Bagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca Terima kasih sudah menunggu Lia, Leo dan Farel,, . . . . . . .
Lia sampai di sekolahnya pagi pagi sekali, hari ini ia menjadi petugas piket. Lia memilih untuk membersihkan papan tulis saja, tugas paling mudah. Lagian masih ada orang lain yang bertugas hari ini bukan hanya dirinya.
Lia membalikan tubuhnya dan mendapati Farel yang sangat dekat dengannya membuat Lia mundur satu langkah, tidak bisa terlalu jauh karna punggungnya sudah menabrak papan tulis.
Farel mengangkat tas berwarna biru tua milik Lia, "Lain kali kalo mau cabut, tas jangan lupa,"
"Kenapa ada di lo ?" Lia mengambil tasnya secara paksa dari tangan Farel.
"Ga penting, sekarang mana imbalannya ?" Farel menengadahkan tangannya di hadapan Lia.
Lia tersenyum sinis "Pamrih banget lo jadi orang,"
Lia menaruh satu bungkus permen loli berbentuk telapak kaki berwarna merah pada telapak tangan Farel.
Satu persatu siswa datang memenuhi kelasnya, lain halnya dengan Farel yang malah keluar dari kelas. Lia tersenyum ketika melihat Sandra datang dengan ceria duduk di sampingnya. "Lo kemarin cabut kemana ?"
Lia menggelengkan kepalanya enggan untuk bercerita, matanya melihat Leo datang lalu melewati mejanya duduk di belakang Lia. Semua tatapan siswa tertuju padanya, Lia dapat melihat jika setiap orang pasti bertanya tanya dengan keadaan Leo.
Setelah kasus Papi Leo terkuak di media, semua perhatian tertuju pada keluarga Leo padahal yang bekerja di Firma hukum itu bukan hanya Papi nya Leo. Tapi karena keluarga Leo yang sudah mendapatkan perhatian karena kebiasaan mereka menyumbang di banyak panti asuhan dan melakukan kegiatan sosial lainnya membuat keluarga Leo tersorot.
Leo memasang earphone di telinganya, kepalanya ia tundukan memainkan ponsel adalah pengalihan dari tatapan semua siswa.
Lia yang hendak bertanya mengurungkan niatnya, ia kembali menatap Sandra "Tugas matematika udah selesai ?"
Sandra menjatuhkan kaca yang sedari tadi di pandangnya "Gue lupa," Ujarnya heboh "Liat lah Lia,"
Lia tersenyum "Kebiasaan lo," Lia membuka tasnya ia menemukan banyak bungkus permen dan banana milk di dalamnya. Lia mengerutkan dahinya pasti Farel yang melakukannya dasar pria itu.
"Gue kemarin maraton drama sama Caera jadi kelupaan sama tugas," Sandra menerima buku dari Lia
"Loh kalian kemarin hangout ko ga ngajak gue,"
Sandra menoleh dari sela aktivitasnya yang tengah menyalin jawaban milik Lia "Lo kemarin ngedate kan sama Leo mana mau kita ganggu," Ia mencolek bahu Lia
"Lo apaan sih," Lia menoleh pada Leo berharap pria itu tak mendengarnya, sayangnya harapan Lia tak terkabul. Leo tangah duduk menatapnya, earphone yang tadi di gunakannya sudah tak lagi menempel di kedua telinganya.