Beneran dong, Armie subuh-subuh banget bangunin aku. Dia rupanya masih pegang kunci unitku, jadi pas ketuk-ketuk gak dibukain, langsung masuk. Kombinasi jet lag ditambah banyak pikiran, aku masih belum betul-betul sadar pas mandi dan berpakaian. Untungnya semalam aku sempat berkemas satu ransel yang tinggal dibawa, jadinya kami bisa langsung pergi.
"Tidur lagi nanti di mobil ya..." Armie menggandengku di tangga turun. Aku cuma bisa ngangguk-ngangguk ngantuk, sedikit menyesal bisa-bisanya aku pulang dari UK rua langsung pergi jauh lagi gak pakai istirahat. Inget umur, Ner. Gara-gara pandemi aku udah fix jadi kaum rebahan.
Tapi saat betulan duduk di samping Armie, melihatnya siap-siap menyetir... Okay, I'm waking up completely.
Gini, gini. Buatku, tiap cowok tuh beda-beda momen-gantengnya. Kiky, misalnya, bisa kelihatan cakep banget saat lagi ngajar meditasi, being all zen and stuff. Avant...paling-paling gemes kalau sedang serius di depan laptopnya, dengan rambut kusut masai dan pakai kacamata bulatnya yang cuma dipakai di kamar.
Sementara, Armie...is super hot while he's driving.
Dan ini diamini juga sama Kiky dan Nina, yang pernah disetirin pas kami jemput Dipta. Aku udah lama banget gak lihat dia di belakang kemudi, dan beneran lupa.
Trus aku sekarang beneran bangun seger banget gitu, lho.Cara dia pegang setir, memandang jalan dengan super swag, mindahin tuas persneling, bahkan ngintip spion puuun... Seksi banget. Selalu sukses bikin pikiranku yang normal aja selalu imajinasi ke mana-mana...apalagi lagi jablay gini. Astaga.
Aku mengalihkan perhatianku ke handphone, main Candy Crush."Don't you dare open your phone, we need to talk." Armie berkata galak, mengambil ponsel dari tanganku dan menyimpannya di kompartemen depan.
Ah shit.Aku dulu kalau disetirin gini gak bisa menahan tangan untuk guwel-guwelin rambutnya, mengusap pipinya, kadang-kadang nyelip ke balik t-shirtnya demi menyentuh perutnya yang rata dan kencang. Sekarang mana bisa.
Mana berani. Mana boleh.Aku mengulurkan tangan untuk nyalain radio...setelah beberapa menit dalam diam.
"Come on, Eya." Armie berkomentar lagi, melirikku dengan wajah kesal dan mematikan radio dengan satu sentuhan di setir
"Kamu gak ngomong apa-apaan." jawabku kesal.
"Aku nunggu kamu bicara duluan." ia menanggapi.
Lah. Gimana."Kita mau kemana?" Baik. Aku duluan kalau gitu.
"Kita mau mancing. Ke danau di Sukabumi. Tempatnya bagus, agak jauh sih, tapi oke. Kamu bawa yang aku suruh kan? Baju ganti tangan panjang, jas hujan, syal besar..."
Aku mengangguk."My turn." Armie berkata, sebelum nanya, "What the fuck were you doing these past few months, Eya?"
Whoah. That escalated quickly.
"Huh?""Kamu tuh ya. Tiba-tiba pergi setelah bilang kita gak bisa bareng dengan alasan paling absurd. Lalu hilang gitu aja, tapi kelihatan baik-baik pas aku video call ulang tahun, dan mendadak kirim e-mail yang isinya..." Armie melirikku kesal, mendecak sambil menggelengkan kepala, "Trus kamu balik ke sini, dan aku tahu dari Kiky kalau kamu mau nikah sama Avant. I deserve the real answer from you, Neria. I was heartbroken, devastated, miserable!"
"Mie, maaf..."
"Belum. Belum waktunya kamu minta maaf. Sekarang kamu cerita apa yang sebetulnya terjadi." Armie memotong, "Aku semalam sampai susah banget tidur nginget-nginget kejadian apa yang mendadak bikin kamu kayak gini tau. Aku ngapain sampai kamu pergi..."
"Mie, buat apa sih kita bahas lagi? Dan ini bukan salah kamu, kok."
"Ya, kamu gak ngerasa apa yang kita punya kemarin-kemarin itu...spesial? I honestly thought we belong together."
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist
ChickLitMeskipun dikategorikan sebagai single happy person, sebetulnya Neria juga menginginkan apa yang dimiliki oleh sahabat-sahabatnya: rumah, suami, anak...keluarga. Neri lalu bertemu dengan dua lelaki dari masa lalu: Dharma dan Avant. Tapi, tidak semuda...