi bisa bertemu ibu dan ayahnya Nak Banyu." Tante Marina tak kalah ramah. "Terima kasih untuk undangan makan malamnya."

Orangtua Banyu sudah mengetahui kondisi keluarga Claudia, dan mereka tidak mempermasalahkan perbedaan status sosial atau semacamnya. Yang terpenting, mereka melihat perubahan Banyu ke arah yang lebih baik semenjak Banyu berhubungan dengan Claudia. Banyu sempat mengalami masa-masa sulit dan depresi setelah ditinggal menikah mantan pacarnya. Bantuan dari psikiater dan obat-obatan pun tak cukup mampu memulihkannya. Kehadiran Claudia lah yang menjadi penyembuh jiwa Banyu. Karena itu, orangtua Banyu sangat menyukai dan menyayangi Claudia.

Sepanjang makan malam berlangsung, mereka berbincang santai. Berbasa-basi. Tertawa. Membahas film terbaru Claudia yang tayang sejak beberapa hari lalu. Membicarakan kondisi kesehatan Om Bagas. Hingga akhirnya menyinggung rencana pertunangan Claudia dengan Banyu.

"Oh, kalau saya sih, terserah Claudia saja," komentar Tante Marina, menanggapi pembicaraan tersebut sambil menikmati hidangan penutup. "Apa pun keputusan Claudia, pasti akan saya dukung."

"Perfect!" seru Tante Alice, tampak sangat bahagia. Begitu pun dengan Om Bagas. Mereka berdua sudah tak sabar ingin segera menikahkan Banyu dengan Claudia.

"Mengingat kondisi saya yang sudah mulai sering sakit-sakitan begini, rasanya akan lebih melegakan kalau saya bisa melihat putra semata wayang saya menikah dengan gadis yang tepat sebelum penyakit saya bertambah parah," ujar Om Bagas dengan mata berkaca-kaca, seolah dia akan meninggal dunia esok atau lusa.

Tante Alice mengulurkan tangan lalu menggenggam tangan suaminya di atas meja. "Jangan khawatir, Mas. Melihat hubungan Banyu dan Claudia sudah kembali membaik seperti ini, rasanya kita bisa segera menggelar pesta pertunangan mereka. Benar kan, Claudia?"

Claudia hanya tersenyum canggung lalu menenggak air mineral di gelasnya.

"Kamu sudah siap menerima lamaran Banyu?" pertanyaan Om Bagas terdengar seperti permintaan yang penuh harapan.

Banyu menatap Claudia dengan senyuman termanisnya. Berusaha meyakinkan Claudia bahwa tak ada pilihan yang lebih baik lagi selain menerima lamarannya.

*

Sebagian chapter dihapus karena cerita ini sudah diterbitkan.

Silakan baca lanjutannya dalam novel BROKEN BADLY yang sudah terbit dan beredar di toko buku kesayanganmu.

Terima kasih atas atensi dan support kalian selama ini.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Broken BadlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang