Bagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca . . . . . . . .
Leo memainkan ponselnya sembari berjalan menuju kantin, ia baru saja meriject panggilan dari Sella yang tidak menyerah terus memanggilnya dan mengiriminya pesan untuk mengajaknya makan siang bersama.
Leo tidak suka wanita yang bergerak terlebih dahulu, ia lebih suka jika ia yang bergerak dan berusaha untuk wanita bukan untuk di perjuangkan. Tapi bukankah sekarang Leo sedang tidak bergerak untuk wanita mana pun ?
Seseorang menepuk bahunya membuat Leo membalikan tubuhnya, melihat siswi yang pernah di bantunya beberapa hari yang lalu. Leo memasukan ponselnya kedalam saku celana "Ada yang bisa di bantu ?" Tanyanya
Ferly tersenyum, mengangkat paperbag di tangannya "Aku mau titip ini,"
Leo mengangkat kedua alisnya tak mengerti, lalu tersenyum "Buat Aldo ?" Tebaknya. Seperti biasa memang beberapa siswi yang menghampirinya dengan hadiah pasti itu adalah titipan untuk Aldo atau Farel
Ferly menggeleng "Bukan," Ia mendorong paperbag itu agar di terima Leo "Ini baju olah raga kak Lia yang aku pinjem seminggu yang lalu, aku baru sempet kembaliin sekarang,"
"Ah, Lia," Leo menerima paperbag dari Ferly "Kenapa ga kasih sendiri ?"
"Aku ga ketemu kak Lia dari tadi,"
"Cewek sok sibuk emang," Cibir Leo pada Lia membuat Ferly tersenyum "Dia itu emang gitu kalo di cariin pasti susah banget ketemunya, nah kalo lagi ga di cari muncul mulu tuh orang,"
Ferly ikut tertawa mendengar ucapan Leo mengenai Lia yang baru saja ia ketahui, ternyata memang sedekat itu Leo dan Lia. Perasaan yang baru saja berkembang di hatinya seharusnya sudah berhenti berkembang sekarang.
"Kak Leo tau banget ya tentang kak Lia," Ujar Ferly setelah menghentikan tawanya
Leo melirik Ferly "Iya juga ya ?"
Dari samping mereka berdua jelas mendengar suara Lia yang nyaring membuat keduanya menoleh secara bersamaan. Leo memperhatikan Farel yang memberikan roti dan banana milk pada Lia, entah apa yang mereka bicarakan hingga akhirnya mereka pergi bersama.
"Kenapa ga di kejar kak ?" Ferly menyadarkan Leo yang masih terpaku di tempat dimana Lia dan Farel saling berinteraksi
"Lia ga perlu di kejar," Ujarnya, ia mengangkat paperbag di tangannya "Nanti gue kasih ke Lia,"
**********
Lia merasakan rambutnya tersapu oleh angin yang kencang, ia mengikuti Farel hingga sampai di rooftop gedung sekolahnya. Selama dua tahun bersekolah di sini, ini kali pertamanya mengunjungi rooftop. Karna pengaruh Farel tentunya, dia memiliki kunci akses rooftop yang selalu di kunci oleh pihak sekolah karena selalu di jadikan tempat merokok siswa laki laki lain.