Hayoo masih ada yang baca kah ?
Seabad ga up 'lahi butek mon maaf'
Tiba tiba foto Farel di sana lho ?
Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lia turun dari taxi di depan komplek, alasannya ia hanya sedang ingin jalan jalan saja. Merasa aneh pada dirinya sendiri yang entah mengapa bisa tertidur dengan nyenyak saat menonton film di bioskop padahal Lia bukan orang seperti itu. Apalagi film yang di tontonnya adalah film kesukaannya.Lia tak begitu perduli dengan perlakuan Farel yang tiba tiba menyuruhnya pulang sendiri, dan menutipi wajahnya dengan jaket kulitnya. Ya mungkin ia bertemu dengan Sandra di mall dan tak ingin membuatnya kembali ribut dengan Sandra.
Lia melepaskan jaket kulit dari pinduknya, menyampirkannya di tangan kiri. Tangannya meraih ponsel dari dalam tas selempangnya, mecari nomor Farel. Entahlah Lia hanya ingin mengabari Farel jika Lia sudah sampai rumah dengan selamat.
Bukankah itu pesan yang di katakan Farel sebelum taxi yang di tumpangi Lia menjauh. Lia mengetikan pesan "Sopir taxi udah balik mangkal,"
Tak mendapatkan balasan, Lia memilih kembali berjalan menyusuri komplek dengan tangan memegang jaket kulit dan topi hitam milik Farel. Saking paniknya Lia tadi sampai lupa memberikan jaket dan topi pada Farel.
Suara klakson mobil membuat jantung Lia hampir saja lepas, Lia membalikan tubuhnya menatap mobil berwarna putih di sampingnya. Kaca dari si pengemudi itu perlahan turun menampilan Sean, dengan setelan santai dan kacamata di batang hidungnya.
"Lho ? Dari mana ?" Tanya Lia memutari mobil, duduk di samping Sean.
Sean melajukan mobil "Jalan jalan dong," Ujarnya "Abisnya gadis yang satu ini lebih milih jalan sama cowoknya di banding sama kakaknya," Sean mencubit pipi Lia dengan gemas
Sean membunyikan klakson saat melihat pria di pinggir jalan, "Cowok yang tadi nyariin kamu ke rumah,"
Lia melihat Leo dari kaca spion yang menatap kepergiannya, ia jelas melihat saat Sean tersenyum ke arah Leo namun tak berniat berhenti atau menyapa Leo sama sekali.
"Jangan mainin hati anak orang Dek, inget jangan maruk juga,"
"Siapa juga yang mainin hati orang ?"
Sean tersenyum melihat tingkah adik perempuannya yang tak pernah berubah semenjak pertama kali Sean bertemu dengannya, gadis ini memang selalu gengsi dan terlalu banyak berfikir dalam mengambil keputusan.
Dan membuat kebanyakan orang merasa di mainkan, hari ini Lia akan baik kepada seseorang tapi tidak menutup kemungkinan jika esok Lia akan sangat membenci orang tersebut tanpa alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoeloces
Подростковая литератураBagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...