Haechan dan felix dibawa pulang ke rumah winwin, mereka di tempatkan di kamar yang berbeda. Saat sampai rumah, ternyata winwin tidak ada di sana.
Akhirnya renjun dan jaemin yang menjaga mereka berdua, jaemin sudah menelpon orang tua felix mengatakan bahwa dia sedang menginap di sini, tentu tidak mengatakan felix dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Sedangkan yang lain sudah pulang karena hari sudah malam, mark memaksa ingin menginap namun renjun menyuruhnya pulang karena dia yang akan merawat haechan.
Suara mobil terdengar memasuki bagasi rumah, itu tandannya eomma mereka sudah pulang, setelah menelpon tadi, winwin tanpa berpikir panjang langsung beranjak pulang.
"sayang dimana haechan?" winwin datang dengan wajah panik, namun dia tidak sendirian, ada seorang lagi yang ikut.
"di kamarnya eomma" jaemin menjawab pertanyaan sambil melihat seorang yang bersama eommanya.
Winwin segera naik ke atas, sebelum dia pergi ke kamar haechan terlebih dahulu dia pergi ke kamar jaemin, karena felix berada di sana.
Beberapa menit kemudian winwin keluar dari sana.
"renjun ambilah obat berwarna hijau di ruangan eomma dan ambil pembersih luka, dan obati felix, eomma akan melihat haechan".
Renjun mengangguk, dengan ditemani jaemin dia merawat felix di kamar jaemin.
Di tempat lain
bugghhh
"apa yang kau lakukan anak sialan! ayah menyuruhmu untuk membawanya, bukan untuk mencicipi darahnya!".
"maafkan aku ayah, aku sangat tertarik padanya, aku tidak tahan mencium aroma darahnya".
Seorang yang dipanggil ayah itu menendang tubuh seorang yang sedang berlutut dihadapannya kemudian menjambak rambutnya.
"kau tolol atau apa?! ayah sudah mengajarkanmu untuk berfikir cerdas, kau bodoh hanya karena sebuah perasaan?".
"kau bisa membawanya kemari, ayah hanya butuh darahnya dan kau bisa memilikinya bedebah kecil,
jika ayah yang keluar, ayah akan diburu oleh pasukan elit kau paham!".
Dia melepaskan jambakannya, dia kembali duduk pada sebuah kursi di sana. Tiba-tiba saja dia tersenyum dan kini dia memejamkan matanya.
Dia merapalkan sesuatu, aura gelap tiba-tiba saja melingkupi ruangan tersebut. Setelah dirasakannya cukup, dia kembali membuka matanya.
"aku akan memberikan hadiah kecil untuk mereka" dia tertawa, sepertinya merencanakan sesuatu.
"dan kau" tunjuknya pada seorang lagi yang berada di sana
"tetaplah awasi pergerakan tim elit, jangan pernah mengecewakanku...changbin".
Changbin memberi hormat "ya, tuanku".
Di rumah winwin
Keadaan sudah kembali tenang, winwin sedikit bernafas lega, namun pikirannya masih tidak karuan karena kejadian yang dialami haechan.
"winwin, tenanglah. Kita bisa menjaga anak-anak kita" seseorang yang bersama winwin itu mencoba menenangkan.
Kini mereka semua sudah berada di ruang tamu, setelah merawat haechan dan felix.
"kenapa harus anak-anakku? aku tidak habis pikir, mereka semua diberi keistimewaan namun juga mengancam keselamatan mereka" winwin melirik renjun dan jaemin.
"kita bisa, mereka juga bisa, kita akan bersama-sama win" tukasnya lagi menggenggam tangan winwin.
Saat sedang mengobrol tiba-tiba suara mobil terdengar di luar, tidak lama bel rumah winwin berbunyi.
Dengan inisiatif renjun berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu, melihat siapa tamu yang datang.
"mark?" tanya renjun bingung.
"kenapa kau kemari? bukankah sudah kubilang aku akan merawat haechan".
"aku?" tunjuk mark pada dirinya sendiri, dan dia juga terlihat kebingungan.
"aku kemari untuk menjemput eommaku".
Tanpa aba-aba mark langsung masuk ke dalam, menuju ruang tamu dimana eommanya berada.
"eomma, sudah waktunya pulang".
Orang itu mengangguk, dia tersenyum melihat keterkejutan renjun dan jaemin.
"kenapa kalian seperti itu? apa kalian lupa dengan aunty? aunty taeyong?" tanya winwin.
Pertanyaan itu sontak membuat renjun maupun jaemin terkejut.
"aunty!!!" teriak mereka berdua bersamaan.
"tapi kenapa? kenapa aku tidak tau aunty memiliki anak? dan ternyata mark itu adalah anak dari aunty taeyong? berarti jeno juga?" tanya renjun dengan macam pertanyaannya.
"karena mereka berdua langsung dimasukkan ke camp pelatihan setelah mereka berumur 10 tahun, jadi kalian tidak pernah tau" jawab taeyong.
"jadi eomma dan aunty winwin saling mengenal?" kini giliran mark yang bertanya.
"bagaimana eomma tidak mengenal winwin, dia adalah salah satu mantan kelompok elit team eomma dulu mark".
Kini giliran mark yang terkejut mengetahui bahwa sebenarnya eommanya mengenal winwin, bahkan renjun dan jaemin.
"akkkhhh" jaemin tiba-tiba berteriak.
Tubuh jaemin bergetar, darah keluar dari mulutnya. Tanpa sadar jaemin menjambak dirinya sendiri.
"nana!" teriak winwin panik, dia berlari ke arah jaemin, namun saat hendak menggapai tubuh jaemin, winwin seketika berhenti.
Saat jaemin membuka matanya, dapat dilihat mata jaemin berubah menjadi hitam, tatapannya tajam dan memancarkan aura berbeda. Dia bukan jaemin.
"hahahaha..." jaemin tertawa keras seakan ada sesuatu hal yang lucu.
"aku akan mengambil anak itu, aku hanya perlu menunggu sebentar lagi. Aku akan membunuh kalian semua!" itu tubuh jaemin namun nada bicaranya bukanlah jaemin.
Setelah mengucapkan kalimat itu, tubuh jaemin limbung, dengan spontan winwin langsung menangkap tubuh anaknya.
"sayang bangun" winwin menepuk-nepuk pipi jaemin dan memberikan healing, untuk ketiga kalinya winwin harus menggunakan kekuatannya.
Dari arah dapur renjun berlari membawa handuk kering guna untuk membersihkan darah yang keluar dari mulut jaemin.
Sedangkan mark dan taeyong terkejut melihat kejadian itu, taeyong kemudian mendekati winwin, memberikan usapan pada pundak memberikan ketenangan sedikit.
Taeyong melirik mark, menyuruhnya untuk membawa jaemin ke kamar winwin saja, mark mengangguk dan melaksanakan permintaan taeyong.
Dengan sigap dia membawa tubuh jaemin diikuti yang lain masuk ke dalam kamar winwin, ditidurkannya tubuh jaemin di atas kasur.
Saat mark sudah menidurkan jaemin, tiba-tiba mata jaemin terbuka, dia sudah sadar.
"mark" ucapnya lirih.
"mark, pergi ke kamar haechan dia membutuhkanmu" sambungnya.
Semua yang di sana tentu kebingungan dengan ucapan jaemin, kenapa haechan membutuhkan mark.
pranngggg
Dari arah kamar haechan terdengar suara benda pecah, sontak membuat semuanya terkejut dan saling menatap.
"cepat mark" sekarang mark paham apa yang dimaksud jaemin.
Mark langsung berlari ke arah kamar haechan, dia tau kamar mana yang harus dia masuki karena dia yang membawa haechan pulang tadi.
Mark terkejut saat melihat kondisi kamar haechan, semua benda berserakan seperti angin ribut sudah memporak porandakan kamar ini.
Dan mark lebih terkejutnya lagi saat melihat haechan berdiri di sana, di dekat jendela yang terbuka memandang ke arahnya dengan bola mata berwarna merah?.
Tbc...🌻
dwaekki🐽🐰┏(^0^)┛
KAMU SEDANG MEMBACA
[03][pt.1] Pure Blood Vampire
Fanfic[ COMPLETED ] [Vampire] [Fantasy] "takdirmu bisa menjadi pelindung dan kekuatanmu, atau bahkan dia bisa jadi penghancurmu. Itu tergantung bagaimana kau menyikapinya" "bagaimana aku akan mengenali takdirku?" "kau akan tau nanti saat waktunya tiba, ta...