Tanggal 27 Juli 2019. Semester baru di mulai. Pelajaran kembali di mulai, para siswa kembali di sibukan dengan aktivitas sekolah. Sama seperti Lia, baru saja keluar dari rumah dengan mengangkat sebelah kakinya membenarkan letak tali sepatunya. Mulutnya menyumpal roti yang di olesi selai nutela coklat favoritnya.Suara nyaring ibu dari dalam rumah "Lia kebiasaan tas ketinggalan," Ibu keluar menjingjing tas biru langit hadiah dari ayah saat ia berulang tahun
Lia nyengir, mengunyah kembali rotinya setelah menerima tas dari ibu. "Lia berangkat ya bu, Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam," Jawab ibu
Lia berjalan terburu buru, beberapa kali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Tinggal lima menit lagi gerbang di tutup. Ia mendengus belum melihat daftar kelas mana yang ia dapat. Ia mempercepat langkah kakinya, mulai berlari namun berhenti ketika seseorang menepuk pundaknya.
Lia menoleh, "Kenapa sih udah telat nih," Ia mengangkat jam tangannya
Pria itu menundukan kepala Lia dengan tangannya "Benerin dulu tuh tali sepatu, jatoh baru tau rasa lo," Setelah mengatakan itu pria itu berjalan dengan satu tangan yang di masukan kedalam saku celananya
"Singa dasar, ga ada lembut lembutnya." Hana sedikit berteriak mengatakannya agar Leo, laki laki itu mendengarnya
Tidak ada sahutan Leo terus saja berjalan tanpa memperdulihan Lia yang masih membenarkan tali sepatunya yang selalu membuatnya terlambat ke sekolah. Lia bisa menalikan sepatu namun itu tak bertahan lama dan akan lepas dengan sendirinya.
Lia sampai di papan pengumuman dengan nafas terengah. Ia merapihkan rambutnya, berjalan melewati kerumunan siswa yang juga tengah mencari namanya. Lia tak berhasil, tubuhnya yang mungil mana bisa masuk ke kerumunan siswa yang tingginya saja dua kali lipat darinya.
Ia menghembuskan nafasnya, meniup poninya. Baru saja Lia melangkahkan kakinya satu langkah, semua siswa di depannya bubar saat seorang siswi meneriaki nama Farel. Seperti biasa memang selalu menghebohkan.
Lia akhirnya sampai di mading sekolah, mencari namanya. Ia tersenyum saat menemukan namanya tercantum dengan nama Sandra, sahabatnya. Senyumnya luntur saat mendengar suara seseorang di belakangnya.
"Semoga akur, kita sekelas." Ujarnya menepuk pelan pundak Lia
Lia mengumpat dalam hati, setelah melihat nama Leo juga terpampang di atas namanya saja sudah membuat senyumnya hilang. Dan sekarang ia juga harus satu kelas dengan Farel ? Siswa yang sangat di gilai semua siswi di Sma madani. Oh sebenarnya Lia tidak termasuk.
Lia menyusuri koridor kelas mencari dimana kelasnya, sekolah sudah agak sepi karna bel sudah berbunyi lima menit yang lalu dan Lia baru saja mencari kelasnya. Ia baru keluar dari toilet untuk setor, pagi tadi tidak sempat.
Lia melebarkan matanya saat melihat pak Danu wali kelasnya berjalan ke arah yang Lia yakini kelasnya. Jarak Lia dan kelasnya dengan jarak Pak Danu lebih dekat, ia berlari agar sampai terlebih dahulu ke kelas.
Hingga nafasnya berhembus lega saat ia melihat Leo menarik tangan Pak Danu mengajaknya berbicara. Boleh Lia berspekulasi jika Leo memberikan Lia waktu untuk masuk kelas dengan aman ? Leo ? Si singa itu ? Tidak mungkin pikir Hana. Mungkin Leo meminta Pak Danu agar ia bisa pindah kelas. Itu sih harapan Lia.
******
See u next chapter ❤
10 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoeloces
Teen FictionBagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...