"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh."
(QS. An Nisa': 78).Bukankah dia sudah menjadi lelaki yang lebih baik, dia bahkan sedikit lagi mengkhatamkan hafalan qur'annya. Dia secara istiqomah rutin datang ke kajian, dia menjaga pandangannya. Tetapi, mengapa Allah membalasnya seperti ini.
Ribuan tanya tanpa jawaban,
Hingga kemudian, ingatannya membawa pada hari di mana Ustadz Dzul memberikan ceramah kepadanya.Ustadz Dzul bertanya kepada Arsen
"Kamu tahu, siapakah yang akan mendapatkan ujian terberat?"
"Orang yang ditinggalkan keluarganya?" Jawaban Arsen membuat Ustadz Dzul tersenyum dan menggeleng, menandakan bahwa jawabannya kurang tepat.
"Dari Mush'ab bin Sa'id, seorang tabi'in dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
"Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?"
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
"Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa"
"Mengapa kualitas agama harus diuji dengan cobaan. Bukankah itu tidak adil? Malah mungkin membuat orang itu menjadi malas beribadah karena ketika dia beribadahpun balasannya hanya sebuah ujian" tanya Arsen bingung.
"Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang sholih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar. Kamu mendapatkan dua kali kebahagiaan dari ujianmu, yang pertama balasannnya nanti di Surga Allah, yang kedua kamu akan mendapatkan hikmah yang terselip dan dikuatkan bahumu untuk menanggung ujian yang akan datang" tutup Ustadz Dzul.
Berita kematian salah satu jejeran orang terkaya di Indonesia mampu menghebohkan dunia, khususnya Indonesia. Berita kematiannya disiarkan secara langsung di lima belas stasiun tv. Ratusan pelayat yang tergolong sebagai orang yang dipandang dan berpengaruh datang untuk melayat.
Ribuan ucapan bela sungkawa dia terima, jejeran bunga di depan rumah orang tuanya begitu banyak, bahkan ratusan.
Padahal, baru saja orang tuanya mengabarkan bahwa mereka akan tiba di Indonesia sebelum acara pernikahannya dengan Yasmin tapi kecelakaan na'as itu menimpa mereka di Surabaya terjadi. Taksi yang mereka gunakan untuk membawanya menuju rumah mereka di Surabaya, dibawa oleh supir yang sedang mengantuk. Tapi mengapa supir itu hanya mengalami patah tulang, sementara kedua orang tuanya harus meninggal dunia?
Malam itu juga jenazah mereka dibawa ke Jakarta karena sebelum mereka meninggal mereka sudah memesan tanah untuk menjadi tempat peristirahatan terakhir mereka.
Di sanalah lelaki dengan pakaian serba hitam itu berdiri, tetap tegar menahan seluruh luka yang menimpanya. Dia tersenyum meski sudut bibirnya berkedut ingin menangis. Lelaki memiliki bahu yang lebih tegar dari perempuan karena dia juga akan menanggung beban, keluh kesah perempuan yang dicintainya. Namun, di sisi lain, dia butuh seseorang untuk menguatkannya.
Ustadz Dzulqarnain mengelus pundak Arsen "Setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti. Semoga Allah mempertemukanmu dan kedua orang tuamu di surga nanti" tetes air mata Arsen tidak bisa dibendung lagi, lelaki yang hanya menangis dua kali semenjak dirinya baligh itu menangis penuh kesakitan. Tangisan yang pertama karena dia dikirim ke Jerman sendirian, tangisan kedua saat dia mentadabburi Alqur'an, tangisan yang ketiga saat kedua orang tuanya meninggal dunia.
Jenazah kedua orang tuanya disemayamkan berdampingan. Arsen ikut turun ke liang lahat untuk mengangkat mayat orang tuanya. Semua orang menangis menyaksikan Arsen, tak terkecuali para pegawai rumah sakit, Syafiq dan Abi Adnan yang turut membantu proses pemakaman meskipun anak perempuannya tengah terbaring koma di Rumah Sakit.
Kecelakaan tersebut tidak hanya membuat kedua orang tua Arsen meninggal dunia tetapi membuat Yasmin terbaring antara hidup dan mati di Rumah sakit.
Semalaman Ummi Aisyah dan Lail menjaga tetapi tidak ada tanda Yasmin akan segera bangun. Perempuan itu dirujuk ke Jakarta menggunakan jet pribadi keluarga Arsen karena peralatan yang lebih mumpuni di sana. Yasmin dan orang tua Arsen terbang ke Jakarta bersama sepuluh Dokter dan Suster yang andal mengingat keluarga Chairil termasuk pemegang sebagian saham di Rumah sakit mereka. Tidak mungkin mereka membiarkan calon menantu dari salah satu orang terkaya di Indonesia, menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit mereka.
Perempuan itu seolah berada dalam mimpi yang indah, hingga tidak seorang pun mampu membangunkannya dari mimpi indah tersebut. Wajahnya begitu damai, seolah hal inilah yang dia inginkan.
"Jangan tinggalin Ummi sayang, Ummi nggak tahu bagaimana menjalani hidup ini tanpa kamu. Bangun yaaa sayang" Ummi Aisyah terisak memandangi sekujur tubuh Yasmin yang dipasangi alat-alat untuk menunjang hidupnya. Seolah, ketika alat itu terlepas maka anak perempuannya akan pergi dari dunia ini.
"Permata cantiknya Ummi, bangun sayang" Ummi Aisyah mencium kening anaknya membuat Lail terisak, tidak sanggup menyaksikan semua ini.
Jika anak ditinggalkan ayahnya maka disebut yatim, anak ditinggalkan ibunya disebut piatu, jika ditinggalkan keduanya maka disebut yatim piatu. Jika seorang istri ditinggalkan suaminya disebut janda, sebaliknya suami ditinggalkan istri disebut duda. Tapi, tidak ada sebutan bagi orang tua yang ditinggalkan anaknya, karena sakitnya begitu dalam. Seperti dunia dan seisinya hancur begitu saja. Karena bagi orang tua, anak adalah harta yang paling berharga.
Setelah kembali dari kubur, Arsen berjalan tak tentu arah, Syafiq mengikutinya kalau-kalau lelaki itu akan melakukan hal yang tidak-tidak. Sesampainya di rumahnya. Dia membuka seluruh bajunya yang penuh dengan tanah, dia membersihkan dirinya, berwudhu dan menggantinya dengan baju yang bersih, kemudian mendirikan sholat.
Kau tahu apa yang dikatakan lelaki itu?
Dengan lembut dan penuh pengharapan dia berdo'a kepada Allah.
"Jika Engkau berkenan Ya Rabb, tolong pertemukan hamba dengan orang tua hamba di Surgamu. Janganlah Engkau siksa mereka di dalam kuburnya. Mereka berdua orang yang baik.
Jika ujian yang Engkau berikan sebagai tanda cintamu kepada hamba-Mu, maka hamba akan terima dengan ikhlas. Hamba ikhlas Ya Rabb, hamba terima
Tetapi, bolehkah hamba meminta Ya Rabb?
Tolong jangan Engkau ambil wanita yang hamba cintai juga, hamba tidak tahu bagaimana hamba harus menjalani hidup ini jika Engkau mengambil semuanya, selamatkan dia Ya Allah, kabulkanlah permohonan hamba.
Hamba janji akan menjadi orang yang lebih baik lagi, hamba mohon Ya Rabb." Syafiq yang menyaksikan semua itu menghapus air matanya, menutup pintu dengan hati-hati.
Kasihan Arsen, hayo siapa yang kirain yang meninggal si Yasmin?
😭😭😭😭😭Jangan lupa VOTE, KOMEN dan yang belum FOLLOW, ayoo di follow dulu!!
Bagaimana part ini gengs?
Eh kelupaan, Mohon do'anya yaa biar author lolos beasiswa dan menang lomba menulis.
Maafkan typonya juga😊
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA [SELESAI]
RomancePART MASIH LENGKAP! 🥇#1 hujan - Februari hingga April 2021 Yasmin, Dokter Anak yang berparas cantik dengan kepribadian yang mengagumkan. Ceria, penyayang dan cerdas. Dia menghabiskan tujuh tahun hidupnya untuk menunggu lelaki yang tidak pernah meng...