Hari kepulangan telah tiba, semua orang mengemas barang tak terkecuali Yasmin yang sibuk mengemas barang-barangnya. Koper kecil yang dibawanya tidak cukup menampung oleh-oleh yang dibelinya untuk kedua keponakannya yang menggemaskan. Beginilah kondisi tante dengan dua keponakan, kemana pun dia pergi yang pertama kali diingatnya adalah mainan lucu untuk kedua keponakannya.
"Gimana lagi ya caranya" ucapnya memikirkan cara agar barang-barang yang dibelinya muat masuk ke kopernya, tidak ada satupun barang yang dia mau keluarkan karena semua barang yang dibelinya penting. Jarang-jarang dia bisa berkunjung ke sini, dan mungkin dia tidak akan bisa menginjakkan kakinya ke tempat ini lagi setelah kembali ke kesibukannya.
"Yana, boleh nebeng di koper kamu nggak? Aku mau nebeng dong, please."
"Nih lihat" Yana membuka kopernya dan isinya jauh lebih banyak dari yang Yasmin pikirkan, sangat banyak
"Apa beli koper lagi kali ya?" Gumamnya pada dirinya sendiri.
"Kamu beli oleh-oleh banyak banget. Ya ampun, awas loh nanti hari penghisaban kamu capek jawab pertanyaan malaikat." ucap Yasmin
"Mau gimana lagi, namanya juga cewek, liat barang lucu dikit pasti langsung jatuh cinta. Sekali-kali kasih self reward buat diri sendiri, aku cari uang kan buat diriku sendiri, nanti kalau udah punya anak atau keponakan kaya kamu baru deh mikirin mereka. " Yasmin menggeleng takjub mendengar jawaban dari Yana.
Dia melanjutkan mengemas barang "Semangat Yasmin, sepertinya kamu harus kerja keras angkat-angkat barang alias jadi kuli sehari."
"Tenang, bukan cuma kamu yang jadi kuli, aku pun begindang." Sambung Yana yang sudah bersiap-siap membeli koper tambahan, dengan koper tambahan tersebut dia bisa membeli lebih banyak oleh-oleh.
Beberapa waktu kemudian, mereka sudah tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali. Beberapa hari di Bali, membuat pikirannya lebih segar, seperti terlahir kembali. Mungkin, itu alasan para turis memilih Bali, karena pesona alamnya yang sulit ditolak. Dia menyeret kopernya dengan kacamata hitam yang bertengger.
Hal yang menjadi hambatan adalah ketika tanpa sengaja dia bertemu dengan Arsen, dia merasa salah tingkah bahkan membuat dirinya malu sendiri karena kemarin terpeleset di kolam berenang saat tengah mencuri pandang ke arah Arsen yang sibuk berdiskusi dengan Dokter Arifin. Entah, diskusi tentang apa, Yasmin juga tidak mau tahu.
Pesawat yang akan ditumpanginya menuju Bandara Soekarno Hatta delay selama tiga jam karena mengalami masalah teknis membuat Yana girang dan pamit untuk berburu oleh-oleh lagi, katanya dia ingin mendedikasikan dua bulan gajinya untuk memborong oleh-oleh. Jika urusan memilih oleh-oleh, Yana sangat lama membuat ajakan untuk menemaninya ditolak Yasmin, Alfi dan suaminya pun sama, pamit untuk bertemu kerabatnya sebentar untuk mengambil titipan dari saudaranya meninggalkan Yasmin sendirian menyeret kopernya dengan susah payah.
"Mau saya bantuin?" Suara bariton dari lelaki yang tengah mengenakan kaus oblong berwarna hitam dengan kacamata bertengger di atas kepalanya membuat Yasmin sejenak tak bisa memalingkan wajahnya, tunggu kacamatanya mirip dengan miliknya tapi yang digunakan Arsen adalah kacamata versi laki-lakinya.
Harus bangetkah mereka punya barang yang sama? Batin Yasmin
Cukup lama Yasmi terkesima dengan laras rupawan laki-laki itu, bolehkah Arsen mundur sedikit? Gantengnya kelewatan.
"Hei, mau saya bantuin nggak?" Ucap Arsen sekali lagi membawa Yasmin kembali sadar dari keterpesonaannya beberapa waktu yang lalu.
"Nggak, nggak perlu. Saya bisa sendiri kok. Emangnya saya cewek lemah?" ucap Yasmin menarik kopernya menjauh dari Arsen. Tapi, ketidakberuntungan datang membuatnya terjatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA [SELESAI]
RomancePART MASIH LENGKAP! 🥇#1 hujan - Februari hingga April 2021 Yasmin, Dokter Anak yang berparas cantik dengan kepribadian yang mengagumkan. Ceria, penyayang dan cerdas. Dia menghabiskan tujuh tahun hidupnya untuk menunggu lelaki yang tidak pernah meng...