12. Saat pasanganmu ingin dibonceng

91 23 2
                                    

Nabila spontan terdiam, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Cukup sampai sini perdebatan mengenai makan, jika diteruskan tidak akan berkesudahan, karena Izza tipikal orang yang tidak mau mengalah.

Nabila kembali membuka suara, "Yaudah dua, tapi habis ini kamu makan buah, ya?"

Izza mengangguk, Nabila menyuapinya dengan rasa gugup. Entah kenapa, tangan Nabila bergetar tak seperti biasanya, lidah Izza pun terasa kelu, ada rasa penyesalan dengan kata yang ia ucapkan sebelumnya dengan berteriak.

Ada rasa ingin menoyor Izza walaupun lelaki itu tengah sakit.

Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Nabila, "Em Za! Kamu udah lama pacaran sama Audi?"

Uhuk uhuk!!

"Eh eh keselek." Nabila panik.

Pertanyaan Nabila membuat Izza tersedak, ia cepat cepat minum teh yang sudah tersaji dengan tudung gelas. Tanpa berpikir, tanpa meniup dan tanpa basmalah pun Izza tidak peduli dan akhirnya.

"Anjerrrr panass!!" teriak Izza.

Nabila datar "Makanya bismillah dulu."

"Bacod!!" Izza berdecak kesal.

Nabila berdecih membantu, wajahnya cemberut serta bibirnya mengerucut. Izza yang disuapi Nabila pun tidak sadar sudah berapa sendok ia makan, karena terlarut dalam pembicaraan mengenai hubungannya dengan Audi.

Izza membuka suara, "Gue dah lama pacaran sama Audi."

Iyaaaa udah tau bambang

"Jangan berani-berani lo nyentuh dia!"

Jingin birini birini li nyintih diyi, hilih!

"Sebelum gue nikah sama lu, gua sudah bilang sama Mamah kalo gue sudah punya pacar. Tapi Mamah malah nyuruh gua putus sama Audi, ya nggak terimalah gue!"

"Gatau kenapa, gue sayang banget sama Audi. Kalo gue lagi jalan berdua, gak bisa lepas, orang-orang pun gue bodo amatin aja. Sampe-sampe Devan pernah marahin gue karna gue terlalu mentingin Audi daripada temen, temen-temen gua pada bilangin gue terlalu mengedepankan ego."

Nabila menyela, "Kamu tau pacaran itu dosa?"

Wajah Izza langsung berubah, "Tau gue. Dalam surah Al-Isra kan?"

"Nah tu tau kalau pacaran itu dosa, tau suratnya lagi. Kenapa masih pacaran?"

"Ya suka suka gue lah, dosa juga nggak samaan."

Terlihat sekali Izza menghindari pembicaraan ini.

"Gue pacaran karena gue dah pinter, gak kaya lo! Sudah-sudah o'on, gak punya temen lagi," tekan Izza. Topik pembicaraan sudah kemana-mana tanpa tujuan.

"Seluruh kelas lo itu isinya cuman anak-anak preman pasaran. Yang nggak tau adab dan perilaku, suka telat ama sering dihukum guru." Izza kembali bersuara.

"Kamu nggak tau gimana rasanya gabung sama mereka, kalo gabung kamu pasti–"

"Pasti apa? Pasti nyaman? Ya enggaklah, dengerin gue nih. Selain kotor, kumuh, kelasnya di ujung lagi, gue bakalan muak liat muka-muka kalian. Di kelas lo orangnya bodoh semua, lo harusnya bisa ammpphhrs!"

Nabila langsung memasukan sesendok bubur ke mulut Izza karna kesal, tak terima dengan semua perkataannya.

"Kamu berisik, mentang-mentang kamu kelas unggulan. Enak aja mau rendahin kelas kami, tunggu aku jadi ketua kelas, bakal aku rubah semuanya!"

Sekarang Nabila menuding Izza yang menyunggingkan senyum sinis, sudah dari tadi ia berusaha sabar dan akhirnya membuat naik pitam.

"Oke! Gue tunggu lo jadi ketua kelas," Izza bertepuk tangan, "apa lu bisa jadi ketua kelas tahun ini."

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang