Aku baru berhenti melajang selama beberapa bulan, tapi kadang-kadang sekarang udah kangen sama hal-hal kecil printilan gak penting, yang dulu dianggap remeh pas masih single.
Nyetir sendiri. Belanja sendiri. Tidur sendiri. Nonton TV gak pake ditempel-tempel dan ditanya-tanya dan ditawarin cemilan. Ngurusin cucian piring dan baju sendiri tanpa diprotes.
Emang dasar orang gak bisa puas ye.
Aku menghabiskan 15 tahun hidup ditanyain pasangan, giliran ada, pernyataan dan pertanyaannya jadi berubah banget:"Kapan nikahnya?"
Ini yang paling sering. Ya gimana, kawinan jaman Covid itu adalah kesempatan emas gak boleh disia-siakan demi penghematan dan kesederhanaan yang seutuhnya. Bener, lho. Cukup ke KUA terdekat sama keluarga, kasih-kasih dokumen... Dah. Beres.Cuma ya, karena gak banyak mengundang orang dan gak serajin itu untuk bikin Zoom Live Session Ijab Kabul... Banyak yang gak tau. Bahkan masih aja ada yang mikir kalau aku masih single, masih available, dan masih diobral buat dijodohin ama sepupu/tetangga/temennya.
Pas pertanyaan ini lalu dijawab, maka akan ada lanjutannya...
"Oh! Masih muda ya suaminya...?"
Iye iye, gue kawinnya ama brondong, trus kenapeeeeeee... Kebanyakan pernyataan ini dilontarkan cewek-cewek, dan menurut Nina, ini sebetulnya sebuah pujian bersalut iri hati karena seumuranku biasanya punya laki yang perutnya seperti Yamaha: semakin di depan, rambut menipis, dan selera bercanda yang bapack-bapack jayus.Mereka gak tau aja, suamiku ini mentalnya udah pakde-pakde berat. Hobinya mancing, masak, koleksi Tupperware dan sekarang lagi hobi banget main catur di panti jompo terdekat. Katanya biar menghibur aki-aki di sana, padahal kutahu dia emang ngerasa se-vibe aja ama penghuninya.
Kalau pertanyaan ini muncul, kujawab dengan besar hati...biasanya sih: "Ahahahaa...iya niiih!" dengan congkak dan jumawa, gak peduli siapa yang tanya, dannnn akan muncul pernyataan lain...
"Kapan punya anak, jangan ditunda!"
Yak. Paling gak, aku sukses meloloskan diri dari pertanyaan pacarnya-siapa-sekarang. Haduuu, namanya anak, beneran rezeki deh. Bikinnya sering, jadinya belum, gimana dong? Ini standar sih tanggapannya: "Doain aja ya."Mau cepet? Mau bangetttt lah. Gea yang sekarang makin sering nginep tempat kami (dan sepertinya udah tau gimana cara manusia bereproduksi), juga kelihatannya pengen segera punya adik sepupu. Kalau ponakan-ponakanku sih masih piyik-piyik, belum pada ngeh.
Nina yang udah punya banyak anak tiri, lagi program hamil. Yang stress banyak, termasuk aku dan Kiky karena wanita idaman Jaka ini kerjaannya meneror kami semena-mena, ngabarin suhu tubuh lah, tanggal ovulasi, jadwal mens... Yang sejujurnya amat sangat too-much-information, but we love this gal with our heart.
Kiky, somehow memutuskan untuk hidup selibat setelah perbincangan lama sama Avant di hari pernikahanku. Yeeeeps, Avant is still my boss, my project partner, my good friend, my mentor, my soulmate. Not in a romantic way, of course. He's an aromantic, asexual guy for lyfe!
They get along pretty well, even better than I did, mungkin karena sama-sama LGBTQ+ dan lebih paham satu sama lain...Dipta, on the other hand. He's a better person now. Mungkin karena ngeliat adiknya yang selalu dianggap bocah tiba-tiba berkeluarga, punya bisnis sendiri. Sama aku pula. Dia mulai lebih fokus ke masa depannya dan Gea, kerjaannya gak lagi serabutan, putus sama istri orang, dan gak control freak seperti dulu. Dia makin akrab sama Armie, dan secara otomatis lebih berjarak denganku...in a good way.
As a married woman, I wouldn't hang out too long with guys now.Let's just say, most aspects in my life changed completely, but thankfully, not the best part of it.
Keluarga dan teman-temanku dan Armie yang sudah saling kenal, kini makin dekat. Apartemen kami yang tadinya pisahan, kini dijebol dindingnya dan jadi satu unit studio yang lebih luas. Mobil Armie yang kecil dan ternyata merknya Smart, dijual untuk jadi modal foodtruck barunya. Aku gak jadi CTO lagi, tapi sekarang punya jadwal kerja normal dan bisa WFH selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist
ChickLitMeskipun dikategorikan sebagai single happy person, sebetulnya Neria juga menginginkan apa yang dimiliki oleh sahabat-sahabatnya: rumah, suami, anak...keluarga. Neri lalu bertemu dengan dua lelaki dari masa lalu: Dharma dan Avant. Tapi, tidak semuda...