34. Amarah yang berejolak

79 17 1
                                    

Rima menatap Izza penuh kebencian, "Mertua kamu meninggal, Za."

Izza kaku, "Me-meninggal? Innalilahi."

"Nabila udah nelpon kamu, Nak." Rima berusaha meredam amarahnya.

Izza memeriksa ponselnya, "Tapi kok ngga ada di daftar panggilan?"

Rima dan Ardi diam.

Rima berkata, "Mungkin di hapus Audi."

Izza menoleh tak percaya. Perbuatan Audi yang telah membuat Izza dimarahi, perbuatan Audi juga lah yang membuat Izza tidak sempat melihat sosok mertuanya. Sebulir air mata Izza mengucur di permukaan pipi.

Rima menegaskan, "Mulai sekarang hape kamu Mamah ambil, kunci motor Mamah pegang. Jadi, jangan harap kamu bisa keluar rumah." Rima bangkit.

"Mah!"

Rima menoleh, "Apa?"

"Izza udah gede, ngga perlu lah ambil ambil hape Izza. Izza juga ada keperluan."

Rima menyeringai horor, "Oh, kamu mau chatingan sama Audi ya? Keperluan tugas apa? Kamu sekolah bergantung pada buku! Secanggih apapun teknologi, ya materi sama rangkuman ada di buku."

"Tapi, Mah. Audi bisa marah kalo Izza ngga ngasih kabar! Mamah ngerti dong ah!" Izza mendengus kesal.

"SEMPAT-SEMPATNYA DI WAKTU GINI KAMU MIKIRIN DIA!!"

Karena sangat geram, Rima membanting ponsel Izza hingga remuk dan serpihan kaca berhamburan.

Izza bangkit, "MAH!"

"MULAI SEKARANG NGGA ADA HAPE HAPEAN LAGI, SEKOLAH DI ANTAR PULANG DI JEMPUT!!" Rima langsung naik meninggalkan Ardy dan Izza yang di ruang tamu.

Izza mengadu pada Ardy, "Pah, kenapa Mamah kaya gitu! Hape Izza hancur."

"Mulai sekarang kamu ngga boleh ketemu Audi." Ardy bangkit dan melangkah.

"Pah! Kenapa kalian ngga bisa ngertiin perasaan Izza sama Audi? Salah kah Izza sama Audi pacaran? Nggak kan?" Izza berteriak.

"Kamu yang ngga ngerti Nabila!" Ardy membalikkan badan.

"Apa hubungannya Izza sama Nabila!" Izza makin berontak.

"KAMU SUAMINYA, IZZA!"

Untuk pertama kalinya, Izza mendapatkan perlakuan seperti ini dari ayahnya. Sebenarnya Ardy adalah tipikal orang yang sangat ramah pada semua orang, selain itu ia sangat lembut. Tapi kali ini tidak, Ardy juga perlu berkata kasar untuk menyadarkan anaknya sendiri.

Izza tertampar oleh kenyataan. Di sisi lain pikirannya memikirkan Audi, di sisi lain memikirkan Nabila. Jalan pikirannya terbagi dua. Ia sangat pusing. Lelaki ini cuma bisa menghempaskan diri di kasur.

Pagi ini Izza berjalan di koridor dengan wajah yang berbeda, stylish seorang Izza sangat menarik perhatian. Lelaki itu dikenal angkuh dan arogan di sekolah. Biasanya kalau pagi, mau pergi sekolah atau pulang, Izza pasti membawa ponsel di tangan kanannya. Tapi pagi ini berbeda, tangan kanannya kosong.

Audi mendekati Izza yang tengah murung, "Izza! Kok kamu ngga aktif-aktif si whatsApp? Sibuk apa kamu?"

Izza sangat kesal mendengar suara Audi, "Kamu ya kemaren hapus log panggilan dari Mamah sama Papah aku?"

Audi terdiam sesaat, wanita itu membusungkan dada dan malah melantur, "Nabila! Apa hubungan kamu sama Nabila hm?"

Izza bangkit dari kursinya, lalu menarik tangan Audi dan membawanya ke tempat sunyi. Pagi ini bukannya tenang, Izza malah tidak bisa menepis amarah. Audi sudah keterlaluan.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang