Selamat membaca
Lho kok foto Leo nya di bawah ya ?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sekolah kembali kondusif, Lia sudah sehat dan kembali bersekolah. Tidak lupa dengan Leo yang selalu di sampingnya membuat Lia merasa risih dengan pandangan siswi lain yang memusatkan perhatian ke arah mereka berdua.
Lia duduk di kursinya, melihat sebotol banana milk di mejanya. Ia mengedarkan pandangannya mencoba mencari petunjuk dari orang yang menyimpannya, ia tak melihat Farel yang kemungkinan hanya satu persen memberinya banana milk. Leo ? Tidak mungkin dia berangkat sekolah bersama Lia mana sempat ia menyimpan banana milk di meja Lia.
Sandra ? Mungkin, ia melihat tas sandra di kursinya tapi tak melihat orang itu. Lia tersenyum mendapat petunjuk siapa yang menyimpan banana milk di mejanya. Mungkin Sandra sudah memafkannya, apa harus Lia sakit dulu agar Sandra memaafkannya ?
Tak lama Sandra masuk kedalam kelas, pandangan mereka sempat bertemu namun Sandra memutuskannya dengan cepat. Sandra duduk di kursinya, membuka buku catatannya.
Mungkin Sandra memang masih canggung pada Lia. Lia memakluminya, ia meminum banana milknya.
Jam istirahat berbunyi semua siswa di kelasnya berhamburan menuju kantin begitu juga Lia, jangan lupakan dengan Leo di sampingnya berjalan beriringan.
"Ngapain sih ?" Lia mendorong pundak itu menjauh darinya
"Engga takut lo pingsan lagi aja, nanti ngerepotin gue lagi," Leo menepuk nepuk punggungnya "Berkat gendong lo kemarin, punggung gue kaya mau remuk tau ga,"
"Siapa suruh lo gendong gue ? Di sana ada anak pmr juga yang bakal angkut gue,"
"Gue ga mau tau ya, lo harus ganti rugi sama traktir gue makan siang hari ini,"
Lia memutar bola matanya malas, menghadapi Leo membuat harinya buruk ia baru saja merasa bahagia karna Sandra memberikannya banana milk walau itu belum pasti.
Lia berhenti dari langkahnya membuat Leo juga otomatis menghentikan langkahnya, "Lo mau ikut ke toilet juga ?"
Leo menggelengkan kepalanya "Gue tunggu di kantin kalo gitu,"
"Iya," Lia masuk kedalam toilet.
Selesai dengan apa yang ingin ia lakukan di toilet, Lia mematikan kran air. Berniat membuka pintu toilet namun perkataan seseorang membuat Lia menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu.
"Gue jadi takut cowok gue di rebut sama si Lia perusak hubungan orang itu,"
Lia mempertajam pendengarannya saat ia mendengar namanya di sebut sebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoeloces
Teen FictionBagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...