Day of Teasings

8K 1.4K 74
                                    

Setelah perusahaan mengumumkan berita soal akuisisi, kondisi kantorku agak sedikit heboh. Kecuali tim teknis ya, karena kami sih fokusnya sama produk. Kerjaan kami juga bakalan sama aja, jadinya gak ngaruh.

"Lo udah tau dari minggu lalu?" pekik Nina saat kami makan siang di atap. Gedung kantor kami punya rooftop untuk makan, tapi gak ada tukang jualannya. Isinya beneran hanya kursi-meja, wastafel dan tempat sampah. Biasanya aku beli pakai ojol trus makan sama Nina, yang ikutan katering diet dan setiap hari makan di atap demi dapat sinar matahari.

"Iya. Kakak kelas gue kuliah dulu si foundernya. Emang kenapa sih? Does it really matter mau kerja untuk AI-Tech atau Garde?"

"Matters lah buat gue. AI-Tech kan perusahaan yang friendly sama publik, kalau Garde gak tau deh. Nanti siapa yang jadi boss kita? Manajemen gimana? Gajiannya gimana? Aaah, Nek, lo gak mikir ampe situ sih..." Nina gregetan sendiri.

"Kagak..." jawabku, baru sadar. Iya sih, aku mikirnya tuh emang jangka pendek.

Sebuah bayangan jatuh dari sosok di samping kami, yang tentu membuatku dan Nina segera menoleh.

"Hai, Ya." Armie berdiri di samping meja, melambaikan tangan meski jaraknya cuma 30 cm dariku.

"Ya ampun, Armie. Hai! Kok di sini sih?" aku menggeser kursi dan menyuruhnya duduk. Dia gak sendirian, Jojo ada juga di sampingnya. "Duduk, Jo!"

"Nina, ini adiknya Dipta, namanya Dharma. Dan ini temennya namanya Jojo..." aku memperkenalkan keduanya pada Nina, yang segera mengangkat alis kaget.

Iya, di bawah sinar matahari, Armie malah kelihatan makin cakep. Kalau terakhir ketemu, dia hanya pakai jeans dan kaos dengan boots, hari ini dia tampak serius: kemeja di balik sweater tipis dan celana bahan, serta sepatu bertali yang lebih formal. Rambutnya juga disisir rapi, meski potongannya memang sedikit panjang dan casual.

"Aku lagi beres-beres pindahan kantor, hari ini divisiku yang bawa barang segala macam... Jojo sih ikutan aja." ia menyimpan sebuah kotak bekal di meja kami.

"Oh. Lo kerja di Brofood & Co?" Nina menebak.

"Iya, Mbak. Minggu depan kayanya semua orang mulai pindah kerja di sini." Jojo yang menjawab.

"Kamu makan apa, Ya?" Armie ngintip makananku, yang adalah nasi bungkus ayam pop kiriman RM Padang Sederhana.
"Bagi dong, bagi dong..." ia berkata sambil nyolong daun singkong dan potongan rendang, memindahkannya dengan santai.

Lalu ia mengulurkan tempe goreng ke mulutku. Yang tentu saja aku makan, "Eh enak nih. Bikin sendiri?"

"Iya. Gampang banget itu, tapi emang udah aku cemplungin ke air garam pakai bawang putih sama ketumbar dari malam sih. Pagi tinggal goreng, gampang..."

Armie, udah gede ternyata makannya masih berantakan. Aku mengambil tisu dan mengelap pipinya. "Parah, masih aja."
"Yaudah sih, nanti aja kalau udah selesai..." ia menangkap tanganku.

Aku ketawa sendiri jadinya, ingat si bocah gembil yang makannya selalu messy, sampai mesti cuci muka tiap habis makan dulu.

"Ini aku bikin perkedel kentang juga, coba deh." ia kembali mengulurkan makanan, menyuapkannya padaku yang mangap riang gembira.

Lalu beberapa saat kemudian baru sadar kalau Jojo dan Nina memandangi kami dengan tatapan shock.

"Lo berdua pernah mantanan apa gimana sih?" tebak Nina.
"Iya, akrab banget, bukannya kemaren baru ketemu lagi?" sambung Jojo.

Hmmmm. Apa ya jelasinnya...
"We share a Dipta together." Armie menjawab kalem. Whoa. Bener juga sih. Aku mengangguk sepakat.

***

Plot TwistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang