23. Surabaya dan Patah Hati

5.8K 554 25
                                    

Kajian rutin serta buka puasa bersama di komplek di rumah Abi Adnan dan Ummi Aisyah hari ini digelar di rumahnya. Orang-orang di rumah mereka sibuk menata hidangan yang akan dibagikan untuk jamaah yang akan mengikuti kajian hari ini.

Hari senin adalah salah satu hari yang baik dan disunnahkan untuk berpuasa. Bertepatan pula dengan kajian rutin yang diadakan sepekan sekali, bergilir dan hari ini giliran di Rumah orang tua Yasmin.

Yasmin dan Lail sibuk membuat puding dan juga es buah. Ummi Aisyah juga para sahabatnya menata makanan yang lima puluh persen sudah masak. Para tetangga juga ikut membantu. Disaat seperti ini indahnya kebersamaan menjadi pemandangan indah yang sayang untuk dilewatkan.

"Mbak, gulanya berapa banyak?" Tanya Yasmin kepada Lail yang sibuk memotong buah yang menjadi bahan dasar pembuatan es buah.

"Empat sendok aja Yas" jawabnya "Gimana?" Tanya Lail ketika Yasmin mencicipi puding tersebut, kebetulan hari ini dia ada tamu bulanan.

"Udah pas kok" jawab Yasmin

"Eh ada calon pengantin baru toh di sini. Yasmin nggak dinas hari ini?" Tanya Tante Ema, salah satu teman pengajian Ummi Aisyah.

Yasmin tersenyum dan mengangguk "Yasmin tukeran shift sama teman Tante. Tante Ema apa kabar?"

"Alhamdulillah cantik, kabar tante baik. Eh hampir lupa, ituloh Tasya ngundang kamu ke nikahannya"

"Tasya teman SDnya Yasmin?" Bu Ema mengangguk

"Tapi, nikahannya nanti di Surabaya. Dia katanya nggak punya kontak kamu, susah ngehubunginya. Jadi minta tolong sama Tante, kebetulan banget kan Tante ikut pengajian hari ini." Yasmin mengangguk. Dahulu, Tasya salah satu teman SD sekaligus keponakan Tante Ema memang tinggal di Jakarta selama enam tahun karena ayahnya dipindahtugaskan ke luar negeri. Kemudian saat SMP orang tuanya kembali ke tanah air dan mereka memutuskan untuk pindah ke Surabaya, tentu saja Tasya ikut.

"Tunggu sebentar ya, tante ambilkan undangannya" Yasmin mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya. Tak lama kemudian Tante Lili, salah satu tetangga komplek datang.

"Ada Yasmin cantik toh di sini. Dengar-dengar Yasmin mau nikah ya? Padahal tante udah tawarin kamu untuk dijodohin sama Arga, kamunya malah nikah sama yang lain." Ucap Tante Lili tersenyum namun perkataannya seolah mengintimidasi Yasmin.

Ya, siapa coba yang mau sama Arga yang hobinya mabuk-mabukan?

Mau bagaimana nasib rumah tangga gue nanti kalau dipimpin sama orang yang nggak tahu mana baik, mana salah, Yasmin membatin

"Hehehe, mungkin belum jodoh kali ya Tan?" Yasmin mengeluarkan jurus andalannya, tersenyum. Lagipula buang-buang waktu meladeni Tante Lili, salah satu ratu ghibah di komplek ini, dia juga yang menyebarkan bahwa Mbak Lail tidak pantas untuk Mas Syafiq karena dia bukan orang yang berada.

"Mbak Lili udah datang to?" Tante Ema muncul menyelamatkan Yasmin dari situasi yang kaku ini.

"Mbak Lail, biar Yasmin aja yang potong buahnya. Itu tadi Razan nyariin" ucap Yasmin

"Nggak apa-apa?" Tanya Lail, yang dibalas Yasmin oleh kedipan mata. Dalam hati Lail bersyukur, karena Yasmin pasti tahu bahwa dia tidak nyaman di dekat Tante Lili.

***

Jakarta dan Surabaya, keduanya merupakan kota metropolitan. Jakarta adalah kota metropolitan terbesar nomor satu di Indonesia, sedangkan Surabaya adalah nomor duanya. Kesamaan ini menjadikan kedua kota tersebut terhubung, terutama untuk urusan bisnis dan pendidikan.

Kota Surabaya terletak sekitar 796 kilometer di sebelah timur Jakarta. Jarak yang panjang itu terhubung dengan kereta api rute Stasiun Gambir – Stasiun Pasar Turi. Dengan alat transportasi massal ini.

DILEMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang