Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.Lia berjalan menyusuri koridor dengan mulut mengemut permen loli yang di belikan Leo tadi pagi. Bukan di belikan sebenarnya, Lia saja yang minta.
Ia mengedarkan pandangannya ke setiap sisi koridor yang berisi beberapa orang tengah mongobrol. Setelah berpisah dengan Leo di depan gerbang sekolah, karena Leo seperti biasa akan selalu mampir ke camp nya katanya.
Lia merasakan seseorang menabraknya dari belakang untung saja ia dapat menahan berat tubuhnya yang maju beberapa langkah. Permen loli yang di emutnya lepas dan jatuh ke lantai.
Lia membalikan tubuhnya dan melihat seorang siswi yang sudah terduduk di lantai, rambutnya basah juga seragamnya Lia berjongkok membantu siswi tersebut untuk berdiri.
"Lo kenapa ?" Tanya Lia saat siswi itu berhasil berdiri, namun wajahnya masih menunduk lalu menggeleng lemah.
"Gue ada baju olahraga bersih di loker kalo lo mau pinjem bisa gue pinjemin," Tutur Lia. Mana mungkin siswi bername tag Ferly ini akan melanjutkan pelajaran dengan keadaan basah begini.
Ferly mengangguk, mengikuti langkah Lia yang terayun menuju lokernya. Lia mendapatkan ucapan terima kasih berkali kali saat Ferly sudah selesai mengganti baju.
"Kok bisa lo basah sih, hari ini ga hujan kan ?" Tanya Lia melihat langit yang nampak cerah di pagi hari.
"Aku cuma keseleo di toilet kak," Ujarnya dengan suara sangat pelan nyaris tak terdengar. Bibir Ferly pucat pasi, matanya sangat kosong.
"Udah makan ?"
Ferly mengangguk lemah "Sudah kak," Ia memaksakan bibirnya tersenyum "Aku harus ke kelas, besok aku akan balikin baju ini," Ujarnya berlalu
Lia tampak menimang jawaban yang tidak berdasar dari Ferly, sudah jelas tubuhnya basah. Tidak mungkin jika ia terpeleset dan jatuh di toilet, sedangkan toilet tidak memiliki genangan air yang dapat mengguyur tubuh seseorang.
Lia menggelengkan kepalanya, melirik jam yang melingkar di tangannya tinggal satu menit lagi Pak Haris sampai di kelasnya. Lia mengetuk kepalanya, mengapa ia harus terlibat dengan urusan orang lain sih.
Pak Haris akan mengurangi nilai seseorang yang telat di mata pelajarannya, tidak ada alasan maupun permohonan. Semuanya seperti sudah tertulis di peraturan hidupnya. Lia berlari sangat cepat, tangannya hendak membuka pintu kelas namun ia menurunkannya lagi.
Ragu. Hingga akhirnya seseorang membukanya, lalu masuk ke dalam kelas. Lia membulatkan matanya, itu berarti ia bisa masuk kelas dengan bebas karna mungkin Pak Haris akan sibuk mencari nama siswa yang telat itu untuk mengurangi nilainya.
Lia berjalan perlahan menuju mejanya, ia tak melihat Leo di sana. Bukannya Leo tadi datang bersamanya, apa Leo masih di basecamp nya ? Tidak Farel sudah ada di kelas berarti Leo juga seharusnya sudah ada di kelas.
Sandra menyikut tangan Lia lalu mendengus "Dari mana aja sih lo ?"
Lia menyengir. Matanya menangkap Leo berdiri di depan bersama pak Haris jadi yang tadi telat bersamanya adalah Leo ? Apa Leo membantunya masuk dengan selamat ?
Ah Sial ia harus membayar itu nanti. Sudah di pastikan saat Leo melewati mejanya dan mengetuk dua kali meja Lia Apa lagi kalo bukan tagihan traktiran ice cream. Dasar kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoeloces
Teen FictionBagi Aulia Gea Himeka terbangun di malam hari atau menjelang pagi sudah menjadi kebiasaannya, bukan karna Lia sebutan gadis itu ingin terbangun di jam jam seharusnya ia tertidur lelap dan nyenyak. Melainkan karena mimpi buruk yang selalu menghampiri...