EPILOG

11.6K 582 51
                                    

Jika ditanya apa impian Arsen semenjak menikah dengan Yasmin, jawabannya sesederhana dia ingin menjalani pernikahan seperti orang-orang pada umumnya. Perempuan yang mudah tertidur itu akan memarahinya jika menaruh handuk sembarangan, perempuan itu akan merengek jika permintaannya tidak dituruti, lalu meninjunya saat kesal atau merasa kesakitan saat sedang datang bulan, dia juga akan meminta agar Yasmin memasakkan makanan favoritnya. Mereka akan sesekali bertengkar karena kesalahpahaman kecil berakhir dengan dia yang memeluk tubuh ramping Yasmin yang begitu hangat layaknya Rasulullah saat marah kepada Aisyah.

Rumah yang bergaya minimalis itu begitu hangat dengan taman yang cukup luas lengkap dengan pepohonan yang banyak. Rumah impian Yasmin yang menjadi hadiah untuknya dari Arsen. Perempuan itu menginginkan rumah yang tenang, yang ketika hujan turun dia akan memandang ke luar jendela dengan pemandangan yang indah. Bunga serta pepohonan yang mulai tumbuh karena rajin dia rawat. Saat musim penghujan tiba seperti saat ini, maka alih-alih selimut, Arsen lebih merasa hangat saat memeluk Yasmin.

"Maaaas, loh kok handuknya lagi-lagi ditaruh sembarangan. Ditaruh dikasur lagi, kan kasurnya juga ikutan basah. Aku udah sediain gantungan loh di kamar mandi, kamu.." sebelum omelan itu kian memanjang, satu kecupan cukup membuat pipi perempuan itu memerah seperti tomat.

"Aku taruh di kamar mandi, oke?" lelaki itu mengambil handuk miliknya lalu digantungnya di kamar mandi "Kamu makin hari, makin doyan marah-marah. Padahal minggu lalu deh perasaan jadwal pms kamu, aku sampai disuruh tidur di luar cuma karena aku bernapas." Yasmin tertawa mendengar celotehan suaminya

"Ya maaf sayang, tapi helaan napas kamu itu berisik banget tahu. Kamu kan tahu kalau pinggang aku itu rasanya mau patah saking nyerinya, jadinya nggak bisa tidur karena napas kamu." Arsen mengangguk pasrah, lelaki oh lelaki, bernapas saja bisa salah dimata perempuan.

"Kalau gitu minta maaf sama aku." Kata Arsen manja

"Lah itu tadi, aku udah minta maaf kan?" Arsen menggeleng

"Kiss" lelaki itu memajukan wajahnya hingga jarak antara wajahnya dan Yasmin tersisa sejengkal.

"Janji dulu sama aku."

"Janji?" Tanya Arsen membuat Yasmin mengangguk "Janji apa?" Sambungnya

"Jangan nangis, aku mau kasih kamu sesuatu." Yasmin tersenyum lalu mengambil sebuah kotak di samping laci tempat tidur mereka.

"Selamat satu tahun pernikahan sayang." Mata Arsen membulat, bodohnya dia baru ingat bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahan mereka, lelaki memang lemah mengingat tanggal, bahkan tanggal pernikahannya saja luput.

"Aku nggak pernah berhenti bersyukur karena memiliki kamu di dalam hidupku. Lelaki yang menerima kurangku yang banyak, serta menghargaiku dan selalu memuliakanku. Aku selalu meminta Allah untuk memberikan kamu dua kali unukku, satu Arsen di dunia, dan satu Arsen di surga." Arsen memeluk Yasmin mencurahkan segala rasa syukurnya memiliki Yasmin di dalam hidupnya.

Setiap kali rasa lelah itu datang sampai-sampai tak hanya tenaga namun pikiran pun lelah akan selalu ada dia disampingnya memberikan energi yang membuatnya mampu melalui ini semua. Pelukan hangatnya mampu membuat kesedihan ketika dia rindu dengan orang tuanya sedikit berkurang.

"Mas selalu bertanya sama aku, apakah aku bahagia bersama mas. Selama setahun ini, aku nggak pernah berhenti bersyukur memiliki mas di dalam hidupku, tentu saja aku sangat bahagia. Sekarang, buka hadiahnya. Tapi janji, nggak boleh nangis." Alis Arsen bertaut, hadiah jenis apa memangnya yang membuatnya mampu menangis?

Dibukanya pelan-pelan kotak yang cukup besar, lalu tebak apa isinya. Sebuah boneka beruang cokelat yang menggemaskan.

 Sebuah boneka beruang cokelat yang menggemaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DILEMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang