Mobil Pajero Sport berwarna hitam kontras dengan setelan jas Arsen yang berwarna hitam terparkir rapi di depan indekos Yasmin. Beberapa anak kost melirik penuh rasa ingin tahu karena mobil mewah keluaran terbaru itu terparkir rapi di parkiran kos mereka. Beberapa orang mengenali Arsen anak satu-satu dari Chairil yang dinobatkan menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.
Adegan Arsen menunggu Yasmin persis seperti seorang mafia bucin menjemput perempuan kesayannya, lelaki itu dengan sabar menunggu Yasmin agar mereka bisa berangkat bersama menuju acara Yana.
"Perempuan kalau dandan, ngalahin lamanya perang dunia. Untung aja dia bukan salah satu pejuang kemerdekaan, kalau sampai dia salah satu pejuang mungkin kita masih dijajah sampai hari ini." ucap Arsen yang melambai-lambaikan tangannya ke beberapa perempuan yang masih setia menggosipinya. Ya, dia tahu betul bahwa dia punya pesona yang sulit disembunyikan, mafia dalam drama vincenzo saja lewat kalau berhadapan dengannya.
Dengan langkah sok keren dia lalu berjalan mengetuk pintu kost Yasmin. Membuat perempuan yang sedang menatap cermin nyaris hampir sepuluh kali itu berhenti. Dia memakai kebaya berwarna woody dan khimar berwarna senada sangat cocok dengan kulit putihnya. Dia memakai riasan tipis, wajahnya yang memang sudah cantik dari sananya tanpa dibalut make up pun begitu mempesona hari ini.
Begitu membuka pintu, perempuan itu terkejut karena kedatangan Arsen.
"Ngapain antum di sini?" Ucap Yasmin mengalihkan perhatian Arsen yang sejak tadi tidak berkedip melihatnya
"Jemput kamu" jawab lelaki itu menurunkan kacamata ratusan dollar yang dibelinya bergaya macam model yang berjalan di atas catwalk.
"Lah, saya kan nggak minta" Arsen hanya mengedikkan bahunya.
"Jarang nonton film ya? Di film-film itu cowoknya langsung jemput, nggak ada acara ngabarin segala." Ucapnya
"Yuk masuk, nanti telat lagi ke acaranya" sambungnya lagi."Dih, gini nih efek samping kebanyakan nonton film." Yasmin mengoceh, Arsen berjalan dan membukakan pintu untuk Yasmin, Yasmin hanya menghela napas mengambil tas dan mengunci kamar kostnya.
Jujur saja, bau mint dari mobil Arsen benar-benar membuatnya rileks, Yasmin membuka jendela mobil untuk mencairkan suasana yang tegang. Karena ini sabtu malam otomatis macet, tapi angin yang sesekali menerpa wajahnya membuatnya tersenyum, sebentar lagi hujan akan turun.
"Leher nona apa nggak capek ngeliat keluar terus padahal pemandangan disamping kamu lebih mempesona?" Nona? Hahaha, lelaki itu pasti kesal karena Yasmin memilih duduk di belakang alhasil dia sekarang sudah seperti supirnya.
"Dulu, ada orang yang bilang gitu, terus .." Yasmin tidak melanjutkan ucapannya
"Terus?" Tanya Arsen penasaran
"Besoknya meninggal" Yasmin tertawa melihat lelaki disebelahnya cemberut. Tapi karena memang dasarnya senyum dan tawa Yasmin itu menular, membuat Arsen ikut larut dalam tawanya.
"Yasmin?" Panggil Arsen
"Hm, apa?"
"Saya udah bilang belum kalau malam ini kamu cantik?" Di saat seperti ini dia sangat bersyukur karena memoleskan pemerah pipi dipipinya, setidaknya Arsen tidak menyadari kalau sekarang pipinya panas karena pujiannya. Berada disamping lelaki ini membuatnya nyaris terkena aritmia, irama detak jantung yang tidak teratur.
Yasmin mengambil botol minum yang isinya tinggal setengah dan langsung memukul kepala Arsen, yang dipukul hanya tertawa "Satu sama" ucap Arsen
Setelah sampai di resepsi pernikahan kedua mempelai, Yasmin menyapu matanya mencari teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILEMA [SELESAI]
RomancePART MASIH LENGKAP! 🥇#1 hujan - Februari hingga April 2021 Yasmin, Dokter Anak yang berparas cantik dengan kepribadian yang mengagumkan. Ceria, penyayang dan cerdas. Dia menghabiskan tujuh tahun hidupnya untuk menunggu lelaki yang tidak pernah meng...