Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.................
Seminggu sebelum porlas
Lia mendrible bola basket di tengah lapangan, matanya beberapa kali mencari seseorang yang akan datang. Lia sudah meminta Leo untuk datang ke lapangan komplek, mengajarinya bermain basket. Sudah lama sekali ia tidak bermain basket, semasa smp ia mengikuti club basket dan sekarang sudah lupa dan kaku.
Lia melempar bola kearah ring di hadapannya namun tak berhasil "Kemana sih tuh anak," ia menggerutu mengejar bola yang menggelinding
Ia duduk di bangku taman, kembali mencoba menghubungi Leo dan akhirnya tersambung. "Jadi ga ?" Tanyanya
Leo yang saat ini baru saja selesai mandi teringat dengan janjinya yang akan membantu Lia belajar basket. "Sory gue lupa, sekarang gue otw ke sana,"
Dengan gesit ia memakai baju dan sepatu, ia bahkan lupa mengeringkan rambutnya. "Mau kemana de ?" Tanya mami melihat anak bungsunya berlari keluar rumah
"Ke lapangan bentara Mih,"
Leo menundukan tubuhnya, mengatur nafasnya yang memburu karena berlari dengan cepat. Ia melihat Lia yang duduk di bangku taman di temani banana milk dan bola basketnya.
Lia melihat Leo yang berjalan kearahnya, ia melemparkan bola basket ke arah Leo "Lama banget sih,"
Untung Leo yang salah, jadi ia bisa memaklumi jika Lia marah padanya. "Gue ketiduran tadi,"
Leo terkekeh melihat ekpresi kesal Lia, "Oke lo mau gue beliin apa biar ga marah ?"
Lia berdiri dari duduknya "Ajarin gue aja,"
Waktu berlalu dengan cepat, matahari sudah tenggelam satu jam yang lalu dan Lia masih mencoba memasukan bola kedalam ring basket.
"Udah kita coba besok aja lagi," Leo menarik bola dari tangan Lia yang kembali akan mencoba melempar bola kedalam ring
Lia mendelik, kembali merebut bola dari tangan Leo "Gue ga mau ya kelas gue kalah gara gara gue," ia kembali melemparnya namun hasilnya tetap sama gagal.
"Kok bisa ya gue jadi kaku gini main basket,"
Leo berdiri di belakang Lia, memegang pundak mungil itu dari belakang. Leo menarik tubuh itu untuk mundur satu langkah, "Di sini posisi yang tepat buat lo lempar bola,"
"Coba lo lempar," Titah Leo, ia berdiri di samping Lia sekarang memperlihatkan pose seperti akan melempar bola yang diikuti Lia di sampingnya. Leo mulai menghitung dan Lia melempar bola saat hitungan ketiga.
Lia bersorak ketika bola berhasil masuk, "Gue cuma lupa sesaat aja," Ujarnya bangga
Leo mengacak poni Lia "Belagunya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoeloces
Teen FictionBagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...