Seorang wanita berpakaian modis tengah berjalan di koridor sekolah. Sepatu hak tinggi serta kacamata hitam membuat penampilannya elegan serta estetik. Ia jadi pusat perhatian. Wanita bergincu tebal ini sepertinya mencari-cari seseorang. Nabila yang tengah tergesa-gesa mengantarkan buku ke kantor, berpapasan dengan wanita itu.
"Eh, Nak!"
Nabila mengerem langkahnya, "Eh, iya, Bu? Maaf ada apa?"
Wanita ini menurunkan kacamatanya ke pangkal hidung, "Bisa tolong bantu Ibu? Ibu nyari siswa."
Nabila mendadak terpesona karena wanita yang berada di depannya ini sangat cantik, matanya pun tak berkedip. Wanita tersebut bingung, dan menyentuh pundak Nabila.
"Ah astaghfirullahaladzim maaf, Bu. Ah iya nama siswanya siapa? Kelas berapa?"
"Erwin, Erwin Maulana kelas 12 IPS."
Mimik wajah Nabila seketika berubah, tubuhnya mematung. Apa benar Ibunya Erwin secantik ini?
"E–Erwin?" Bicaranya tersendat-sendat.
"Iya."
"Bentar ya, Bu. Nabila mau ngantar buku ke kantor dulu." Izinnya sedikit membungkuk.
Nabila mengantarkan Ibu Erwin ke kelas. Dan ternyata di sana ada Erwin yang tengah main catur bersama si kembar dan Gea.
Nabila memanggil, "Erwin!"
Erwin menoleh, "Bund!"
"Bundaaaaa!" Erwin langsung berlari.
"Anakkuuuuu!"
Nabila yang sifatnya receh tidak bisa menahan tawa.
Di kantin Nabila meremas rok, tatapannya agak canggung. Ini baru pertama kali, ia di ajak Erwin untuk makan bersama Ibunya di kantin. Mau memulai topik juga agak susah. Banyak mata yang membicarakan mereka.
"Bund, ini temen aku namanya Nabila," kata Erwin bersemangat.
"Iya, Bunda udah tau."
"Oh, udah tau ya?" Erwin terkekeh.
"Malam besok kamu ulang tahun, kan? Ajak semua temen kamu ya. Kita syukuran di rumah." Perkataan ini membuat mata Erwin berbinar. Tidak ada pesta, cuma syukuran saja sudah lebih dari cukup.
Ibu Erwin menggamit tangan Nabila sambil tersenyum, "Kamu datang ya, kamu harus datang."
Nabila kaget, demi apapun ia ternganga dengan perlakuan wanita yang ada di depannya ini. Nabila seperti, melihat bayangan almarhum Ibunya. Hatinya merasa tenang.
"Eh iya, Bu. InsyaAllah Nabila datang."
🖤🖤🖤
Malam ini, Izza tengah sibuk di depan laptop seperti biasa. Tapi malam ini ia terlihat kalang kabut, entah apa yang lelaki ini kerjakan. Nabila keluar kamar dan sedikit menarik perhatian. Nabila mendekat dan berjongkok.
"Ngapain?"
"Tujuh puluh enam tambah lima puluh empat berapa?"
Sudut bibir atas Nabila terangkat, tak ketinggalan dengan matanya yang datar. Apa apaan ini, ia hanya ingin menyapa, bukan mau menjawab soal.
"Coba deh jangan nambah beban pikiran aku."
Izza mengajukan penawaran, "Kalau lu bantuin gue ngitung ini, gue traktir ke supermarket."
Nabila mengerjab, "Beneran?"
Izza kesal, "Mau apa kaga!"
"Iya mau!" Langsung saja Nabila beralih posisi ke samping Izza. Segala kata hitungan keluar dari mulut lelaki ini. Membuat Nabila agak kesusahan, padahal di depan matanya ada kalkulator. Di tengah kesibukan, mereka sempat berdebat karena ada kekeliruan.
![](https://img.wattpad.com/cover/256681309-288-k647366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)
ChickLit📌SEBELUM BACA FOLLOW DULU📌 Happy reading bestie Tiba tiba menikah, dan tiba-tiba tinggal satu atap dengan gadis tak di kenal, otak lemot dan tidak pandai dalam hal pelajaran. Tiada hari tanpa emosi bagi seorang lelaki biasa macam Izza. Bukan, mel...