23. Suprice

73 19 0
                                    

Nabila mengendap-endap pergi ke kelas, ia mengintip di jendela apakah banyak yang menanti kedatangannya kali ini. Kelihatannya semua anak kelas IPS 4 terlihat murung. Apalagi Gea, hanya Nabila lah teman wanita satu-satunya di kelas.

"Assalamualaikum!" Nabila meloncat masuk pintu, "gimana kabar kalian!!?"

Mereka yang tengah murung langsung mendatangi Nabila. Gea gerak cepat menghampirinya, begitupun juga si kembar.

"Lo kok sebelum pulang berapa hari yang lalu, ngga ngasih gue alamat rumah lo? Gue mau ke rumah elo padahal sama yang lain," titah Gea melipat kedua tangannya.

Nabila terkekeh, "Hehe, aku kan ngga punya hape. Gimana juga coba ngabarinnya?"

"Lah kita kan bisa nyari, andai kasih alamat, kalau udah kasih alamat kita mencar nyari rumah lo!" sambung Cibro.

Nabila berusaha menenangkan, "Syut, udah udah. Lagipun aku dah sembuh."

Nabila menautkan alis, "Kalian kok rapi banget hari ini?"

"Lu sakit apa?" tanya Cibra.

"Sakit biasa lah, ahahah." Nabila mencebik.

Hening. Semua temannya menatap dengan datar dan kosong, entah apa yang ada dipikiran mereka, Nabila merasa takut sekarang.

"Kok kalian diam gitu?" kata Nabila memundurkan langkahnya.

Namun, semakin Nabila mundur, Gea beserta lainnya ikut memajukan langkah untuk lebih dekat. Sehingga Nabila merasa agak sesak napas.

"Mau ngapain kalian?" Nabila melotot.

Mereka yang awalnya datar lantas tersenyum sambil mengeluarkan sesuatu dari belakang punggung mereka.

"Tadaaaaa!!" seru mereka bersamaan.

Nabila terkejut ketika melihat banyak bunga beserta makanan ringan di depannya, "Apa apaan?" Ia masih kebingungan.

Gea berkata, "Ya hadiah lah, hadiah buat lo!"

"Hari ini ulang tahun lo kampret," ujar Cibro.

Sempat kebingungan, Nabila menunjuk dirinya sendiri, "Hah, aku ultah?"

Mereka semua mengangguk.

"Jangan sakit lagi, ya? Kelas sepi banget tau ngga. Apalagi lu sebagai ketua kelas, harus sehat dan aktif," sambung Cibra.

"Hooh sepi banget!" ucap Cibro.

Nabila melihat mereka satu persatu, sudah tidak mengenakan lipstik hitam ala rocker lagi. Sudah tidak ada lagi rantai yang terjuntai di celana mereka. Kelas juga terlihat bersih, tidak seperti dulu saat Nabila pertama kali menginjakkan kaki. Terlihat seperti kapal pecah.

Mata Nabila berkaca-kaca, "Kenapa kalian ngga pake lipstik? Mana rantai ala rocker kalian?"

"Kita berusaha berubah pelan, Bil. Itu semua karena lo tegas memotivasi kami," ujar Gea.

"Alhamdulillah, ternyata perjuangan aku mengubah kelas ini ngga sia-sia." Air mata Nabila jatuh. Rasa bangga melihat teman-temannya berubah menjadi siswa yang dapat dicontoh.

Kemudian Erwin datang mengalihkan perhatian mereka. Erwin yang menyampirkan tas di bahu langsung tersentak melihat mereka bergerombol dan menatapnya horor.

"Nga-ngapain kalian? Tumben kalian datangnya pagi." Erwin terheran-heran melihat perubahan mereka.

"Kok lu datangnya kesiangan si?" celetuk Gea. Karena wanita itulah yang merencanakan semuanya.

"Gue keluar dulu," ucap Gea pergi keluar kelas.

Nabila menyela, "Heh mau ke mana, Gea!!?" Pertanyaan itu tak direspon.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang