Happy reading ❤
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah pelajaran pertama selesai kelas XI 2 menjadi ribut. Mulai dari beberapa siswi mendekati Farel, dengan senyum manja yang mereka berikan pada Farel tak jarang yang mengatakan bersyukurnya mereka bisa satu kelas dengan Farel.
Lia yang sibuk mengobrol dengan Sandra pun di acuhkan oleh lawan bicaranya. Sandra tak lepas memperhatikan Farel dengan mata berbinar, sesekali mendengus karna siswi yang tersenyum centil.
Sandra berbalik menatap Lia "Centil banget sih tuh cewek," Ia menghentakan tangannya pada meja "Caper banget emang,"
Lia terkekeh "Lo masih suka sama si Farel ?" Ia mengeluarkan earphone dari tas menyambungkannya pada mp3 yang selalu di bawanya.
"Gimana gue berhenti suka sama dia, dia makin ganteng aja," Sandra mendekatkan tubuhnya pada Lia "Liburan kemarin gue ketemu dia di puncak, dia sama keluarganya" Ia memperlihatkan beberapa foto yang ia ambil
Hana menggelengkan kepalanya "Kenapa ga lo deketin, buat minta foto bareng ?" Tanyanya
Sandra menggelengkan kepalanya "Farel itu paling sensi kalo tentang keluarganya, jadi gue ga mau ganggu dia."
Lia menganggukan kepalanya, beroh ria "Ya udah lanjutin aja," Ia menunjuk Farel yang masih di kerumuni para siswi. Pandangan mereka bertemu, Lia segera memutuskan kontak mata mereka. Mata itu selalu sama sangat dingin, bahkan dengan cuaca panas di luar saja tidak mempengaruhi dinginnya suasana yang tiba tiba membeku saat Farel menatapnya.
Lia memasang kedua earphone di telinganya, kepalanya ia jatuhkan di atas lipatan tangannya menutup matanya menikmati setiap alunan musik di telinganya. Semalaman ia tak bisa tidur nyenyak karena mimpi buruk yang selalu mampir dan Lia sulit tertidur lagi setelahnya.
"Lia lo liat ga tadi Farel natap gue, ya ampun beruntung banget gue. Pasti cewek cewek kecentilan itu iri sama gue kan," Sandra mengibaskan rambutnya ke belakang, mengeluarkan kaca yang selalu di bawanya di saku seragamnya.
Mereka berjalan ke kantin setelah Sandra memaksa Lia. Lia menggelengkan kepalanya, "Iya lah, semoga aja itu pertanda baik," Ia menepuk pudak Sandra "Udah ngacanya, nanti jatuh baru tau rasa lo," Lia menurunkan tangan Sandra
Sandra mendengus namun menurut, memasukannya kembali pada saku seragamnya. Suara cempreng seseorang di belakang mereka menghentikan langkah Lia dan sandra.
"Lia, Sandra," Ia mengalungkan kedua tangannya di leher Lia dan Sandra. Siapa lagi kalo bukan Caera salah satu sahabat Lia dan Sandra
"Gimana temen sekelas lo ?" Sandra melepaskan tangan Caera dari pundaknya
"Yang bener aja, di kelas sana isinya orang pinter semua," Caera menundukan kepalanya lemah "Gue kayanya ga bakal dapet juara satu di kelas itu,"
Lia mengusap pundak Caera "Tapi lo sekelas kan sama Ario ?" Tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoeloces
Подростковая литератураBagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...