Ekstra Part

9.5K 466 11
                                    

Begitu melahirkan anak perempuan mereka yang cantik, ada berbagai hal yang berhasil mengubah hidup mereka. Namun, Arsen lelaki yang kini terlelap tidur karena menggantikannya begadang semalaman tetap sama, tidak pernah berubah sekalipun, masih hangat, selalu mencintainya dan tidak pernah meninggalkannya.

Yasmin bangkit mencium kening suaminya kemudian mencium kening anak mereka yang berumur enam bulan, kecil dengan pipi yang tembam seperti pipinya. "Shafira Aida Nadhifa Arya" anak perempuan yang mungil, bersih dan cantik yang hadir memberikan kebahagiaan di antara mereka berdua. Rasanya baru kemarin dia berjuang melahirkan Shafira di dunia, sekarang anak kecilnya itu sudah berusia lima bulan, sebentar lagi dia akan sibuk-sibuknya mempelajari resep MPASI untuk anak perempuannya.

Sebelum ke dapur untuk menyiapkan sarapan, Yasmin kembali tersenyum melihat gaya tidur Shafira dan ayahnya yang sama persis. Mungkin satu-satunya yang mirip antara dirinya dengan anaknya sendiri adalah pipi, selebihnya Shafira lebih banyak meniru kebiasaan dan bentuk wajah Arsen, kadang dia juga sedikit kesal karena harusnya kan agar adil kemiripannya harusnya sama, lima puluh persen mirip Yasmin dan lima puluh persennya lagi mirip Arsen.

"Masak apa ya hari ini?" Lama Yasmin memperhatikan bahan-bahan masakan yang ada di dalam kulkas.

"Nasi goreng aja kali ya." Celetuknya pada dirinya sendiri, dia kemudian menyiapkan bumbu dan mencuci bahan-bahan untuk masakannya nanti.

"Kamu udah bangun?" Ucap Yasmin ketika tangan kekar memeluknya dari belakang. Dia sudah tidak lagi terkejut, karena lelaki yang memeluknya itu memiliki satu kebiasaan, memeluknya dari belakang di setiap pagi dan pulang kerja. Katanya, agar energinya bisa kembali penuh.

"Hu'um.." lelaki itu mencium dalam-dalam aroma yang disukainya, bahkan di pagi hari sekalipun aroma Yasmin sangat menenangkan.

"Tidur lagi aja Mas, kamu kan udah begadang semalaman. Oh iya, tadi Khalif anaknya Ustadz Dzul bawain ponsel kamu, ketinggalan di Masjid katanya."

"Astagfirullah, kok bisa ya aku lupa lagi." Yasmin mencubit tangan kekar yang memeluknya membuat laki-laki itu meringis. Arsen memang terbiasa membersihkan Masjid sepulang sholat subuh bersama Khalif, katanya agar dia tidak terlelap selepas subuh.

"Saya nggak mau bangun siang pak, nanti rezekinya di patok ayam" kira-kira begitulah yang Arsen katakan ketika para bapak-bapak komplek bertanya mengapa Arsen, penerus bisnis yang sangat sukses itu lebih memilih membersihkan masjid, alih-alih kembali ke rumah untuk tidur nyenyak. Faktanya memang benar, analogi kalimat tersebut menunjukkan bahwa jika kita bangun siang maka rezeki bisa diambil orang lain. Tentunya kebiasaan tidur setelah subuh dapat menyebabkan kita bisa bangun siang.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,

“Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang [makruh] kecuali ada penyebab atau keperluan.”

"Lagian, ngapain pula kamu ke Masjid bawa ponsel segala?" Tanya Yasmin menggoreng telur dadar sebagai lauk untuk nasi goreng mereka.

"Lagian istri siapa yang akunya sudah sampai rumah baru bilang, sayang aku baru mau nitip buat beliin bubur dekat Masjid?" Arsen meniru cara berbicara Yasmin kemudian mencium hidung mancung milik istrinya itu.

"Aku bawa ponsel biar kalau ada yang mau dititip, istriku yang cantik ini bisa tinggal telpon." Pipi Yasmin memerah,

"Sayang, kamu demam ya?" Tanya Arsen melihat pipi istrinya yang memerah. Aduh bisa nggak sih pipi ini kerja sama dikit, padahal ini bukan pertama kalinya Arsen mengucapkan kata-kata romantis untuknya tapi kenapa rasanya masih sama seperti pertama kalinya lelaki itu menggombalinya?

DILEMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang