Sunday Night In

7.3K 1.4K 129
                                    

Saat timer berbunyi, aku membuka mata, dan Kiky sudah duduk di hadapanku. Mukanya judes, gak seperti biasa. Beberapa teman sekelasku keluar santai, sementara Kiky tetap memandangku sampai semua orang keluar.

"Apa sih Ky?" tanyaku, gak berani bergerak.
"Loooo...ngerusak aura kelas gue! Kenapa sih lo? Kan udah gue bilang, kalau lagi gak mood mending jangan ikutan!" ia mencambukku dengan handuk, bikin aku mengaduh, minta ampun sambil ketawa-tawa.

"Udah dateng telat, gak bawa ini itu, gak siap, gak konsen, gak niat..." ia masih terus ngomel, minum, stretching.

Okeeeee. Let me tell you things about Kiky.
Dia ini sekilas penampilannya tipikal softboy jaman now: kurus, langsing, berwajah manis yang cenderung beautiful ketimbang handsome. Dia rajin yoga dan meditasi, jadi meski kelihatan kurus tapi sebetulnya badannya berotot. Walaupun dia ramah banget, penganut positivity dan gampang bikin orang jatuh sayang, kalau Kiky ngambek, aku takut sekaliiiiii...!

"Gue mau cerita dooong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue mau cerita dooong."
"Yaiyalah lo mesti cerita ama gue! Apalagi sekarang? Ribut lagi lo sama si Jaka?"
Jaka ini adalah partner ribut di kantor. Orangnya culas ngeselin dan licik, sukanya ngebully aku kayak anak SMP. Tapi kami satu tim melulu karena kalau urusan kerjaan dia oke.
"Bukan. Ih. Jangan sampai aura gue rusak cuma gara-gara Jaka doang." aku bergidik.

"Gara-gara dijodohin sama Bude lo lagi?" tebak Kiky di tengah-tengah minum. Uh, budeku ini kayaknya semangat banget memang jadi mak comblang, kalau kata Amar sih pengen masuk surga jalur ekspres. Tapi pilihan-pilihannya, ampuuun.
"Udah kapok dia kayaknya..."

"Trus?"
"Armie."

Kiky mengerutkan kening. Memang cuma aku yang panggil Dharma dengan nama Armie. Jadi ceritanya, jaman kecil dia selalu memanggilku Eya. Aku gantian panggil dia Armie, semacam panggilan sayang gitu, lho.

"Dharma adeknya si Dipta?"
Kiky ternyata gak termasuk dalam orang-orang yang dijauhin Dipta dari adiknya. Menurut Armie, dia sempat beberapa kali ketemu Kiky meskipun gak lama.

Aku mengangguk.
Kiky merapikan tasnya dan menggamitku keluar. Ajakin aku duduk di juice bar. Pesan minum.

Ia menarik nafas sebelum memandangku tajam.
"Lo gilaaaa, main api sama adiknya si Dipta, cuy!"

Aku menceritakan semuanya, dari mulai event GoT, Armie segedung kantor denganku sekarang, se-apartemen pula, hingga kejadian kemarin. Kiky mangap dengan ekspresif selama beberapa saat, bahkan setelah aku menyelesaikan ceritaku.

"Trus? Endingnya gimana?" ia bertanya.
"Ya udah, dia ngambek sepanjang jalan, masuk apartemennya. Gue juga akhirnya masuk unit gue. Tidur. Bangun. Ketemu ama lo. Gue belum liat dia lagi hari ini..."

"Ah parah lo, parah lo, cuy."
"Cuy, itu baru Armie. Gue belum cerita Avant juga!"
Aku lanjut cerita soal calon bossku yang dingin tapi bikin ser-ser'an semalam. Kali ini Kiky menanggapi dengan lebih ceria, mungkin gara-gara dia juga salah satu grupis-nya Avant.

Plot TwistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang