Bagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terima kasih karena masih menunggu Lia dan Leo Selamat membaca ❤ . . . . . . .
Leo berlari setelah mendapatkan panggilan dari Kakaknya Lia untuk mencari keberadaan Lia yang pergi sejak sore dan belum juga pulang hingga tengah malam.
Leo bernafas lega setelah melihat Lia tengah duduk di kursi taman yang menghadap lapangan komplek, gadis itu mengenakan topi dan jaket berwarna putih. Leo langsung mengetahuinya karena topi itu pemberiannya, Leo mengelap keringatnya lalu duduk di samping Lia.
Lia menoleh sesaat, namun pandangannya kembali tertuju ke ring basket di hadapannya. Sunyi menyelimuti keduanya tak ada yang berniat membuka pembicaraan dan keduanya sibuk dengan fikiran masing masing.
"Lo di kasih tau, Ib,,," Lia menjeda kalimatnya lalu menggelengkan kepalanya "Tante gue yang bilang kalo gue ga ada di rumah ?" Tanya nya
Leo menaikan alisnya maksud dari kata yang Lia ubah itu apa ? Mengapa Lia menyebut ibunya dengan sebutan tante ? "Bukan, Kak Sean yang bilang" Ujarnya
Leo tak tahan lagi dengan diamnya lagi Lia, ia memegang pundak Lia memutar tubuh itu agar menghadap ke arahnya "Lo bisa bilang apapun masalah lo sama gue sama kaya gue yang selalu bilang sama lo apapun masalah gue," Leo terkejut ketika melihat bulir air mata di pipi Lia "Lo kenapa ?"
Lia menundukan kepalanya "Gue malu," Ia menangis "Terlalu malu buat cerita sama lo,"
Leo menarik Lia kedalam pelukannya, ia mengusap punggung Lia mencoba menenangkan Lia semampunya. Ia tak bisa memaksa Lia bercerita jika itu membuat Lia tertekan atau bahkan malu.
Setelah tangisan Lia reda dan pelukan pun di lepaskan, Lia bercerita tentang keluarga kandungnya hingga akhirnya di adopsi oleh keluarga tantenya yang menyembunyikan kebenaran tengang keluarga kandung Lia yang sebenarnya. Membuat Lia merasa tak ada satu orang pun yang dapat Lia percaya sekarang, ia juga merasa menjadi seorang anak yang durhaka karena memilih keluar dari rumah sendirian dari pada ikut terbakar bersama keluarganya.
"Bokap dan nyokap lo yang sekarang pasti punya alasan kenapa menutupi ini semua dari lo," Tangan Leo berada di pundak Lia menepuk nepuk guna menenangkannya
"Gue ga marah sama mereka, gue cuma malu buat pulang ke rumah gue ga tau harus manggil mereka apa terlalu banyak gue repotin mereka," Tutur Lia lirih
Leo menatap mata Lia "Kalian tuh keluarga, di dalam keluarga ga ada yang namanya ngerepotin,," Ujarnya
"Mau gue ajarin ga caranya lupain semua fikiran aneh yang menumpuk di kepala lo ?" Leo berjongkok di hadapan Lia, mengikat tali sepatu Lia yang seperti biasa selalu terlepas.
Lia menunduk melihat Leo yang dengan lihainya menalikan tali sepatunya "Gimana ?"
Leo tersenyum, ia berdiri menggenggam tangan Lia "Lari," Ia menarik tangan Lia berlari mengelilingi lapangan sembari berteriak.