Mark mengajak haechan ke tempat yang lebih sepi yaitu ke arah balkon rumah winwin yang terletak di kamar milik haechan yang dulu, mark membuka pintu menampilkan kamar haechan yang pernah ditinggalinya. Suasana yang rapi dan tenang.
DEG__
Jantung haechan berdenyut, rasanya dia sangat rindu akan tempat ini. Tapi pikirannya tidak ingin menunjukkan kenangan-kenangan yang dia dapatkan dari ruangan yang terasa tidak asing ini.
"kemarilah" mark mengulurkan tangannya.
Haechan ragu, tapi tangannya dengan senang hati menyambut uluran tangan milik mark. Sangat hangat dan nyaman, seperti dia pernah merasakannya, bahkan mungkin lebih.
Sinar rembulan sangat indah sekarang, bertabur beberapa bintang yang menggantung di atas langit, pemandangan yang menambah manisnya malam ini.
HAP__
Tangan mark dengan lembutnya, melingkari pinggang dan perut milik haechan dari belakang. Dagunya ia tenggerkan si pundak sempit milik haechan.
"ah...hy...hyung apa yang kau lakukan?".
"hanya mengobati rindu" ucapnya pelan.
"rindu? bukankah kita baru bertemu hari ini hyung? kenapa harus rindu?" haechan mencoba melepas lengan milik mark, tapi tidak bisa.
"biarkan seperti ini" mark mendekatkan hidungnya pada ceruk leher milik haechan menghirup dalam aroma yang sangat ia rindukan.
"aromamu masih sama, sangat memabukkan. Kau benar-benar melupakanku chanie, tidak adakah aku dalam ingatanmu sedikit pun" dikecupnya pelan leher haechan.
Tindakan mark pada haechan membuat telinga dan lehernya merah padam, dia menahan malu sekarang. Kenapa mark melakukan hal ini padanya.
Mark tersenyum.
"tetap manis".
"hyung mungkin kau salah orang, orang yang kau kenal mungkin bukan aku".
Mark menggeleng, dia semakin mengeratkan pelukannya. Nafasnya yang hangat berhembus mengenai leher haechan membuat bulu kuduk haechan berdiri.
"lihatlah bulan sekarang, bukankah sangat indah? aku sangat ingin melihatnya bersamamu".
Haechan mendongak.
"ya sangat indah hyung, dan aku pun sama, aku sangat ingin melihatnya dengan seseorang. Tapi aku tidak tau dia siapa".
Mark memutar tubuh haechan sehingga kini mereka saling berhadapan. Menyelami netra masing-masing menemukan kenangan yang hilang.
Tangan mark mengelus pipi tembam haechan, hingga ibu jarinya menyentuh lembut bibir plum itu. Secara tidak sadar haechan memejamkan matanya menikmati sentuhan dari mark.
Mark termengu, haechannya sangat manis. Benar-benar cantik, membuat mark tidak dapat berpaling. Sama seperti saat pertama kali bertemu.
"kau masih tetap sama chanie, kau tau, aku sangat merindukanmu sungguh. Bahkan changbin sudah tidak marah lagi padaku, padahal sekarang aku sedang membawa adik kesayangannya".
Haechan membuka matanya, menyelami netra mark yang kelam. Mencoba mencari sesuatu di dalam sana, mencari sebuah jawaban. Mata itu sangat menenangkan walau ada kegelapan yang tersembunyi di sana.
"apakah kau orang yang spesial bagiku? kenapa rasanya kau sangat kesepian? dan aku tidak bisa menolak dirimu".
Mark mengecup pelan pucuk kepala haechan.
"mungkin, hanya kau yang tau jawabannya haechan. Tapi satu yang pasti, bagiku kau adalah orang yang spesial selain orang tuaku. Aku sangat ingin melindungimu. Tapi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[03][pt.1] Pure Blood Vampire
Fanfiction[ COMPLETED ] [Vampire] [Fantasy] "takdirmu bisa menjadi pelindung dan kekuatanmu, atau bahkan dia bisa jadi penghancurmu. Itu tergantung bagaimana kau menyikapinya" "bagaimana aku akan mengenali takdirku?" "kau akan tau nanti saat waktunya tiba, ta...