Tiga hari setelah kejadian itu terjadi, pihak sekolah tidak menemukan jejak pelaku hingga vampire golongan D itu bisa menerobos masuk.
Bahkan tubuh vampire itu menghilang, setelah dilaporkannya ada vampire golongan D yang menerobos, pihak keamanan langsung bergegas menuju lab.
Namun tidak ada potongan mayat ditemukan di sana. Semua seperti tidak terjadi apa-apa.
Haechan dan felix juga sudah masuk sekolah, semua tampak baik-baik saja setelah kejadian itu.
"lix... sehabis dari perpustakaan kemana saja kau? maafkan aku, saat itu aku langsung pulang ke rumah, kepalaku sangat sakit, bahkan aku tidak ingat siapa yang mengantarku pulang".
"ah tidak apa haechan, aku juga langsung pulang, saat itu aku bertemu changbin hyung dan dia mengajakku pulang".
"benarkah? kenapa changbin hyung sangat baik padamu? jangan-jangan dia tertarik padamu" haechan mencoba untuk menggoda.
"haha...tidak mungkin haechan, dia hanya membantuku saja kau ini berlebihan".
Mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba saja tuan park memanggil mereka. Mereka disuruh untuk mengantarkan berkas kepada tuan byun yang berada di gedung A.
Gedung A
Felix dan haechan sudah berada di gedung A, sebelum mereka ke sana terlebih dahulu mereka meminum sebuah tablet agar aroma mereka tersamarkan.
Suasana di gedung A cukup sepi mungkin pembelajaran sedang berlangsung, hanya beberapa yang sedang berlalu di sana.
"haechan? dan felix?" seseorang menyapa mereka.
"oh.. kau mengenal kami?" tanya haechan.
Dia tersenyum "kalian lupa ternyata, ah ya perkenalkan aku eric teman changbin dan mark".
"maaf aku tidak mengenalimu, sekali lagi maaf".
Eric mengulurkan tangannya ingin berkenalan dengan haechan dan felix, saat tangan haechan hendak terulur untuk bersalaman.
Sebuah tangan kekar menahan tangannya, di belakang tubuh haechan ada seseorang, dia mengadahkan kepalanya untuk melihat tangan siapa itu.
"changbin hyung?" ternyata itu adalah changbin.
Haechan langsung menarik tangannya agar terlepas dari cekalan tangan changbin, dia kemudian bersembunyi di belakang tubuh felix.
Entah kenapa antara eric dan changbin saling menatap tidak suka. Changbin melirik ke arah felix dan haechan.
"kenapa kalian berada di gedung A? kalian tau akan berbahaya juga jika kalian berdua berlama-lama di sini" changbin melirik eric.
"kami disuruh tuan park untuk mengantarkan ini ke tuan byun" felix menjawab dan menunjukan sebuah amplop yang akan diserahkan.
"aku akan mengantar kalian, setelah ini kuantar juga ke gedung B, aku tidak mau kejadian itu terjadi lagi".
"kejadian apa?" haechan bertanya bingung.
"ah tidak ada felix, itu saat changbin hyung mengantarku, aku hampir terjatuh di tangga, ya kan hyung" potong felix sambil melirik changbin.
"ya" jawabnya singkat.
Akhirnya changbin dan juga eric mengantar mereka berdua ke ruangan tuan byun untuk menyerahkan berkas dari tuan park.
Ruang Tuan Byun
tookk...tookk
Suara pintu terketuk "masuk" perintah tuan byun.
"permisi tuan byun, saya haechan dan felix. Kami disuruh kemari untuk mengantarkan ini".
Haechan berjalan menuju meja tuan byun untuk meletakan berkas yang dipegangnya, ternyata di ruangan itu bukan hanya ada tuan byun.
Di bangku panjang yang ada di sana, duduk mark serta dua temannya juga, pandangan mark tidak lepas dari haechan.
Sejak haechan memasuki ruangan tersebut, ekor matanya hanya berfokus pada haechan. Haechan yang merasa ditatap juga sesekali melirik ke arah mark.
"kalau begitu kami permisi dulu" pamitnya pada tuan byun.
"ternyata dia anaknya"-tuan byun.
"bolehkah aku permisi juga tuan byun?" ucap mark.
Tuan byun mengangguk, mark kemudian langsung meninggalkan ruangan untuk mengejar haechan yang baru saja keluar.
Lorong Gedung A
"haechan!" panggil mark.
Mark berlari menghampiri haechan, langsung saja dia meraih pergelangan tangan haechan, menariknya pelan agar dia berjalan disampingnya.
"tenang saja mark sudah ada kami yang mengantar, bukannya kau ada rapat tadi" ucap changbin.
"tidak, aku harus memastikannya sampai hingga gedung B".
"wow...wow ternyata sainganku berat-berat" ucap eric lagi.
Mata mark langsung memicing ke arah eric, mengeluarkan aura tidak suka padanya. Apa-apaan maksud eric pikir mark.
"tenanglah mark aku akan pergi okey, aku sudah mendapatkan tatapan seperti itu dua kali".
Eric menepuk bahu mark, sebelum dia pergi dia membisikan sesuatu pada mark tepat pada telinganya.
"jagalah dia mark, karena banyak yang mengincarnya" eric tersenyum melirik ke arah haechan, kemudian berlalu pergi.
Mark melamun akan ucapan eric, dia tau, dia harus sangat menjaga haechan karena bahaya selalu mengikutinya. Tapi ada maksud lain dari perkataan eric itu.
"hyung?" panggilan haechan membuat mark tersadar.
Dia mengalihkan pandangannya pada haechan, dia tersenyum kemudian mengusak rambut haechan.
"aku dan changbin akan mengantar kalian berdua ke gedung B" ajak mark.
Kemudian mereka berjalan menuju lorong penyebrangan antara gedung A dan gedung B. Namun haechan menghentikan langkahnya.
Membuat mark harus melihat ke arah haechan dan bertanya "kenapa haechan?".
"mark hyung, kenapa lehermu diperban? aku baru memperhatikannya?" tanya haechan.
"ini? hanya tergores haechan. Kemarin hyung bermain bersama jeno dan tidak sengaja terluka" jawabnya.
Haechan mendekat, mengelus leher itu memperhatikan lebih dekat perban yang ada dileher mark.
Tidakah haechan sadari jika tindakannya itu membuat hati mark berdegup serta instingnya menajam.
"lain kali hati-hatilah hyung, lehermu terlihat jelek jika seperti itu" haechan tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang membuatnya semakin manis, dan mark ikut tersenyum karenanya.
Mark lupa akan hal yang satu ini, dia lupa menggunakan jas nya, setidaknya itu bisa menutupi sedikit luka yang ada pada lehernya, luka yang sebenarnya dia dapat dari haechan.
Mereka kembali berjalan, masih dengan tangan mark yang mengenggam tangan haechan, tanpa mereka tau ada orang yang sejak tadi sedang memperhatikan mereka.
Sejak tadi changbin selalu memperhatikan gerak gerik mereka berdua, dan tingkah laku changbin itu tidak lepas juga dari pandangan felix.
Tbc...🌻
dwaekki🐽🐰┏(^0^)┛
KAMU SEDANG MEMBACA
[03][pt.1] Pure Blood Vampire
Fanfiction[ COMPLETED ] [Vampire] [Fantasy] "takdirmu bisa menjadi pelindung dan kekuatanmu, atau bahkan dia bisa jadi penghancurmu. Itu tergantung bagaimana kau menyikapinya" "bagaimana aku akan mengenali takdirku?" "kau akan tau nanti saat waktunya tiba, ta...