"Bu, Pa, Nabila pulang ya. Udah dua hari disini, Nabila mau ngejar pelajaran," ucapnya sambil mencium punggung tangan mereka.
Saat berbalik, ia terperangah melihat Aina bersimbah air mata di hadapannya. Lantas sahabatnya itu langsung memeluk dengan erat.
"Kamu jangan sakit ya, jaga diri kamu baik-baik." Pesan Aina pada Nabila.
Nabila mengerjab dan berbisik, "Loh, kok kamu tau aku kemaren sakit?"
"Makanya kalau mau bohong liat dulu orang yang mau dibohongin." Sebenarnya memang salah jika ingin berbohong pada Aina, karena sahabatnya itu tahu serba-serbi tentang Nabila. Cs kental memang tidak bisa dilepas.
Aina berbisik di telinga Nabila, "Kalau kamu ditindas jangan terima. Apalagi kalau Izza, kerjain dia, akal jahil kamu banyak cuy."
Bisikan setan
Nabila mencubit lengan Aina hingga gadis itu berteriak, "Tenang aja." Tatapannya sangat meyakinkan saat acungan jempol Nabila tepat di depan mata Aina.
"Aku pulang yaa! Dadah!!" Nabila menaiki taksi, lambaian tangannya masih terlihat di balik kaca hitam. Aina juga berpamitan dengan Jodi dan Erni.
"Kata Nabila, dia mau pisah sama Izza pas mau lulus sekolah." Barinton Jodi terdengar lirih di telinga istrinya.
Erni menoleh, "Kapan dia bilang?"
"Pas Bapa mau tidur, Ibu sudah tidur duluan malam tadi," sambung Jodi menghembuskan nafasnya.
"Yahh, Ibu malam tadi emang kecapean."
Uhuk uhuk!
Erni terbatuk, lantas Jodi merangkul pundak istrinya itu masuk ke dalam rumah. Kondisi Erni di depan Nabila sungguh kuat dan semangat. Tanpa Nabila tahu, sebenarnya Erni saat ini sedang sakit. Beruntung Nabila pulang ke rumah, anggap saja sedang menjenguk dirinya.
Padahal tanpa Erni tahu, Nabila juga sakit, tapi gadis itu sangat pandai membuat ekspresi wajah sehingga tidak ada tanda-tanda sedang sakit.
🖤🖤🖤
Izza membuka pintu rumah dengan senyuman, hari ini terlihat bahagia. Sebab Audi mengajaknya muncak pada tanggal 12. Ia kembali menutup pintu bersama siulan, tidak ketinggalan pendengaran Izza masih di isi dengan lagu lewat earphone miliknya. Saat ia berbalik.
"Izza!"
"HANTU!!"
Izza terkejut sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Gugup dan gemetar, itulah dirinya sekarang. Perlahan Izza melihat sosok yang berdiri di depannya ini dari bawah hingga atas melalui celah jari-jari tangannya. Lebih mengejutkan lagi ketika ia melihat sosok itu adalah Nabila dengan pose bercekak pinggang menatapnya dengan mata datar.
Izza langsung berdiri, "Kok lu pulang?"
"Emang kenapa?"
"Kenapa pulangnya ngga tahun depan aja?" kata Izza.
Nabila menghembus napas kasar. Baru bertemu, dirinya hendak melayangkan tamparan untuk Izza. Memang sulit mengontrol emosi jika dekat dengan Tuan Arogan yang satu ini.
"Mana hape lu?" Izza melirik-lirik.
Amarah Nabila lenyap berganti senyum, ia mengambil ponsel di kantung bajunya.
"Ini diaaa!!" seru Nabila memperlihatkan ponsel barunya berwarna hitam itu.
Mau iklan vino ya, Bil?
Sudut bibir Izza ke atas serta tatapan matanya datar, "Nokia?"
"Iya Nokia, bagus kan!!?" Nabila bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)
Literatura Feminina📌SEBELUM BACA FOLLOW DULU📌 Happy reading bestie Tiba tiba menikah, dan tiba-tiba tinggal satu atap dengan gadis tak di kenal, otak lemot dan tidak pandai dalam hal pelajaran. Tiada hari tanpa emosi bagi seorang lelaki biasa macam Izza. Bukan, mel...