Mission : Intervention Pt. 1

6.6K 1.3K 160
                                    

Di hari Sabtu yang gak biasa, untuk merayakan sehatnya Kiky dan Nina lagi ditinggal suaminya sekeluarga liburan sama mantan istri, kami bikin Pajamas Night di tempatku.
Dimulai dengan Nina yang ngirim kasur tiup besar, lalu setting apartemen studioku yang kecil dan sempit biar enak dipake bobok-bobok sepanjang malam sampai pagi...

"What, like you won't use your table?" Armie yang bantuin aku geser-geser meja dan kursi sampai nempel dinding.

"Mie, kita tuh mau makan dan nonton dan ngegosip di kasur, gak butuh meja, kursi, dapur..." aku menjelaskan, lagi ngepel lantai supaya semua kasur tiupnya bisa ditaruh lantai.

Armie mengangkat alisnya dan lanjut mendorong.

Dia hari ini disuruh pergi bareng Gea ketemuan sama Ibu dan bapak tirinya yang lagi dinas ke Jakarta, karena Dipta ada acara musik di Puncak. Which is weird, mengingat kekhawatiran soal Covid ini udah makin bertambah, dan kayaknya orang makin deg-deg'an kumpul-kumpul.

Kantorku bahkan udah siapin jadwal untuk WFH, yang katanya sih akan dimulai segera. Aku mah sepertinya akan tetap dapat piket WFO karena jarak kantor yang hanya dua kali koprol dari apartemen, plus penjinak server terdekat ya aku doang kan.
Beredar gosip juga kalau Bapak Avant yang sudah ngantor di AI-Tech akan menghabiskan waktu lebih lama di Indonesia karena urusan keluarga, bakalan pakai lantai paling atas gedung kami sebagai tempat tinggalnya. What a workaholic move. Kurang dedikasi apa dia buat kerjaannya cobaaaaa?

"Aku pengen liburan deh. Lihat kasur tiup gini rasanya kok pengen kemanaaaa gitu, inget kemping. Tapi serem gak sih?" Armie berkata saat kami meniup kasur pakai pompa listrik.

"Serem kalau mesti pakai pesawat, kereta, gitu-gitu..." jawabku, "Dan ke tempat rame-rame kali ya."

"Aku pengen mancing ke danau, tau gak sih." ucapnya, dengan wajah muram.

"Armie, kamu tuh beneran om-om dalam badan pemuda jaman now ya..." komentarku, masih takjub sama lelaki di sampingku.
Beneran deh, dia ini bapak-bapaknya kebangetan. Gak cuma hobi rumahannya yang agak terlalu old untuk anak muda (masak, baking, ke pasar, beres-beres), koleksi Tupperware-nya, tapi juga selera musiknya yang era Broery Marantika dan Peter Cetera! Tinggal disarungin trus dikasih hobi baru piara burung, udah cocok banget deh..

"Yuk kapan, kita main ke danau. Danau kalau sekarang-sekarang mungkin gak bakalan penuh kali ya?" usulku, biar wajahnya sedikit lebih cerah.

"Seriously?" Armie gak percaya.
"Iyalah. Minggu depan deh."
Aku gak pernah mancing soalnya. Kayaknya agak barbar aja harus nangkep dan membunuh makhluk hidup lain sebagai hobi.

"We'll have a good time, I promiiiiseeee!" ia memelukku gembira, sampai aku nyaris jatuh dari kursi.
Om-om paling gemesin di dunia, mungkin dia.

***

Sore-sore, dua sahabatku datang dengan heboh. Nina...bawa TV gede banget dong. Kiky dengan tahu diri membawa berbagai cemilan. Untuk makanan, Gojek aja laaaah yaaaa. Nah kami bertiga ini kalau pajamas night tentu saja pakai baju bobok. Tapi! Entah sejak kapan, aku lupa, Nina kekeuh untuk pakai lingerie dan Kiky juga ternyata punya banyak baju tidur lelaki nan seksi, jadiii ya aku juga pake akhirnya. Belanjaaa di Shopee. Ini sembunyi-sembunyi banget, nih. Kalau ketauan orang rumah aku punya baju tidur hot padahal belum kawin, berabe bisa dikonfirmasi kena pergaulan bebas.

Setelah magriban dan mandi sore, aku ikutan pakai baju tidur. Kali ini aku memilih spagetti dress satin dan kimono renda-renda yang matching. Warnanya hijau gelap, ada cup buat bra-nya karena gimanapun aku masih agak-agak risih buat braless kalau ada Kiky. But I still look sexy. Gak kalah lah sama dua manusia yang hobinya emang koleksi lingerie ama sex toys ini. Kiky pakai boxer sutra diturup robe bulu-bulu macan. Nina all out dengan tema dominatrix, pakai mini dress dan garter dan thong berbahan kulit. Dijual di twitter dijamin laku lah.

Plot TwistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang