•5

74 12 0
                                    

Selamat membaca ❤
.
.
.

Semalam saat Lia hendak tidur, ibu masuk kedalam kamar Lia dengan tergesa. "Lia ibu dan ayah harus pergi ke Bandung, ga papa kamu di rumah sendirian malam ini ?"

Lia mengerutkan keningnya "Ada apa di Bandung bu ?"

Ibu menggeleng "Nanti ibu cerita," Ia menarik tangan Lia "Ayo, kamu kunci rumah dari dalem. Kalo ada apa apa hubungin ibu yah."

Ibu memeluk Lia sebelum masuk kedalam mobil bersama ayah. Lia menutup pintu rumah, kembali ke kamarnya. Ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tiba tiba rumah gelap, Lia refleks berteriak memanggil Ayah. Yang biasanya akan memeluknya saat itu juga.

Gadis dengan baju tidur panda itu membuka mata, ia mencoba melihat semuanya sungguh gelap. Ia mencoba melangkah kan kakinya dengan pelan, tangannya mencari laci yang biasanya berisi lilin atau pun senter.

Tapi tak menemukannya, hingga tak sengaja ia menyenggol guci milik ibu hingga terdengar suara pecahan. Lagi lagi ia berteriak memanggil nama ayah dan Ayah tidak datang memeluknya. Air matanya mengalir kala merasakan perih di kakinya. Ia menginjak pecahan guci.

Pohon itu masih sama, sudah berapa jauh Lia berlari namun tak menemukan titik terang yang ia lihat pohon pohon tinggi yang sama. Lia mengusap air matanya yang terus mengalir dengan kasar meyakinkan dirinya akan baik baik saja ia terus berlari hingga ia merasa kelelahan dan memutuskan untuk duduk.

Ia merasakan ada seseorang yang berteriak membuat Lia senang, ia berdiri berteriak "Ada orang di sana ?"

Lia mengedarkan pandangannya, berharap orang yang berteriak tadi akan menemukannya dan membantunya keluar dari hutan lebat ini. Lia menemukan beberpa orang dengan pakaian hitam berlari ke arahnya, Lia melambaikan tangannya untuk mempermudah orang yang Lia yakini akan menolongnya ketika melihat keberadaan Lia.

Namun Lia meraskan seseorang menarik tangannya yang tengah melambai, menyeret tubuh Lia berlari bersamanya. Lia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria itu "Lepasin, lo tuh siapa ?"

Pria itu membalikan wajahnya tanpa menghentikan larinya menatap Lia "Mereka orang jahat," Anehnya Lia tak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu

"Lo yang jahat, mereka lagi nyari gue dan mau nyelametin gue dan lo malah bawa gue masuk lebih jauh kedalam hutan,"

Pria itu tak menjawab sekarang, ia hanya berlari dengan sangat cepat menggenggam tangan Lia.

Lia terbangun dengan nafas terengah masih dalam keadaan gelap. Ia memekik "Ayah," Namun, lagi lagi ayah tak menghampirinya. Lia sangat ketakutan sekarang hingga nama seseorang keluar dari bibirnya "Leo,"

Tak lama suara pintu terbuka dengan cahaya bersamanya, Lia tak bisa melihat jelas siapa orang yang datang dengan lampu di tangannya. Namun panggilan orang itu mampu membuat Lia berdiri tegak "Leo, gue disini." Teriaknya

Leo menghampiri Lia, melihat wajah Lia yang kusut dengan rambut berantakan. Leo menarik Lia kedalam pelukannya, mencoba menenangkan gadis itu sebisa mungkin "Gue disini, jangan nangis." Ujarnya

Lia masih terisak di dalam pelukan Leo "Gue takut," Lia semakin menangis saat mengucapkan itu

Leo yang mengerti akan ucapan Lia segera mengeratkan pelukannya, "Tapi lo ga papa sekarang," Tenangnya mengusap lembut rambut Lia yang basah karena keringat

Saat Leo hendak mengunci pintu rumah karna sudah malam. Ia mendapatkan panggilan masuk dari ayahnya Lia, memberi tahu bahwa Lia sendirian di rumah sekarang dan meminta Leo untuk melihat apakah Lia baik baik saja.

ShoelocesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang